Chapter 1.10 [1/2]

140 42 29
                                    

"Apakah pelatihannya berjalan lancar, Letnan Jenderal?"

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Silvis, Leon memilih bersedekap. Sebelum menjawab, Leon mengedikkan bahu. "Aku tak bisa berbohong mengenai kemampuan yang ia punya. Entahlah. Kupikir dia memiliki bakat alami."

Selagi Leon menarik senyum, Silvis masih mendengarkan.

"Barangkali dia bisa menjadi musuh yang mengerikan," tambah Leon. "Sebenarnya cukup menguntungkan mendapat Kirika di pihak kita."

Pria berambut perak di hadapan Leon mengerjap. Pun, tampak bahunya yang sejenak naik oleh sebab ia menarik napas sembari menurunkan pandangan. Agaknya Silvis hendak terjun ke dalam pikiran.

Sementara Leon melemparkan tatapannya kepada wanita yang tengah dibicarakan. Tahu-tahu ia masuk mobil, duduk bersandar di jok lengkap dengan mata terpejam. Tampak senyum kembali tersungging memandang Kirika di wajah Leon, memperjelas kerutan di bagian pipi si Letnan Jenderal.

Puas mengawasi Kirika, kembali Leon beralih kepada Silvis. Segeralah ia menepuk bahu si pria berambut perak, agaknya perbuatan Leon sukses mencuri pandangannya.

"Tak ada yang perlu dirisaukan, Tuan Alford." Begitu Leon berujar. "Pesanku tak pernah ubah sejak Hardy tinggal nama."

Senyum Leon memudar. Meski demikian, mata elang itu Silvis dapati sedikit melunak. Letnan Jenderal segera melantunkan patahan kata untuk mengakhiri pembicaraan tepat sebelum Silvis beranjak.

"Jagalah dia."

~*~*~*~*~

Tidak ada waktu untuk beristirahat. Setibanya di Tokyo kala menjelang siang, Kirika kembali mengumpulkan kepala bagan untuk dimintai rapat hasil program kerja. Hasil diskusi mereka cukup memuaskan Kirika.

Setidaknya untuk saat ini.

Sekarang, ia akan berhadapan dengan divisi robotika yang dibentuk beberapa hari silam. Eleonor yang semula merupakan Kepala Laboratorium Elektronika berakhir merangkap jabatan sebagai Kepala Bagan Robotika pula. Sementara Aoi ditunjuk sebagai wakilnya.

Tidak hanya terjadi penambahan jabatan sementara, bahkan Kirika telah menyediakan sejumlah alat dan mesin yang mendukung kinerja tim robotika perusahaannya.

Di dalam rapat kali ini, mereka membahas proyek pertama bagi tim robotika, menciptakan android.

Mula-mula Edward menjelaskan beberapa ide yang terkait mengenai proyek. Mereka juga memberikan contoh referensi robot-robot dan android yang belum sempurna atau tengah dalam proses pengerjaan oleh tim robotika. Diketahui bahwa mereka yang tengah merancang dan membangun android telah menerima donasi dari perusahaan kecil.

"... Beberapa android yang telah tercipta ini—menurut hasil analisa kami—memiliki kemampuan sensorik dan motorik yang lambat. Misalnya kedipan mata, membalas percakapan manusia, bahkan melakukan gerakan sederhana lainnya," terang Daniel. "Sebelum kami bergabung ke dalam Alford Corporation, kami sudah mempelajari sebab dan akibat dari sini. Tentu saja, secara bertahap."

"Kami bahkan sudah memulai tahapan untuk mengatasi masalah yang terjadi," tambah Adam. "Beberapa robot hasil kerja dari tim kami merupakan sejumlah implementasi sederhana dari hasil analisa."

Beralih kepada Aoi, ia kemudian menerangkan beberapa prinsip kerja robot-robot yang mereka punya. Baik yang kalah atau yang menang dalam kompetisi sekali pun.

Sementara CEO mereka masih saja diam. Tatapan dari manik delimanya tak menunjukkan rasa bosan. Bahkan enggan luput dari tampilan presentasi yang disuguhkan.

Fate : A Journey of The Bloody Rose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang