Desiran suara angin terdengar begitu jelas memecah keheningan yang tercipta. Setelah menatap Lisa dengan lama, akhirnya Jennie mengalihkan pandangannya ke arah lain. Mata kucingnya menerawang jauh ke atas langit. Kilasan balik tentang masa lalunya dengan The Queens kembali teringat olehnya.
"Jisoo-eonnie yang memberitahumu, ya?" Kalimat pertama yang diucapkan oleh Jennie setelah terdiam lama.
"Ne..." Lisa mengangguk.
"Aaaaaa.... kenapa Jisoo-eonnie malah menceritakannya!!!" Jennie tiba-tiba berteriak, sambil mengacak rambutnya frustasi.
"Eh?" Lisa menatap Jennie dengan bingung.
"Ugh... padahal aku sudah memintanya untuk tidak menceritakannya pada kalian, tapi malah diceritakannya.... menyebalkan!" Gerutu Jennie yang dapat didengar oleh Lisa.
"Menceritakannya kepada kalian?... kalian?..." dahi Lisa mengkerut, mencoba memikirkan maksud dari kalimat Jennie.
"YA! Kenapa eonnie bisa tahu jika Jisoo-eonnie menceritakannya tidak hanya kepadaku saja, eoh?" Sambung Lisa.
Lisa menatap Jennie dengan penuh selidik, yang ditatap hanya bisa salah tingkah sambil merutuki dirinya sendiri.
'Aish... kenapa aku bisa keceplosan?!' Jennie langsung mengalihkan pandangannya.
"Eonnie... darimana eonnie tahu?" Tanya Lisa mendesak Jennie.
Jennie tidak menjawab. Pandangannya semakin dialihkan. Melihat tingkah Jennie yang aneh membuat Lisa semakin curiga.
"Apa jangan-jangan selama ini eonnie-"
"Aku selalu memperhatikan kalian!!" Jennie berteriak memotong kalimat Lisa.
"Eh?!" Lisa tercengang mendengar pengakuan Jennie.
"A-aku... aku hanya mengawasi Jisoo-eonnie, i-iya! Aku hanya mengawasi Jisoo-eonnie, tidak lebih tidak kurang! K-keputusanku tetap sama, aku tidak ingin bergabung dengan kalian... t-tidak akan pernah." lanjut Jennie dengan sangat gugup.
"Pffttt... hahahahahaha." Tawa Lisa lepas setelah Jennie mengakhiri kalimatnya.
"Ya! Kenapa kau tertawa, eoh?! Tidak ada yang lucu!!"
Lisa tidak menghiraukan seruan marah Jennie, tawanya semakin keras. Mata kucing Jennie menatap Lisa dengan kesal, entah kenapa dia sangat kesal melihat tingkah hoobae yang ada didepannya itu.
'Begitu, ya...' Sebuah senyuman terukir diwajah Lisa setelah tawanya reda.
"Jennie-eonnie." Panggil Lisa masih dengan senyuman diwajahnya.
"A-apa lagi?!"
"Eonnie berbohong, kan? Aku tahu itu." Ucap Lisa dengan yakin.
"Aku tidak-"
"Kehobongan eonnie tidak akan mempan kepada pembohong yang selalu membohongi dirinya sendiri seperti aku..."
Jennie tertegun mendengar ucapan Lisa. Seketika suasana menjadi aneh dan canggung. Lisa yang tadi tersenyum, sekarang wajahnya berubah menjadi datar.
"A-apa maksudmu?..." tanya Jennie lirih.
Diiiing... doooong...
Disaat yang bersamaan bel pertanda waktu istirahat berakhir telah berbunyi. Sebuah keberuntungan untuk Lisa agar terhindar dari pertanyaan Jennie.
"Lupakan." Giliran Lisa yang mengalihkan pandangannya.
"Eonnie..." panggi Lisa lagi, tanpa menatap ke arah Jennie.

KAMU SEDANG MEMBACA
Liar ✔
FanfictionMenurut Lalisa, berbohong merupakan satu-satunya cara untuk membuat orang yang ada disekitarnya tetap tersenyum. Tidak mengapa saat dia 'pergi' nanti akan dicap sebagai 'pembohong'. Karena... dia memiliki alasan tertentu.