Destiny of Our Love | Part 24 - That's not me

1.7K 50 6
                                    

Hope you guys enjoy this story.

My Playlist :

Ed Sheeran - Dive

Your Playlist :

"Daddy akan menunda acara pernikahanmu selama mungkin, kau tenang saja." bisik Joe kepada Calvin yang sedari tadi mengikutinya.

"Ku pegang ucapanmu, dad." jawab Calvin serius.

"Sebentar lagi kau akan berkerabat dengan kami, Mr. Petrov" ujar William Venesturd.

"Ah, Mr. William Venesturd Robinson, sesungguhnya aku sudah sangat tidak sabar untuk hal tersebut. Hari dimana cucumu dan putriku sama-sama mengucapkan sumpah pernikahan di depan altar gereja." sahut Petrov sambil tersenyum sumringah.

"Sebenarnya aku tidak menyangka hal ini. Aku pikir, tidak akan ada lagi orang yang akan setuju jika putrinya harus menikah dengan cucuku." ujar William Venesturd santai.

"Kau lucu sekali, Mr. Robinson mana mungkin tidak ada orang yang menginginkan cucumu menjadi menantu mereka?" balas Petrov yang juga santai.

"Dad,"  panggil Joe yang baru tiba bersamaan dengan Calvin, tanpa mereka ketahui bila mereka sudah memotong pembicaraan kedua orang tersebut.

"Hey Joe, kau kemana saja? Aku mencarimu sedaritadi." tanya Petrov ramah.

"Ya, aku sudah mengetahuinya dari keponakanku," jawab Joe singkat.

"Lagipula, ada apa kau mencariku?" sambungnya.

"Aku hanya ingin membahas tentang pernikahan antara putramu dan putriku. Aku ingin segera menentukan kapan hari pernikahannya." jelas Petrov dengan terseyum lebar.

"Ide yang bagus, namun aku tidak ingin pernikahan ini berlangsung terlalu cepat. Calvin ingin mengadakan acara tunangannya dibeberapa negara dengan adat yang berbeda-beda." jelas Joe yang sempat melirik sebentar kearah Calvin.

"Ya, itu benar. Aku ingin pernikahanku di buat dengan sangat meriah hingga seluruh penjuru dnia tau jika calon istriku kini bukan lagi Olivia, melainkan Juliana." sahut Calvin sambal melirik kearah Juliana.

"Wait, kau serius dengan apa yang kau bicarakan?" tanya Juliana keheranan.

"Seperti yang kau tahu, aku selalu berbicara serius." jawab Calvin menatap Juliana lekat, yang membuat Juliana menelan ludahnya.

"Oh ya? Aku meragukannya. Bagaimana kau membuktikannya?" tanya Juliana dengan nada bergurau.

'Bhukkk'

Belum sempat Calvin menjawab pertanyaan Juliana, Hans datang dengan memukul wajah Calvin hingga Calvin terpelanting ke lantai.

"Hans! Apa yang kau lakukan?" pekik Juliana yang terkejut melihat ulah Hans.---Begitu pula dengan para audiens.

"Kau! Bedebah satu ini! Kau jelas-jelas tahu dia ini milikku! Mengapa kau ingin merebutnya dariku?!" tanya Hans yang berusaha menahan kepalan tangannya yang sudah siap untuk didarat ke wajah Calvin lagi.

"Aku tidak merebut." jawab Calvin yang kembali membuat Hans mendaratkan kepalan tangannya lagi.

"Kau! Lebih baik kau diam atau kau akan ku bunuh disini!" pekik Hans yang sudah tidak dapat mengontrol amarah dalam dirinya.

"Hans, enough! Please!"  tegur Juliana dengan mata yang sudah berair.

"Don't crying, July."  ujar Calvin yang lagi-lagi membuat Hans memukulnya.

"No! I will not. Do you love him?"  tanya Hans menatap lekat mata Juliana.

"I love you, babe. Please stop it. He is my bestfriend."  jawab Juliana yang menatap mata Hans kembali.

"Don't call me baby. I'm not your boyfriend again."  balas Hans dengan lirih.

"Please, darling."  ujar Juliana menatap mata Hans kembali.---Namun, Hans tidak menggubrisnya lagi, ia beralih menatap Calvin.

"Kau! Tidak cukupkah kau berperang dengan Gio? Haruskah pertemanan kita rusak dengan hal ini?" ujar Hans kepada Calvin.

"Hans, aku tidak ingin merebutnya darimu." jawab Calvin lemas.

"Lalu, apa-apaan dengan semua ini, jika bukan merebut?!" tanya Hans memekik.

"Enough!"  William memekik.

"Jangan membuat nama keluargamu malu di depan semua orang." bisik William kepada Calvin dan Hans.

"Shut the fuck up, Old man."  jawab Hans yang tidak memperdulikan nama baik keluarganya lagi.

'Bhukkk'  satu pukulan dari Calvin mendarat mulus ke pipi Hans.

"Aku masih bisa memberimu toleransi jika kau mengatakan hal tersebut kepadaku, tapi kini kau sudah melewati batasanmu, Hans Benedict!" ujar Calvin yang  memukul pipi Hans lagi.

"Apakah kau tidak di ajarkan sopan santun? Aku dan kau sama-sama berasal dari keturunan bangsawan," sambung Calvin yabg masih memukul Hans.

"Aku pikir kau pasti mengetahui peraturan bangsawan. Namun, ternyata aku salah besar dengan berpikir seperti itu. Sangat tidak pantas bila gelar prince disandang oleh mu yang berlaku seperti arrogant fuck boy,"  sambung Calvin yang juga mengakhiri pukulannya dengan memukul Hans ke arah perut.

"Mengapa kau berhenti? Mengapa tidak kau bunuh saja aku? Bukannya dengan begitu kau dan Juliana bisa hidup bahagia tanpa diriku?" sahut Hans yang sudah lemas.

"Tidak." jawab Calvin singkat.

"Kau tidak salah? Bukannya kau memang ingin menghabisiku agar kau bisa bersama Juliana?" tanya Hans dengan lagak arrogant.

"Tidak, Hans. Aku adalah Calvin William Venesturd bukan pembunuh." bantah Calvin dengan nada tinggi.

"Aku tidak mengatakan jika kau adalah pembunuh." jawab Hans tersenyum seringai yang kini sudah berdiri.

"But, look at this newspaper. You must read that!"  sambung Hans sembari memberikan sebuah koran dari dalam jasnya kepada Calvin.

"Siapa yang menyebarkan hoax semacam ini?" tanya Calvin panik.

"Dad, this is not true."  ujar Calvin menatap Joe dengan mata berair.

"Mana mungkin aku melakukan hal ini. No, This is not me!" pekik Calvin frustasi.

Ia berlari keluar dari ruangan tersebut sambil menggenggam koran tersebut. Ia masuk ke mobilnya. Melajukan mobilnya secepat mungkin ke sembarang arah.

"Aku tidak melakukannya, Seseorang telah menyebarkan hal yang tidak benar." ujar Calvin frustasi sambil memukul setir mobilnya.

Namun, ada sebuah truk yang sudah mengklaksonnya sedari tadi yang tidak ia dengarkan disebabkan oleh rasa frustasinya itu yang mengakibatkan ia membanting setir kesembarang arah yang menyebabkan mobilnya masuk ke dalam sungai menerobos palang yang ada dipinggiran sungai tersebut.

Cukup sampai disini. Kira-kira apa sih yang ada didalam Koran itu?
Gimana keadaan Calvin?

Destiny of Our Love [VENESTURD #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang