Untuk kesekian kalinya musik dimatikan oleh pelatih The Queens, sekarang mereka sedang latihan untuk persiapan kompetisi tingkat nasional.
Pelatih itu menatap Soyoung yang terlihat sedang menyeka keringatnya.
"Soyoung-ssi... sudah berapa kali aku bilang? Lakukan gerakan itu dengan energik dan semangat... bukan lesu seperti itu!" Seru pelatih itu menatap Soyoung dengan sedikit kesal.
Sejak tadi gerakan koreografi mereka terus diulang-ulang akibat Soyoung yang terlihat tidak serius. Jennie dan Jisoo saling pandang, mereka melihat ada yang aneh pada Soyoung.
"Apa kau mengerti?!"
Soyoung hanya mengangguk sekilas tanpa menatap mata pelatih itu. Yoora yang selalu berada disamping Soyoung, hanya bisa mengusap punggung temannya tersebut.
"Silahkan istirahat... setelah itu kita kembali latihan sampai gerakan kalian kompak dan maksimal." Ucap pelatih itu kemudian beranjak ke sudut ruangan.
Mereka berempat mengangguk. Soyoung keluar terlebih dahulu, disusul oleh Yoora, Jisoo, dan Jennie.
"Soyoung-eonnie..." panggil Jennie mengejar Soyoung yang melangkah dengan cepat.
"Eonnie..." dengan cepat Jennie menahan lengan Soyoung, tapi segera ditepis oleh Soyoung.
Jennie sedikit terkejut dengan tindakan yang dilakukan oleh Soyoung barusan. Baru kali ini Soyoung bersikap seperti ini kepadanya.
"Wae?" Ketus Soyoung melipat tangannya didepan dada sambil melihat ke arah lain.
"Umm... a-apa eonnie ada masalah? Jika ada, eonnie bisa cerita kepadaku. Ini juga demi kelancaran kita untuk mengikuti kompetisi-"
"Ani, aku tidak ada masalah apapun." Potong Soyoung dengan nada ketus.
"Ne, arasseo... kalau begitu-"
"Sudah!! aku ingin beristirahat dan tidak ingin diganggu." Lagi-lagi Soyoung memotong ucapan Jennie, lalu membalikkan badannya dan kembali melangkahkan kakinya.
Jennie tertegun melihat sikap Soyoung yang tiba-tiba mendadak dingin, biasanya Soyoung selalu ramah kepadanya.
"Jennie..." panggil Yoora membuyarkan lamunan Jennie.
"Sebaiknya kau tidak usah berbicara lagi dengan Soyoung, itu hanya akan membuat keadaan semakin keruh..." jelas Yoora.
Deg!
Perkataan Yoora berhasil membuat Jennie semakin merasa bersalah atas apa yang terjadi ketika kompetisi yang lalu. Perlahan-lahan air mata mulai menggenang dipelupuk mata kucing Jennie.
Yoora hanya menatap Jennie sekilas, seakan-akan Jennie penyebab dari semua ini. Setelah itu dia melangkah pergi menyusul Soyoung.
Jisoo yang selalu mengerti dengan perasaan Jennie langsung merangkul perempuan yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri.
"Jennie-ah... kau tidak usah dengarkan apa kata mereka, kau sudah melakukan yang terbaik." bisik Jisoo lembut.
"Andwe, eonnie... mereka benar... akulah penyebab semua ini!! Jika saja, aku tidak gugup saat itu, jika saja aku tidak menjadi leader, jika saja aku... aku..." Jennie terisak.
Jisoo hanya diam, berusaha menahan air matanya dihadapan Jennie. Karena jujur... dia tidak sanggup melihat orang terdekatnya menangis.
"Ya... bukankah kita sudah berjanji untuk menjadi idol dan debut bersama-sama?" Jisoo sengaja mengalihkan topik pembicaraan agar Jennie berhenti menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liar ✔
ФанфикMenurut Lalisa, berbohong merupakan satu-satunya cara untuk membuat orang yang ada disekitarnya tetap tersenyum. Tidak mengapa saat dia 'pergi' nanti akan dicap sebagai 'pembohong'. Karena... dia memiliki alasan tertentu.