Flashback
Lisa melambaikan tangannya ke arah Rose yang baru saja mengantarkannya pulang, kebetulan mereka tinggal di lingkungan yang sama dan hanya berjarak beberapa rumah saja. Setelah punggung Rose menghilang di kelokan jalan, Lisa langsung masuk ke dalam rumahnya.
"Aku pulang!!" Teriak Lisa saat membuka pintu rumah.
Tidak lama kemudian, terlihat ibu Lisa yang datang dari dapur menghampiri anaknya. "Aigoo... kenapa pulangnya lama sekali? Eomma sangat khawatir."
Lisa terkekeh pelan ketika tangan ibunya mengusap rambutnya dengan lembut. "Tadi, aku jalan-jalan sebentar bersama Chaeyoung."
"Ne, arasseo... kau sudah makan?"
"Hm... sudah tadi bersama Jisoo-eonnie, Jennie-eonnie, dan Chaeyoung." Lisa mengangguk sambil meletakkan sepatunya di rak sepatu.
"Jjaa... kalau begitu letakkan tasmu, lalu mandi, ganti baju, dan istirahat. Besok kau harus ikut kompetisi lagi." Ucap ibunya mengelus pipi Lisa.
Lisa mengangguk. Sebelum beranjak menuju kamarnya yang berada di lantai dua, Lisa menyempatkan diri untuk mengecup pipi ibunya dan langsung berlari ke atas. Terlihat ibu Lisa yang terkekeh melihat tingkah laku putrinya, namun tiba-tiba wajahnya mendadak berubah menjadi sendu dan sedih.
"Eomma sangat menyayangimu, sayang..." lirih ibu Lisa dengan mata yang berkaca-kaca.
Langkah kaki Lisa perlahan-lahan mulai melambat. Dapat Lisa rasakan tubuhnya yang melemas, dengan cepat tangan Lisa langsung memegang pegangan yang ada di dinding rumahnya. Lisa mengehela napas pelan, dengan sisa tenaganya Lisa tetap melangkahkan kakinya menuju kamar dan langsung menjatuhkan dirinya ke atas kasur yang empuk, lalu tasnya dilemparkan ke sembarang arah.
"Sepertinya aku terlalu memaksakan diri..." lirih Lisa sambil menatap langit-langit kamarnya.
Setelah bersitirahat sejenak, Lisa beranjak duduk, lalu berdiri, melangkahkan kakinya berjalan keluar kamar. Lisa ingin membersihkan tubuhnya yang terasa sangat lengket. Dengan langkah pelan Lisa berjalan menuju kamar mandi rumahnya yang berada di lantai satu.
Kaki Lisa menuruni tangga dengan hati-hati sambil berpegangan pada pegangan tangga. Hingga dipertengahan jalan tubuh Lisa tiba-tiba tidak dapat dikontrol dan kehilangan keseimbangan begitu saja. Dia jatuh berguling ke bawah dengan cepat.
Brakk
Tubuh Lisa terhempas dengan keras ke lantai yang menimbulkan suara cukup kuat. Sayangnya ketika itu ibu Lisa sedang berada di kamar mandi untuk menyiapkan air panas untuk Lisa, sehingga dia tidak mendengar suara keras barusan.
"Aish... a-appo..." Lisa meringis kesakitan sambil memegang kepalanya.
Lisa segera bangkit untuk duduk dengan bantuan tangannya yang satu lagi untuk menompang berat badannya.
"Eh?..."
Betapa terkejutnya Lisa saat ingin menggerakkan kakinya, tapi tidak bisa digerakkan. Lisa menatap kakinya dengan panik. Berkali-kali Lisa mencoba untuk menggerakkan kakinya, tetapi tetap tidak bisa digerakkan. Kakinya terasa lumpuh dari lutut ke bawah.
"A-andwe... jjebal..." Lirih Lisa mulai panik.
Tes...
Belum genap kepanikan Lisa hilang, masalah baru datang. Satu tetes darah jatuh ke lantai, disusul dengan tetesan lainnya yang berceceran di lantai. Lisa langsung menarik tangannya yang ada di kepala. Pupil matanya langsung melebar ketika melihat tangannya yang berlumuran dengan darah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Liar ✔
FanfictionMenurut Lalisa, berbohong merupakan satu-satunya cara untuk membuat orang yang ada disekitarnya tetap tersenyum. Tidak mengapa saat dia 'pergi' nanti akan dicap sebagai 'pembohong'. Karena... dia memiliki alasan tertentu.