"SOYOUNG-SSI!!" Teriak pelatih The Queens tersebut.
Semua orang yang ada di belakang panggung menoleh ke arah wanita berusia tiga puluhan tersebut. Dengan langkah cepat pelatih tersebut berjalan kehadapan Soyoung.
Soyoung terdiam menatap wajah galak pelatihnya tersebut, sedangkan Jennie, Jisoo, dan Yoora saling pandang satu sama lain.
"Soyoung-ssi!!" Seru pelatih itu berdiri di hadapan Soyoung.
"N-nde, coach..." lirih Soyoung pelan menundukkan kepalanya, takut menatap wajah galak pelatihnya.
"Apa yang kau lakukan tadi, eoh?!" Tanya pelatih tersebut.
Soyoung kembali mengangkat kepalanya, menatap pelatih itu dengan heran. Sudah jelas tadi dia tampil bersama yang lainnya, tapi kenapa pelatih tersebut masih bertanya lagi.
"N-nde?..."
"Apa yang kau lakukan tadi? Kenapa kau mengambil bagian koreo-nya Jennie? Apa kau mau pamer, eoh?!"
Mata Soyoung melebar ketika mendengar pernyataan tersebut. Begitu juga dengan Jennie, dia segera beranjak berdiri di samping Soyoung.
"Coach... tadi itu Soyoung-eonnie-"
"Aku sedang berbicara dengan Soyoung! Bukan denganmu!" Potong pelatih itu dengan tegas.
Mulut Jennie langsung bungkam dan dia segera menunduk. Pelatih itu menatap Jennie sekilas, lalu kembali menatap Soyoung dengan tajam.
"Apa tujuanmu, eoh? Ingin merebut posisi Jennie? Apa kau tidak menyukai koreografi ciptaanku? Atau jangan-jangan... kau iri dengan Jennie?"
Tangan Soyoung terkepal dengan erat ketika ucapan-ucapan dari pelatihnya itu terlontar kepadanya. Dia menduduk dalam-dalam sambil menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan emosi.
"Jujur saja... kau pasti ingin menjadi leader dan center seperti Jennie, kan? Huh... tapi, sayangnya kemampuanmu jauh dibawah Jennie." Pelatih itu tersenyum remeh.
Kepalan tangan Soyoung semakin erat, air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya. Jennie memejamkan matanya erat-erat, tidak tega melihat Soyoung diperlakukan seperti itu oleh pelatih mereka sendiri.
"Coach!!" Seru Yoora dengan penuh emosi hendak berjalan kehadapan pelatih tersebut, tapi ditahan oleh Jisoo.
"Soyoung tidak pernah berpikiran seperti itu, hanya saja dia-"
"Semuanya sudah jelas!" Potong pelatih itu lagi.
"Eoh?..." Yoora mengkerutkan dahinya.
"Dari gerak-geriknya aku sudah tahu jika dia iri dengan Jennie, benarkan?" Pelatih itu melirik Soyoung yang masih menunduk.
Tidak ada jawaban dari Soyoung, dia langsung melangkahkan kakinya meninggalkan belakang panggung tersebut dan langsung disusul oleh Yoora.
Pelatih mereka hanya tersenyum remeh menatap pintu yang baru saja dilewati oleh Soyoung dan Yoora. Terdengar bisik-bisik dari semua orang yang ada di belakang panggung, sambil melirik ke arah pelatih The Queens tersebut.
"Hasilnya akan keluar jam empat sore, tolong kalian beritahu kepada dua orang itu. Semoga kita menang dan melaju ke tingkat nasional." Ucap pelatih itu kepada Jisoo dan Jennie, setelah itu berlalu meninggalkan mereka berdua.
Jisoo hanya bisa menghembuskan napasnya pelan menatap punggung pelatih mereka yang semakin menjauh.
"Jennie-ah... gwenchana?" Tanya Jisoo merangkul bahu Jennie.
![](https://img.wattpad.com/cover/193182875-288-k766266.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Liar ✔
FanfictionMenurut Lalisa, berbohong merupakan satu-satunya cara untuk membuat orang yang ada disekitarnya tetap tersenyum. Tidak mengapa saat dia 'pergi' nanti akan dicap sebagai 'pembohong'. Karena... dia memiliki alasan tertentu.