Kalian ingat permintaan Reca? Sekarang, Kanya benar benar menuruti keinginan mantan nya itu.
Reca pulang ke Indonesia, dia juga tidak pernah ingin tau kabar tentang pembohong itu, fikir nya begitu.
"Tuan muda... Anda.. Di suruh menghadap nyonya dan tuan besar.." salah satu maid dirumah nya berkata seperti itu.
"Ah, baik lah, aku segera kesana." ia meninggalkan laptop nya dan bergegas ke ruang keluarga.
"Silahkan duduk Reca,"
"Papa, makasi udah izinin aku tinggal disini lagi ya, hehe,"
Reca terkekeh canggung melihat tatapan dingin kedua orang tua nya.
"Bagaimana perasaan kamu sekarang?" tanya Aleardo datar.
"Perasaan aku?" Reca balik bertanya.
"Iya, perasaan kamu Reca. Gimana? Udah ngerasa puas membentak bentak Kanya tanpa mikirin perasaan nya?" serobot Cessie.
Deg.
Deg.
"Mama.... Tau dari... Mana?" Reca berusaha tidak berucap terbata bata.
"Kamu gak perlu tau itu. Sekarang mama minta kamu pilih. Sinta atau Kanya?"
"Sinta lah!" jawab Reca tanpa perlu pikir dua kali. Untuk apa memilih pembohong seperti Kanya? Merugikan!
"Yakin memilih Sinta?" sahut Aleardo.
"Yakin lah pa,"
"Setelah melihat ini?" Cessie memberikan sebuah rekaman di ponsel nya.
Reca menonton rekaman itu dengan rahang mengeras.
"Ma... Pa..." lirih nya.
"Pada nyata nya, kamu gak akan bisa pergi dari Kanya. Tapi mungkin, Kanya yang akan pergi dari kamu." tandas Cessie kemudian meninggalkan suami dan anak nya.
"Terkadang papa bingung Reca, kenapa kamu terlalu bodoh?"
"Pa..."
"Sekarang terserah kamu. Mau gimana pun, apa pun keputusan kamu, papa dukung selagi itu baik." Aleardo juga meninggalkan Reca.
Dengan cepat, Reca mengambil ponsel nya dan langsung mendial nomor Kanya.
Panggilan pertama, tidak di angkat.
Panggilan kedua, tidak di angkat.
Begitu terus hingga panggilan panggilan selanjutnya.
"Kanya.... Lo kemana?"
Dia mencampakkan ponsel nya dan langsung mengambil langkah cepat ke arah kamar.
Saat pintu terbuka sedikit. Reca mendengar, Sinta sedang berbicara dengan seseorang di telfon.
"Iya sayang, kamu tenang aja, si Reca itu udah nemuin si Kanya kok, rencana kita berjalan mulus,"
Karna Sinta tak sengaja men loud speaker panggilannya, Reca bisa mendengar jelas ucapan orang di sebrang telefon itu.
"Hahaha, si Reca itu beneran bodoh ternyata, gak tau aja dia si Kanya emang hamil anak nya dan kamu hamil anak aku, astagaaa dia tolol banget,"
Selanjutnya mereka sama sama tertawa. Menertawakan kebodohan Reca.
Reca membatu mendengar suara di sebrang telfon itu.
Itu suara..... Kevan?
Wawww hadiah yang sangat mengejutkan diri nya.
"Udah puas ketawa nya?" Reca berucap dengan suara berat nya membuat siapa pun pasti merasa di interogasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT
Short StoryKumpulan cerita pendek berbeda beda genre. selamat membaca. dan jangan lupa vote:). tengkyu