Akhirnya, saya dapat pencerahan.
Gerfika itu aneh.
Ku saran kan, jangan pernah berfikir untuk mengenal nya. Karna, otak kalian akan lelah berfikir tentang nya.
Ia benar benar tak tertebak.
Tapi, karna kalian sudah terlanjut membuka book ini, mau tau mau, kalian harus mengenal nya, melalui aku.
Mari, ku kenal kan.
.
.
.
.Nama nya Gerfika. Cewek ekstrovet yang tak tertebak isi fikiran nya apalagi hati nya.
"Sayang ku, cinta ku, permata hati ku, udah sarapan sweety?" tanya Gerfika pada teman nya, Niko.
Niko itu anak introvet. Dan sedikit culun, namun karna berteman dengan Gerfika, ia jadi banyak dikenal.
"Fik! Berhenti gini deh! Kita dikirain jadian!" kata Niko kesal.
Gerfika mengedip beberapa kali, kemudian tersenyum konyol, "Gak papa dong! Kalo kita dituduh pacaran, malah bagus dong, aku kan suka kamu~ sayaaang," ia menempel pada lengan Niko.
Niko langsung menjauh, "Fik! Berhenti kek! Gue capek akh!"
Niko meninggalkan nya untuk ke kelas, tentu saja diikuti cewek aneh itu.
"Nik, dengerin nih, gue mau ngomong,"
"Hm, paan?" sahut Niko.
"Aku berlari dari koridor sekolah sampai rumah mu...,"
Niko menghentikan langkah nya, dan menatap Gerfika bingung, apa lagi yang akan gadis aneh ini lakukan?
Gerfika tersenyum saat Niko menatap nya, "Dari koridor ke rumah mu? Ngapain? Ya capek lah!" kemudian ia tertawa tanpa beban.
Mengabaikan Niko yang memandang nya datar.
Kemudian, ia menoleh ke Niko, dan tawa nya semakin kencang.
Tanpa berkata, Niko pergi meninggalkan nya.
"Eh, Nik! Tunggu gue dong!" Gerfika memegang lengan nya.
Dan dengan cepat, Niko tepis secara kasar. Sangat kasar.
Sampai, Gerfika yang biasa nya ribut, kini terdiam. Niko tak pernah seperti ini. Apa ia salah untuk bercanda? Apa candaan nya keterlaluan?
"Niko... Lo.. Kena--,"
"BERHENTI IKUTIN GUE! GUE CAPEK TEMENAN SAMA LO! NYUSAHIN! NGEREPOTIN! BUAT SUSAH! JANGAN TEMUI GUE LAGI!" teriak Niko tanpa berfikir dua kali, kemudian ia meninggalkan Gerfika yang terdiam.
"Niko...,"
Gerfika tetap tersenyum konyol, orang orang yang berlalu lalang tak ada yang sadar, Gerfika akan berubah sebentar lagi.
***
Berhari hari, mereka tak saling berkomunikasi. Gerfika berkali kali mendatangi nya, mengajak nya ke kantin, pulang bersama, jalan malam, atau yang lain nya. Namun, semua Niko abaikan.
Kira kira, sudah seminggu Niko begini. Pada akhirnya, ia menyerah pada ego. Karna, ia rindu pada sahabat nya itu.
Hari ini, Niko menunggu di gerbang, menunggu Gerfika untuk meminta maaf, dan ia ingin, mereka berteman seperti biasa lagi.
Lima menit lagi, bel masuk.
Niko mengernyit, tidak biasa nya Gerfika datang telat. Apa mungkin gadis itu kesiangan?
Ah, rasanya tidak mungkin ia kesiangan. Ia sangat tahu seperti apa Gerfika itu.
"Nik! Ayo masuk! Udah mau bel! Ngapain disitu?" ucap Serin, teman sekelasnya dan Gerfika.
Niko mendekat, "Gue nunggu Gerfika. Semalam dia datang kan?"
"Datang. Tapi...,"
"Apa mungkin dia kesiangan ya? Udah mau bel, tapi gak datang juga," gumam Niko.
Serin membuka tas nya dan memberikan sebuah amplop.
"Ini. Dari Gerfika. Semalam hari terakhir nya sekolah disini, semalam sore, dia pindah,"
Niko terdiam. Mengambil amplop itu dan entah kenapa kaki nya lemas.
"Lo bohong kan Ser?"
"Gak guna buat bohong Nik, udah ah, gue masuk duluan."
Meninggalkan Niko yang masih termangu, susah untuk berkedip.
Akhirnya, dengan susah payah Niko berkedip, menunduk menatap surat dari gadis aneh itu.
Dengan cepat ia keluar gerbang sekolah.
Ke gang sempit yang buntu.
Tak ada siapa pun disitu.
Hai Nikoooooo~
Kenapa sih diamin gue mulu?!
Gue kesel ya, anjir!
Lo kenapa sih?
Capek temenan sama gue? Nik, gue kan imut! Kok bisa bosen sih? Emang gak semangat gitu liat gue di pagi hari nan cerah?
Nik, em... Gue mau pergi hiks hiks, gue gak mau. Gak mau pisah sama lo. Mau sama lo aja. Tapi, gue dipaksa. Kesal bat gueeee:(
Nikooooo gue pasti bakal kangen.
Nik, besok hari terakhir gue sekolah. Gue berharap, kita bisa habisin waktu sama sama ya:)
Kalo nanti gue udah pindah, lo harus kangen gue. Oke?!
Nik, gue jalan dari gerbang ke halte. Gak capek sih, cuma ngasi tau aja.
Bye nik~~
-Gerfika cantik, manis, imut, ngangenin.
Niko menenggelamkan kepalanya di kedua lutut yang ia tekuk.
Niko salah.
Ia bodoh.
Membiarkan cewek aneh itu memenuhi ruang hati nya.
Sekarang, saat ia pergi, Niko yang harus menahan sakit nya sendiri.
Niko hanya tak tau, setiap malam, Gerfika di tempat nya berpijak, selalu menggumamkan namanya, berharap mereka jodoh disuatu hari.
Sakit ya, jatuh cinta pada sahabat sendiri, seperti para readers yang hanya berharap tanpa di peduli kan:)
Fin.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT
Short StoryKumpulan cerita pendek berbeda beda genre. selamat membaca. dan jangan lupa vote:). tengkyu