Chapter 27

8.9K 649 53
                                        

Beberapa hari terakhir ini langit selalu terlihat mendung. Awan-awan hitam yang menggumpal selalu setia menggantung di atas sana. Menyimpan jutaan butir salju yang siap diluruhkan jatuh ke permukaan bumi.

Kelepak sayap burung merpati terdengar memecah keheningan. Terbang melintasi langit mendung tersebut. Padahal di luar udara terasa dingin menusuk tulang. Lisa menghela napas tipis menatap ke luar jendela ruangannya.

Begitu banyak kejadian yang terjadi selama dia tertidur tidak sadarkan diri di ruang ICU. Dia mengetahui itu semua dari ibunya, persis setelah dia sadar dan kembali ke ruangannya. Termasuk tentang Rose yang selalu menemaninya.

Kepala Lisa menoleh ke arah pintu saat mendengar suara pintu ruangannya dibuka oleh seseorang. Lisa tersenyum lebar saat melihat Rose melangkah masuk kedalam sambil menutup pintu kembali.

"Anyeong-" belum selesai Lisa berbicara, Rose sudah berlari mendekatinya dan memeluknya dengan sangat erat.

Saking eratnya, tubuh Lisa sedikit terdorong kebelakang saat Rose berlari memeluknya. Lisa terkekeh pelan, lalu ikut membalas pelukan erat Rose. Tidak kalah eratnya.

"Pabbo... Lalisa, pabboya!" Bisik Rose dengan suara seraknya.

"Mianhae... sudah membuatmu cemas." Ucap Lisa pelan.

Rose semakin mengeratkan pelukannya. Dia membenamkan kepalanya di bahu Lisa. Dia sangat takut jika Lisa akan benar-benar pergi meninggalkannya selamanya.

"Ya! Kau memelukku erat sekali!" Protes Lisa mencoba melepaskan pelukan Rose.

"Mian..." Rose langsung melepaskan pelukannya dan segera menyeka matanya yang sempat berair.

Lisa hanya bisa tersenyum simpul saat melihat Rose yang menyeka matanya. "Sudahlah... jika kau menangis seperti itu akan membuatku semakin-eoh?! Kau membawa susu cokelat?!!"

Kedua mata Lisa berbinar saat melihat kantong plastik yang dibawa oleh Rose.

"Eoh... bukankah kau yang menyuruhku untuk membawanya?" Rose mengangguk sambil mengangkat kantong plastik tersebut.

"Aku mau menghabiskannya di luar!"

"Diluar sangat dingin sekali... di sini saja, eoh?" Rose menggeleng tegas.

"Jjebal... aku bosan berada di sini terus, Chaeng-ah." Bujuk Lisa dengan tatapan memelasnya.

Awalnya Rose hanya diam menatap Lisa yang merengek kepadanya. Hingga akhirnya dia mengangguk saat melihat Lisa yang terus-menerus mengeluarkan agyeo miliknya. Kini Rose tengah menggendong Lisa dipunggungnya menuju atap rumah sakit. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam satu sama lain. Lisa memeluk leher Rose dengan erat. Menatap teman dekatnya itu dari belakang. Mencoba merekam suasana seperti ini didalam otaknya.

Ketika menaiki anak tangga, Rose terdengar menghela napas pelan. Dan pastinya terdengar dengan jelas oleh Lisa.

"Kalau kau mengeluhkan berat badanku, akan kuhajar kau!" Suara Lisa memecah keheningan.

"Aniya..." jawab Rose singkat.

'Kau ringan... Sangat ringan. Apa ini karena cairan yang selalu masuk ke dalam tubuhmu itu, eoh? Kau sangat kuat, Lisa-ya... Kau bisa menahan rasa sakitmu selama ini tanpa mengeluh sedikitpun.' Batin Rose sambil menggigit bibir bawahnya.

Dengan hati-hati Rose membuka pintu atap tersebut dan tetap memastikan posisi Lisa dipunggungnya. Cahaya temaram langsung menerpa wajah mereka saat melangkah keluar. Serta disambut oleh udara dingin yang bertiup.

"Woah..." Lisa berucap takjub saat menatap ke atas langit. "Salju!!"

Kepala Rose ikut menatap ke atas langit. Dan benar, terlihat butir-butir salju turun disekitar mereka. Akhirnya salju pertama telah turun pada musim dingin ini. Tangan Lisa menggapai salju tersebut, tersenyum dengan lebar.

Liar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang