(Flashback)
"Hana... dul... set..."
"HWAITING!!!..."
Terdengar suara teriakan semangat memenuhi langit-langit studio tari sekolah Seoul Middle School.
Setelah berkumpul menyatukan semangat, keempat perempuan itu segera mengambil posisi masing-masing. Ketika alunan musik terdengar, secara otomatis tubuh mereka bergerak sesuai dengan koreografi yang telah diajarkan.
Gerakan mereka sangat kompak, saling melengkapi satu sama lain. Membuat mereka terlihat seperti girl group yang sudah debut. Pelatih mereka yang duduk di sudut ruangan tersenyum puas dan bangga melihatnya.
Mereka seperti ratu baru yang siap mengguncang kompetisi pertama mereka dan mereka adalah... The Queens.
"Woah!! Daebak!!" Pelatih mereka bersorak sambil bertepuk tangan ketika mereka mengakhiri gerakan koreografinya.
Jisoo, Jennie, dan dua orang perempuan lainnya yang bernama Yoora dan Soyoung tersenyum melihat ekspresi senang dari pelatih itu. Mereka menghampiri pelatih tersebut dan segera duduk melingkar didekatnya.
(Yoora sama Soyoung itu cuman buat nama aja ya, gak ada hubungannya ama nama idol lain. Arasseo?)
"Aku yakin... besok kalian pasti akan memenangkan kompetisi itu dan melaju ke babak nasional!!"
Senyuman mereka semakin lebar. Besok adalah hari yang mereka tunggu-tunggu, hari kompetisi dance tingkat kota. Salah satu cara mewujudkan impian mereka untuk menjadi idol dan debut bersama.
"Tapi, sebelum itu kalian membutuhkan seorang leader..." ucap pelatih itu dengan serius.
Mereka berempat saling tatap. Selama ini mereka memang tidak memiliki leader dan selama itu pula tidak ada kekacauan atau kesalahan yang terjadi.
"Coach, apakah posisi leader itu penting?" Tanya Yoora yang diketahui sunbae Jennie dan Jisoo di sekolah.
"Sangat penting sekali." Pelatih itu mengangguk.
"Tapi, bukankah selama ini kami baik-baik saja walaupun tidak ada yang menjadi leader diantara kami. Jadi kami pikir tidak mengapa jika tidak ada leader." Usul Soyoung yang merupakan teman Yoora.
Jennie dan Jisoo mengangguk setuju dengan usul sunbae mereka, sedangkan pelatih itu terlihat memikirkan kalimat Soyoung tadi.
"Tapi, sayangnya kita akan mengikuti kompetisi dan aku sudah memutuskan siapa yang akan menjadi leader..." ucap pelatih itu setelah diam beberapa saat.
Lagi-lagi mereka saling tatap. Bukannya mereka tidak setuju dengan keputusan sang pelatih, hanya saja mereka sudah dekat sejak awal pertemuan dan terbentuknya The Queens. Jika ada apa-apa pasti mereka menyelesaikannya bersama-sama, tidak perlu adanya leader.
"Soyoung-eonnie, Yoora-eonnie... aku tahu apa yang kalian pikirkan, sama sepertiku dan Jennie. Tapi, kita harus tetap mendengarkan perintah coach... karena coach yang lebih tahu apa yang terbaik untuk kita kedepannya. Demi masa depan The Queens."
Soyoung dan Yoora terdiam mendengar kalimat Jisoo. Mereka berdua tidak menyangka jika Jisoo yang selalu bertingkah aneh bisa menjadi sangat bijak dan berwibawa.
"Ne, arasseo..." Yoora dan Soyoung akhirnya mengangguk.
"Jadi siapa yang akan menjadi leader diantara kami coach? Soyoung-eonnie? Yoora-eonnie? Atau Jisoo-eonnie?" Jennie ikut bertanya setelah hanya bisa diam sejak tadi, karena dia anggota paling muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liar ✔
Fiksi PenggemarMenurut Lalisa, berbohong merupakan satu-satunya cara untuk membuat orang yang ada disekitarnya tetap tersenyum. Tidak mengapa saat dia 'pergi' nanti akan dicap sebagai 'pembohong'. Karena... dia memiliki alasan tertentu.