Maaf (2)

2.2K 91 3
                                    

Setelah beberapa tahun tanpa ada nya cinta dalam hati nya, kini Ziro menjadi lelaki galak, dingin seperti tak tersentuh.

Sebelum nya, selamat! Zera, kamu berhasil membuat Ziro menjadi seperti ini.

Sekarang, tidak ada lagi Ziro yang menjadi anak anak SMA dengan segala kenakalan dan kebrengsekan nya.

Hanya ada, Ziro dengan setelah jas kantor yang begitu pas membungkus tubuh nya.

Dia menghempas kan punggung belakang nya ke kursi kebesaran nya.

Kemudian, dia melihat figura foto yang terpajang di meja kerja nya.

Tersenyum, "Ngeliat foto nya aja, cape gue ilang." ujar nya.

Tok

Tok

"Masuk.." suruh Ziro.

Yang mengetuk pintu masuk.

"Pak Ziro. Pengganti sekretaris Anda yang mengundurkan diri kemarin, telah datang. Mau saya panggil kan sekarang untuk di introgasi?"

Ziro mengangguk, "Suruh dia masuk." suara nya sangat datar dan dingin.

"Baik."

Kemudian orang tadi keluar dan meninggalkan Ziro sendiri.

"Zera... Kamu dimana?" lirih Ziro sambil memijat pelipis nya.

Tok

Tok

"Silahkan masuk." suara bariton Ziro membuat yang mengetuk pintu sedikit gugup.

"Tenang Zer, tenang." ucapnya pelan.

Ziro menunduk, sehingga tidak melihat siapa orang di depan nya.

Begitupun Zera. Dia tak melihat wajah Ziro karna memang Ziro terlalu menunduk.

"Boleh saya lihat berkas berkas yang kamu bawa?"

Zera melotot mendengar suara itu. Dia kenal betul itu siapa. Namun, dia harus bersikap profesional.

Tanpa kata, Zera meletakkan map yang di tenteng nya tadi.

Ziro masih tak menatap nya.

Ziro memeriksa berkas berkas itu kemudian mengangguk.

Perlahan, kepala nya naik.

Deg

Deg

Deg

Deg

Deg

"Kamu gak saya terima jadi sekretaris saya." ucap Ziro tegas. Dia harus memainkan peran sekarang.

"Kok gitu?! Saya memenuhi syarat semua nya loh!!" seru Zera.

"Untuk apa jadi sekretaris saya? Sedangkan kamu bisa jadi sekretaris di rumah," balas Ziro.

"Sialan. Baper gue." rutuk Zera.

Ziro terkekeh dan beranjak dari duduk nya.

"Lo tau gak? Lo nyusahin banget! Gue bener bener kangen, sial." Ziro berbisik di telinga Zera.

"Gue kan kuliah," kata Zera.

"Selalu itu alasan lo."

"Tadi malam gue mimpi. Kita jadi anak sekolahan lagi, dan lo selingkuh sama cewek lain. Malah cewek nya di mimpi gue si Dina pula!" cerita Zera.

Sontak. Zori terbahak.

Apa tadi? Selingkuh? Sama sekali tak ada dipikiran Ziro. Dia terlalu fokus dengan rasa rindu nya.

"Hahaha, kamu ada ada aja,"

"Ish! Bener Ziro! Atau kamu jangan jangan selingkuh beneran ya sama Dina dari kita masih sekolah. Ngaku kamu!"

Zera menatap Ziro dengan penuh selidik.

Ziro semakin tertawa keras, "Itu cuma ada di mimpi kamu sayang, gimana aku mau selingkuh, kalo kamu aja serakah borong semua ruang hati aku, dasar!" rayu Ziro.

Tentu saja Zera merona, siapa sih yang gak merona di rayu suami sendiri.

"Nah, terus maksud kamu apa sok sok an mau lamar kerja?" tanya Ziro.

Zera terkekeh sedikit, kemudian memberikan sebuah kertas.

Ziro membuka lipatan kertas itu dan matanya kontan melotot lebar.

"K-kamu... Hamil?"

Zera mengangguk kencang, "Ucapin selamat datang dong!!" perintah nya dengan mata mengerjap lucu.

Ziro menurut, dia membungkuk dan berbicara seraya mengelus perut istri nya, "Selamat datang di perut bunda sayang, sehat sehat disana. Ayah langsung gak sabar mau main sama kamu,"

Cukup sekali saja Ziro merasakan sakit nya di tinggal oleh Zera dulu.

Setelah ditinggal oleh Zera, Ziro menjadi manusia kejam. Kemudian, waktu membuat kedua nya jatuh cinta untuk kedua kali nya.

Jatuh cinta dengan orang yang sama, namun dengan perasaan yang lebih besar.

Sekarang, Ziro sadar Zera adalah semesta nya.

Sekarang, Ziro paham bahwa rasa bosan bukan lah suatu alasan untuk mengakhiri.

Dan sekarang, Ziro tau keputusan pernah berselingkuh adalah keputusan yang benar benar bodoh dan sia sia.










Pendek banget ya? Hehe, maap ye, nanti kalo sempat aku publish lagi. Hari ini aku puas2in publish dulu, sebelum besok aku balik ke asrama lagi:')

Maafkeun kalo sekarang jarang update, karna memang aku lagi jadi santri, dan susah buat pegang hp. Mungkin setelah ini aku pegang hp nanti bulan 11 tapi kalo aku megang, pasti aku usahain publish walau satu part.

Apasih wkwk gapntg bener bacud gue:v

ONE SHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang