Chapter 3.12.5 [EX] [2/2]

137 26 12
                                    

[[Video_Record_18_12_20XX]]

[8:00 PAGI, KEMBALI AKTIF SECARA OTOMATIS, LABORATORIUM ROBOTIKA]

"Halo, selamat pagi." Sebuah suara segera mencuri pandangan. Seorang wanita persis berada di hadapan, tersenyum cerah sembari merapikan bagian atas kepala. Demikianlah lensa mendeteksi wajah, memberikan informasi mengenai Profesor Aoi Tsukino.

"Nah, sudah. Selamat datang kembali! Bagaimana? Kau merasakan hal yang berbeda darimu?"

Pandangan kemudian turun kepada tangan yang kemudian menempel di dada. Hanya sejenak terpejam, utuh semua pemandangan menggelap. Namun, dengan begitu mampu berfokus merasakan detak demi detak di dalam dadanya.

Setiap denyut memompa darah ke seluruh tubuh, pula detak per detiknya tersampaikan dan dibaca dengan baik di kepala. Kekehan melantun, tak disangka-sangka benar-benar mengeluarkan suara yang begitu manis.

"Perangkat yang sangat menakjubkan." Demikian bersama senyum, pandangan tampak seperti sediakala; kembali memandang profesor muda yang tersenyum bangga. "Terima kasih, Profesor."

[01:51 SIANG, LABORATORIUM ROBOTIKA]

"Di luar sangat dingin. Sayang sekali, aku belum bisa mengajakmu jalan-jalan."

Memang tiada salju sejauh pengamatannya melalui jendela, tetapi mendung membenarkan ramalan cuaca hari ini. Temperatur yang terbaca di dalam kepalanya pula membuktikan bahwa kata-kata si profesor bukanlah kebohongan semata.

"Aku membelikan pakaian untukmu. Kau sudah bisa bekerja Senin nanti, jadi aku sudah mempersiapkan semuanya."

Pemandangan kemudian bergeser kepada profesor muda yang tampak bersemangat mengeluarkan barang-barang belanjaan dari kantong kertas juga kotak-kotak. Demikian Profesor Aoi mengembangkan sebuah kemeja, lantas menghampiri ia yang hendak mendekat.

"Wah, cocok! Ukurannya tak salah," seru Profesor Aoi bersemangat. "Sepertinya aku cocok menjadi ibu, bagaimana menurutmu?"

"Secara teknis bukankah Anda memang merupakan salah satu orang tua saya?"

"Benar juga." Demikian ia menangkap senyum profesor bertubuh mungil itu, tak lama ia juga menerima genggamannya. "Kemarilah! Kita punya banyak sekali pakaian dan sepatu untuk kau coba."

[[Diary_Note_22_12_20XX]]

Kembali disibukkan dengan hal-hal sederhana. Terus tetap memastikan untuk tidak meninggalkan Madam terlalu lama, mengingat tugas utama harus tetap terlaksana; menjaga beliau ke mana pun ia pergi.

Sebenarnya tidak hanya itu. Mungkin dikarenakan beliau juga merupakan manusia paling dekat untuk diamati setelah Profesor Tsukino, rasanya terus ingin berlama-lama bersama beliau. Pun, setiap aksi yang beliau lakukan selalu membuat terpana. Karismanya begitu terasa di kala rapat, beliau juga selalu bergerak sangat cepat. Beruntung sekali, selalu mampu mengimbanginya.

Hari ini tidak keluar sama sekali. Kemungkinan salju akan turun besok. Sedikit penasaran dengan apa yang dilakukan profesor bersama keluarganya; besok adalah hari krusial bagi mereka untuk berkumpul dan berlibur.

Sementara Madam masih bekerja, mau tak mau tetap berada di sini.

Kira-kira esok apa yang akan dilakukan?

[[Untitled_Note_24_12_20XX]]

Dia agaknya terlalu lama bersembunyi di dalam gelap. Ya, tepatnya bagai sedang melakukan hibernasi. Kala keluar, tanpa disangka ia memiliki semburat cahaya indah yang melengkapi kesempurnaan yang ia punya. Di tengah taman penuh salju, bahkan cahaya muram dari mendung tak menghilangkan kecantikannya.

Fate : A Journey of The Bloody Rose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang