Chapter 1

14.2K 1.1K 33
                                        

Bel masuk berbunyi dengan nyaring. Semua murid yang berada di koridor, lapangan, kantin, maupun yang masih berada di gerbang sekolah langsung berlarian memasuki kelas masing-masing.

Di kelas 1A, lima menit sebelum bel berbunyi mereka sudah duduk rapi di dalam kelas. Tentu saja semua itu ada alasannya, karena hari ini yang mengajar pertama di kelas itu merupakan guru yang paling galak di Seoul Middle School.

Seorang guru yang memilki garis wajah yang tegas. Dia mengajar mata pelajaran matematika, pelajaran yang umumnya tidak disukai oleh setiap murid.

Dari luar terdengar suara ketukan sepatu hak tinggi milik guru matematika tersebut yang semakin mendekat. Dengan gerakan dramatis pintu kelas itu terbuka, menampakkan sesosok wanita paruh baya yang selalu memakai kacamata klasik tersebut.

"S-semuanya berdiri!!" Perintah sang ketua kelas yang berdiri duluan.

Semua murid langsung berdiri dengan gerakan yang serentak.

"Hana, dul, set..." aba-aba ketua kelas.

"Anyeonghaseyo, sonsaengnim!!" Ucap semua murid dengan kompak.

"Silahkan duduk lagi." Guru itu hanya mengangguk sekilas dan berlalu masuk ke dalam kelas, menuju mejanya.

Lisa menghembuskan napasnya pelan, kembali duduk, sama seperti yang dilakukan teman-temannya yang lain.

Setiap guru itu masuk, waktu yang dirasakan oleh Lisa seperti melambat. Dia tidak terlalu menyukai pelajaran matematika, ditambah lagi gurunya yang galak tambah membuat Lisa tidak betah duduk di kelas.

"Silahkan keluarkan tugas kalian!" Kalimat pembuka dari guru itu yang berhasil membuat Lisa tertegun.

"Eh?..." Lisa melihat ke sekeliling kelas.

Semua teman-temannya terlihat mengeluarkan buku tugas mereka dari tasnya masing-masing, termasuk Rose yang duduk sebangku dengan Lisa.

Seketika Lisa berkeringat dingin. Ini pertama kalinya bagi Lisa tidak membawa sekaligus membuat tugas yang diberikan oleh guru paling galak di sekolahnya itu.

"Bagi yang tidak membuat atau membawa tugas, silahkan maju ke depan secara sukarela..." guru itu menatap seisi kelas. "Sebelum aku memeriksanya satu persatu."

Lisa menggigit bibirnya dan secara perlahan dia beranjak berdiri. Seruan tertahan terdengar dari teman-teman sekelasnya, serta sang ketua kelas yang hendak memberitahu guru matematika tersebut jika seminggu yang lalu Lisa tidak masuk dikerenakan sakit.

"Tenang!" Tegas guru itu sambil mengangkat tangannya, matanya terus menatap Lisa yang sudah berdiri di tempat duduknya.

Semua murid bungkam, termasuk sang ketua kelas. Rose menatap Lisa dan guru matematika itu secara bergantian, dia ingin sekali mengatakan kepada guru itu, tapi demi melihat wajah galaknya membuat nyali Rose hilang seketika.

"Lalisa Park... silahkan maju." Ucap guru itu dengan nada datar.

Dengan langkah gemetar Lisa maju ke depan, menghadap guru galak tersebut. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Lalisa Park..." mata guru itu menatap kepala Lisa yang menunduk.

"N-ne, sonsaengnim..." lirih Lisa pelan hampir tidak terdengar.

"Apa benar minggu kemarin kau dirawat di rumah sakit?"

Kepala Lisa yang menunduk langsung terangkat kembali. Begitu juga dengan murid-murid yang lainnya, mereka terkejut. Guru yang paling galak dan terlihat cuek itu mengetahui Lisa dirawat di rumah sakit. Padahal minggu kemarin mereka hanya bilang Lisa sakit, tidak kurang dan tidak lebih.

Liar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang