"Selamat datang di babak semifinal!!"
Si pembawa acara yang sama, kembali menyapa para penonton yang terus berdatangan. Memenuhi bangku-bangku yang telah disediakan. Terlihat beberapa perbedaan antara kompetisi sebelumnya.
Pihak penyelenggara menyewa sebuah gedung yang sering di gunakan untuk konser yang berskala kecil. Walaupun kecil, panggungnya lebih besar dari sebelum-sebelumnya. Tempat duduk penonton semakin banyak. Ada yang didekat panggung dan ada juga yang duduk di tribun yang bertingkat. Semakin terlihat luar biasa.
"Walaupun hari ini cuaca semakin dingin, tapi aku yakin kalian pasti tetap bersemangat!!" Si pembawa acara itu masih setia menyambut para penonton melalui mic-nya.
Kompetisi memang masih belum dimulai. Masih beberapa menit lagi. Tapi, wajah enam belas peserta group dance yang tersisa terlihat tegang dan pucat. Persaingan semakin tinggi. Penilaian semakin meningkat, hampir sama dengan penilaian bulanan idol trainee. Setelah melewati babak ini, masih tersisa satu babak lagi. Itu berarti mereka masih harus berjuang.
Berbeda dengan yang lainnya. Raut wajah Jisoo terlihat seperti biasa, padahal Jennie dan Rose sudah cemas setengah mati ketika mendengar Lisa tetap tidak akan ikut berkompetisi. Bisa dibilang sikap Jisoo terlampau santai, dia terlihat fokus memainkan PSP yang sengaja dibawanya dari rumah.
Jennie dan Rose saling pandang. Sikap 4D Jisoo memang tidak bisa ditebak. Mereka berdua sudah mati kecemasan, tapi Jisoo malah sibuk bermain PSP.
"EONNIE!!" Teriak Jennie dan Rose berbarengan.
"Omo! Kamchagiya..." Jisoo tersentak kaget hampir melepaskan PSP yang ada ditangannya. "Aish... kalah lagi."
Jennie mendengus kesal. "Jisoo-eonnie!!!"
Dengan gerakan cepat tangan Jennie langsung merampas PSP milik Jisoo dan menahannya. Ada raut tidak terima dari wajah Jisoo, tapi demi melihat wajah kesal kedua adiknya yang terlihat lucu membuat Jisoo langsung terkekeh.
"Arasseo... mianhae, aku sibuk bermain game padahal kalian sedang cemas."
Kedua tangan Jisoo mengusap kepala Jennie dan Rose. Kemudian Jisoo menarik mereka berdua untuk saling berpelukan. Jisoo mencoba memberikan ketenangan kepada Jennie dan Rose, berharap rasa cemas kedua adiknya itu pindah kepadanya.
"Gwenchana... kita pasti bisa, yakinlah pada diri sendiri." Bisik Jisoo menenangkan.
Setelah itu Jisoo menguraikan untuk menatap wajah Jennie dan Rose sambil tersenyum lebar.
"Lalu, Lisa?" Tanya Rose.
Jisoo tersenyum. "Oleh karena itu kita harus tampil dengan maksimal. Mungkin ada atau tidaknya Lisa, itu akan mempengaruhi penampilan kita. Tapi, kita harus bisa mendapatkan tepuk tangan yang paling meriah, agar Lisa tersadar dan segera kembali dengan kita."
Jennie dan Rose terdiam beberapa saat, tidak lama setelah itu mereka berdua tersenyum dan mengangguk. Jisoo tertawa, lalu kembali memeluk mereka berdua.
"Itu baru semangat!!"
"Eh? Eonnie mau kemana?" Tanya Jennie melihat Jisoo yang berjalan ke pintu keluar setelah melepaskan pelukannya.
"Aku ke toilet dulu." Jawab Jisoo nyengir, membuat Jennie dan Rose kembali tertawa.
Jisoo sengaja membuat alasan, karena dia sebenarnya ingin menemui Tuan Park yang duduk di bangku penonton, tepat di depan panggung. Dengan waktu yang tersisa Jisoo mepercepat langkahnya menuju area tempat duduk penonton.
"Eoh? Jisoo-ssi, apa yang kau lakukan di sini?" Tuan Park sedikit terkejut melihat Jisoo yang datang menghampirinya.
"Aku punya satu permintaan, Tuan Park..." ucap Jisoo diantara kehebohan para penonton.

KAMU SEDANG MEMBACA
Liar ✔
FanfictionMenurut Lalisa, berbohong merupakan satu-satunya cara untuk membuat orang yang ada disekitarnya tetap tersenyum. Tidak mengapa saat dia 'pergi' nanti akan dicap sebagai 'pembohong'. Karena... dia memiliki alasan tertentu.