Waktu terus berjalan tanpa disadari. Tidak bisa dihentikan ataupun diulang kembali. Terus mengalir seperti air. Hanya bisa mengikuti dan menjalaninya.
Seiring waktu berjalan, mereka sibuk dengan aktifitas masing-masing. Jisoo, Jennie, dan Rose sibuk dengan latihan untuk babak final dan kegiatan sekolah. Mereka bisa mengiringinya dengan baik. Sedangkan Lisa sibuk dengan masa pemulihannya. Mereka dikejar dan mengejar waktu.
Brak!
Jennie dan Rose yang sedang santai menikmati makanannya di kantin tersentak kaget saat Jisoo menumpahkan semua buku-buku yang dibawanya di atas meja. Jennie dengan cepat menggeser makanan miliknya, begitupun dengan Rose.
Mata kucing Jennie menoleh ke arah Jisoo yang kini sudah duduk di sampingnya. Wajah Jisoo terlihat sangat kusut. Kantung matanya sedikit terlihat hitam. Jisoo menenggelamkan kepalanya diantara buku-buku yang dibawanya tadi.
"Eonnie, gwenchana?" Jennie menyentuh lembut bahu Jisoo.
"Tentu saja buruk, Jennie-eonnie." Rose yang menjawab. Makanannya telah habis sejak tadi, pantas saja dia ikut memperhatikan. "Sebentar lagi Jisoo-eonnie akan mengikuti ujian kelulusan, belum lagi ujian seleksi untuk masuk sekolah selanjutnya. Kemudian ditambah dengan kompetisi babak final yang akan kita ikuti. Lengkap sudah penderitaan Jisoo-eonnie."
Jennie melempar Rose dengan sumpit miliknya saat mendengar kalimat terakhir dari Rose. Dengan gesit Rose menghindari lemparan Jennie, lalu terkekeh pelan. "Aku hanya bercanda, eonnie... lihat, Jisoo-eonnie saja tidak marah."
Tidak ada respon dari Jennie, dia memilih untuk mengabaikan Rose. Ada atau tidaknya Lisa, Rose selalu saja menjahili mereka berdua. Cukup Lisa saja yang memiliki sifat jahil diantara mereka berempat.
"Eonnie... bukankah impian kita ingin menjadi idol, eoh? Eonnie bisa bilang seperti itu kepada guru." Usul Jennie mencoba mengurangi 'penderitaan' Jisoo.
Kepala Jisoo langsung terangkat dan menoleh ke arah Jennie. "Kenapa itu tidak terpikirkan olehku?!"
Secara bersamaan Jennie dan Rose menepuk pelan dahinya, tertawa melihat tingkah Jisoo.
"Ngomong-ngomong... Jisoo-eonnie dan Jennie-eonnie serius ingin menjadi idol?" Tanya Rose tiba-tiba. Membuat Jisoo dan Jennie tertawa.
"Tentu saja kami serius, Chaeng-ah. Jika tidak, maka kami tidak akan mati-matian mengikuti kompetisi." Ucap Jennie masih tertawa.
"Waeyo? Tiba-tiba saja kau bertanya tentang hal itu." Kini Jisoo berbalik bertanya.
Rose menggeleng, lalu tersenyum kaku. "Aniya... aku hanya bertanya saja."
"Lalu, kau juga tidak ingin menjadi idol? Dengan suaramu itu kau pasti bisa lolos seleksi dengan mudah." Sambung Jisoo lagi. Topik pembicaraan mengenai idol kini terus berlanjut di meja mereka.
Kantin semakin ramai. Murid-murid terus saja berlalu-lalang. Ada yang baru datang dan ada juga yang telah selesai mengisi perutnya. Suara-suara obrolan memenuhi setiap sudut kantin, membuat suasana semakin terkesan ramai.
"Aku belum berminat." Rose mengangkat bahunya. "Aku ikut kompetisi ini, karena ingin bersenang-senang bersama kalian, juga dengan Lisa."
"Jinjja? Aku kira kau juga ingin menjadi idol sama seperti kami. Atau kau menunggu Lisa agar bisa masuk ke agensi yang sama? Karena skill yang dimilikinya sudah sama dengan idol trainee."
Rose hanya tersenyum menanggapi ucapan Jennie. Berbeda dengan Jisoo. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal saat Jennie dan Rose berpikir jika Lisa baik-baik saja dan pasti akan segera kembali. Perlahan-lahan kepala Jisoo menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liar ✔
FanficMenurut Lalisa, berbohong merupakan satu-satunya cara untuk membuat orang yang ada disekitarnya tetap tersenyum. Tidak mengapa saat dia 'pergi' nanti akan dicap sebagai 'pembohong'. Karena... dia memiliki alasan tertentu.