Destiny of Our Love |Part 25 - I don't Enjoy it

1.8K 51 0
                                    

Hope you will enjoy this part.

I Warned MySelf - Charlie Puth

Destiny of Our Love | Part 25 - I don't Enjoy it

"Vii, bukan aku yang membunuhmu." ujar Calvin mengigau.

"Calvin, Calvin," panggil Berlinda sambil menepuk-nepuk pipi Calvin.

"Mom, aku hermimpi sangat buruk. Ada orang mengatakan jika aku telah membunuh Vii.ujar Calvin dengan frustasi ketika ia baru saja tersadar.

"Calm down, Calvin. Daddymu sudah mengurusnya, kau tenang saja." jawab Berlinda berusaha menenangkan putra semata wayangnya itu.

"Mom, where is this?"  tanya Calvin setelah tenang.

"Hospital."  jawab Berlinda singkat.

"What happen with me? why i'm here?"  tanya Calvin bertubi-tubi.

"Look at your head. That's the reason why you're here."  jelas Berlinda dengan singkat dan jelas.

"Memangnya, apa yang terjadi denganku, mom?"  tanya Calvin kebingungan dan berusaha untuk duduk namun gagal. Ia meringis kesakitan pada bagian pundaknya.

"Apakh kau tidak mengingatnya sama sekali? Kau mengalami kecelakaan, honey."  jawab Berlinda penuh kasih sayang.

"Mommy harus memanggil dokter sekarang. Kau diamlah di sini, jangan kemana-mana. Kau masih lemah. " pintah Berlinda yang kini telah berjalan ke arah pintu.

"Mom, cepat kembali." balas Calvin lemas.

Calvin memilih untuk memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur kembali.

******************

Apakah Calvin sudah sadar, Aunty? Tanya Juliana yang baru saja sampai ke rumah sakit.

Ya, dia sudah sadar. Dia baru saja istirahat. Sahut Berlinda sambil tersenyum.

Ah, baiklah. Aunty, bisakah aku berbicara kepadamu sebentar? Tanya Juliana dengan tatapan mata yang cukup mengintimidasi.

Tentu saja, July. Mengapa kau harus menanyakannya. Sahut Berlinda yang tak lepas dari senyumannya.

Aku sangat meminta maaf atas kejadian yang telah menimpa Calvin. Semua ini adalah salahku yang telah menerima tawaran dari Tuan Venesturd, secara aku masih berstatus kekasih dari Hans Benedict. Aunty, sejujurnya aku tidak menginginkan hal ini terjadi. Aku sangat mencintai Hans, begitu pula dengan Hans yang sangat posesif. Jelas Juliana dengan wajah yang sangat-sangat menyesal.

"Umm, I see. Namun, apa yang harus kita lakukan? Semuanya sudah terjadi, mengapa kau tidak menolak tawaran suami ku saja?" tanya Berlinda keheranan.

"aku pernah menyukai Calvin, aku juga sebenarnya membenci Olivia. Aku menerima tawaran Uncle Joe karena untuk membalas dendam kepada Olivia." jawab Juliana dengan wajah yang bersalahnya itu.

"Untuk apa kau membalas dendam kepada orang yang sudah meninggal dunia? Apa salah Vii kepadamu?" tanya Berlinda dengan wajah yang sudah cukup tegas.

"Jika pada saat itu Olivia tidak pergi ke China, mungkin Calvin sekarang adalah milikku. Namun, entah mengapa harus sekali Olivia berada di satu tempat yang sama dengan Calvin dan mereka bertemu. Hal ini membuat Calvin mendesakkan diri untuk kembali ke Roma hanya untuk menemui gadis manja itu." jelas Juliana dengan tatapan dendamnya.

"Jaga ucapanmu. Olivia sudah seperti putriku. Calvin sudah mengenal Olivia sejak Olivia baru saja lahir ke dunia ini dan kau, kami tidak pernah mengenal dirimu. Kau hanya sahabat Calvin selama Calvin berada di Amerika. Kau bukan ditakdirkan untuk menjadi istrinya." bantah Berlinda dengan tatapan mata yang sangat tajam.

