"Dia hamil..." ujar seorang pria pelan.
Tentu saja sang wanita kaget bukan main.
"Sejak kapan? Aku kaget dengar nya.."
"Dua minggu yang lalu," jawab si lelaki.
"Itu beneran anak kamu?"
Si lelaki memandang perempuan iti tak suka.
"Dia bukan wanita kayak gitu Kanya. Aku tau dia,"
Perempuan bernama Kanya tadi mengangguk pelan, "Jadi sekarang kita..."
"Putus. Maaf kalau kamu kecewa, tapi aku harus bertanggung jawab sama apa yang udah aku perbuat,"
"Kenapa kamu tega banget? Mana Reca yang aku kenal? Kenapa kamu se jahat ini?" lirih Kanya.
"Itu kecelakaan Nya.. Aku mabuk, aku gak sadar,"
"Dan kamu semudah itu percaya kalo itu anak kamu? Bisa aja kan dia bohong?!" bentak Kanya.
"Kanya!! Tutup mulut kamu!!! Sinta bukan orang macam itu!!"
Kanya tertawa lirih, "Nyesal aku Rec, nyesal aku ngasi rasa percaya sama kamu."
"Maaf Nya..." Reca menundukkan kepala nya.
"Gak papa, yaudah kamu pergi gih sana. Kita udah selesai kan?" Kanya mengusir secara halus.
Reca mengangguk, "Sekali lagi maaf Nya, aku bener bener ngerasa bersalah,"
"Udah lah lupain aja, semoga kamu bahagia ya Rec,"
"Iya, kamu juga ya Nya,"
Reca berjalan keluar cafe meninggalkan Kanya seorang diri.
Air mata Kanya tak dapat ini tahan lagi. Menetes deras menganak sungai di pipi.
"Reca bajingan!" maki nya.
Senyum dan keramahan nya tadi hanyalah sebuah topeng. Jujur, Kanya sangat ingin memaki Reca dengan segala umpatan kasar. Namun sekarang tidak bisa, hati nya tak sanggup. Setelah 3 tahun menjalin kasih, tidak dalam sekejap mata untuk Kanya menghilangkan perasaan ini, Kanya butuh waktu.
"Jadi... Anak aku lahir tanpa ayah?" batin Kanya sembari mengelus perutnya.
Dia lah mengajak Reca bertemu untuk memberi Reca hadiah bahwa Kanya mengandung buah cinta mereka. Namun diluar dugaan, Reca menghancurkan segala nya dengan pengakuan nya.
"Aku kuat. Aku dan janin ku akan hidup bahagia tanpa bajingan setan itu."
***
"Semua udah siap Kanya?" tanya Tina, ibu Kanya.
"Udah ma, udah beres semua nya,"
"Kamu yakin mau pindah ke Seoul?" tanya Tina memastikan lagi.
Kanya mengangguk, "Aku butuh suasana baru ma, tolong jangan larang aku."
Tina mengangguk pelan, "Mama gak akan larang kamu, semoga kamu sehat sehat aja disana, dan juga bayi kamu,"
"Iya ma, mama jangan lupa datang ke pernikahan Reca ya, wakilin aku,"
Tina menghela nafas, "Kenapa hati kamu baik banget Nya?"
"Mama apaan sih? Nanti aku baper loh," canda Kanya.
Tina tertawa, "Yaudah mama buatin kamu susu dulu ya,"
Kanya mengangguk sebagai jawaban.
Setelah pintu tertutup, disitu lah air mata nya kembali menganak sungai. Dia belum bisa menerima kenyataan bahwa ia di campakkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT
Short StoryKumpulan cerita pendek berbeda beda genre. selamat membaca. dan jangan lupa vote:). tengkyu