"E-eh?!..."
Rose dengan cepat menutup mulutnya dengan kedua tangan. Tanpa disadari air matanya ikut jatuh saat itu. Kedua mata Rose menatap punggung Jisoo dan Jennie dengan tatapan yang sulit diartikan.
'Lisa... Lisa masuk ICU?' Batin Rose tidak percaya.
Jisoo melirik jam tangannya. Ini sudah lebih dari lima belas menit, tapi Rose belum juga terlihat keberadaannya. "Kenapa dia lama sekali?..."
Jennie ikut menoleh menatap jam tangan Jisoo. "Sebaiknya kita periksa saja kedalam, eonnie... siapa tahu Chaeng ada kegiatan tambahan."
Jisoo mengangguk menyetujui usulan Jennie. Tepat setelah mereka membalikkan badan menghadap bangunan sekolah, kedua mata mereka membesar dengan sempurna saat bertatapan dengan sosok yang berdiri dibelakang mereka. Rose yang sejak tadi berdiri membeku ditempatnya juga ikut terkejut.
"C-Chaeng?..." lirih Jisoo menatap Rose yang masih menutup mulutnya dengan kedua tangan.
Tanpa aba-aba, Rose langsung berlari dengan kencang keluar gerbang, menabrak beberapa murid lainnya. Jisoo dan Jennie berseru tertahan saat melihat Rose yang lari begitu saja. Mereka langsung mengejarnya dengan sekuat tenaga.
"Chaeng-ah!!!" Teriak Jisoo jauh berada dibelakang Rose, disusul oleh Jennie dari belakang.
"Chaeyoung-ah!!!" Jennie ikut berseru dibelakang Jisoo.
Rose tidak menghiraukan panggilan dari kedua kakaknya tersebut. Dia terus berlari tanpa arah. Setidaknya dia tidak bertemu dengan Jisoo dan Jennie. Saat berlari air mata Rose terus mengalir tanpa tertahankan. Sesekali Rose menyeka air matanya dengan kasar.
"Aish... kenapa dia cepat sekali!" Keluh Jisoo melihat Rose yang berlari dengan cepat meninggalkannya dan Jennie jauh dibelakang.
Hingga di persimpangan jalan Jisoo dan Jennie kehilangan jejak Rose. Ditambah lagi ada banyak sekali pejalan kaki saat itu, membuat mereka kesulitan menemukan sosok Rose. Jisoo menghembuskan napas kasar.
"Eonnie, sebaiknya kita berpencar." Usul Jennie setelah mengatur kembali napasnya. Jisoo mengangguk.
"Eoh. Jika kau menemukannya segera telpon aku."
Tanpa menunggu lagi mereka langsung berpencar mencari Rose. Jisoo ke arah kiri dan Jennie ke arah kanan. Mereka bergerak dengan lincah diantara para pejalan kaki lainnya. Mata mereka selalu awas memeriksa sekeliling, memeriksa setiap sudut kota tanpa terlewat satupun.
Setelah merasa aman, Rose keluar dari tempat persembunyian di salah satu sudut gang toko yang sepi. Kepala Rose menoleh kesana-kemari mencari keberadaan Jisoo dan Jennie. Mereka berdua telah pergi jauh dari lokasinya saat ini. Rose langsung memanfaatkannya untuk segera pergi menuju halte bus terdekat. Dia harus pergi ke rumah sakit sekarang juga.
Beruntung, bus merapat di halte saat Rose sampai di sana. Dia tidak perlu lagi menunggu. Dengan langkah terburu-buru Rose langsung menaiki bus tersebut dan segera duduk. Setelah semua penumpang naik, bus kembali melaju di jalanan. Rose menunduk ketika melihat Jennie yang masih berlarian mencarinya di trotoar.
Rose menghembuskan napas setelah bus meninggalkan daerah itu jauh dibelakang. Dengan sisa air matanya Rose terus berharap apa yang dikatakan oleh Jisoo bukan hal yang sebenarnya.
***
Sudah lebih dari lima belas menit, waktu yang diperbolehkan untuk masuk ke dalam ruangan ICU, Rose masih setia berada di depan kaca tersebut. Menangis tersedu-sedu menempelkan dahinya ke kaca pembatas antara dia dan Lisa yang kini masih terbaring tidak sadarkan diri. Matanya terlihat sembap, karena terlalu lama menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Liar ✔
FanficMenurut Lalisa, berbohong merupakan satu-satunya cara untuk membuat orang yang ada disekitarnya tetap tersenyum. Tidak mengapa saat dia 'pergi' nanti akan dicap sebagai 'pembohong'. Karena... dia memiliki alasan tertentu.