"Itulah kesombongan keluarga Venesturd dan Warxive. Mereka selalu tidak ingin bergaul dengan orang yang tidak dikenal oleh mereka. Lagipula, aku juga adalah seorang Darciuss. Seharusnya anda menyadari posisi anda. Seharusnya anda tahu posisi seorang Darciuss lebih tiggi daripada seorang Putri Skoblicova seperti dirimu dan keponakanmu yang seperti Barbie berjalan itu. Jika anda tidak menikah dengan Venesturd, anda bukanlah siapa-siapa." ujar Juliana dengan senyuman liciknya.

"Aku memang bukan siapa-siapa jika dibandingkan dengan Darciuss. Tapi itu jika aku tidak menikah dengan Venesturd. Namun, lihatlah kenyataannya, aku adalah seorang Venesturd sekarang. Dan asal kau tahu, Darciuss juga tidak ada apa-apanya jika dibandigkan dengan Warxive." balas Berlinda dengan senyuman manisnya yang membuat Juliana memanas.---Namun ia memlih untuk meredamnya dan kembali ke topik semula.

"Kau tahu, pada saat itu Olivia menjodohkanku kepada kakaknya, Giorgio Modelino Warxive. Namun, apa hasilnya? Gio menolakku dengan mentah-mentah dan tiba-tiba muncul-lah si Hans yang notabene nya adalah seorang pria brengsek dan dia juga adalah sepupu dari Olivia. Dan itulah yang membuatku membenci Olivia." ujar Juliana yang malah membuat Berlinda terbahak

"Lalu apa penyebabnya yang membuatmu harus membalas dendam kepada Olivia?! Seharusnya kau berterima kasih kepadanya karena kau akan segera menjadi seorang Warxive. Lagipula, Hans tidak seburuk yang semua orang pikirkan, kau seharusnya mengabaikan semua itu. Tampaknya kau terlalu banyak waktu untuk mendengarkan para Netizen." tanya Berlinda yang sudah mulai menaikkan volume suaranya.

"Kau tidak mengerti apa yang telah aku rasakan selama menjadi kekasih dari seorang Hans Benedict." Jawab Juliana lugas.

"Tentu aku tahu, dia memanjakanmu dengan semua barang mewah dan ia adalah sosok yang possesif, selama kau menuruti perkataannya, maka kau juga akan dimanjakannya." Balas Berlinda yang membuat Juliana menutup matanya sejenak.

"Bukan itu, aku seolah adalah seorang budak seks jika dihadapannya." Jawab Juliana frustasi. Sedangkan, Berlinda hanya tampak biasa saja mendengarkan hal tersebut.

"Bukankah kau menikmatinya? Kau menikmati semua permainannya kan?" Jawab Berlinda seolah mengetahui maksud Juliana.

"Tidak, aku tidak menikmatinya." Jawab Juliana.

"Benarkah sayang? Kau tidak menikmatinya? Lalu apa yang selama ini kau desahkan?" Tanya Hans yang tiba-tiba datang dari belakang Juliana yang membuat Juliana tercengang.

"T-t-tidak, t-tidak ada, t-tidak benar. Aku menikmati permainanmu, namun terkadang kau terlalu menyakitiku," jawab Juliana.

"Baru saja kau mengatakan jika kau tidak menikmatinya," sahut Berlinda yang benar-benar berhasil membuat Juliana terdiam seribu bahasa.

"Apakah kau sedang sakit?" tanya Hans sambil memegang jidat Juliana--mencoba memeriksa suhu tubuhnya.

"Umm, kelihatannya kau sedang tidak sehat, aunty Berlinda, sepertinya mantan pacarku ini harus dibawa pulang kembali ke Amerika saja, kelihatannya dia tidak cocok dengan udara disini." Tutur Hans santai, Namun berhasil membuat Juliana membelalakkan matanya.

"Tentu, kau benar sekali, Hans." jawab Berlinda yang semakin membuat Juliana tidak karuan.--ingin sekali ia mencabik-cabik Berlinda pada saat itu.

Okay! Cukup disini dulu ya guys!
Maaf ya baru sempat update, ponsel Syl kemarin rusak, Labtop juga di colong sama abang Syl, sekali lagi maaf ya...

Destiny of Our Love [VENESTURD #1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang