Kantor Eleonor cukup luas. Terdapat meja yang panjang sedikit berantakan oleh beberapa buku dengan tebal sedang. Beberapa lemari berjajar di belakang meja. Adam menerka, pastilah sangat banyak perkakas yang diperlukan Eleonor, tepat kala ia mendapati beberapa pintu lemari yang sedikit terpangah karena mereka tak lagi muat menyimpan barang.
Sementara Daniel menoleh ke kanan. Dia melihat sebuah komputer dengan banyak kabel yang terhubung menuju sebuah kerangka tangan prostetik yang digantung dengan katrol dengan kendali jarak jauh.
"Anda membuat ini ... sendirian?"
Yang berceletuk ialah Nina, satu-satunya orang yang berani mendekatkan diri kepada tangan prostetik tersebut. Lagipula sang empunya tak melarang. Malah, Eleonor yang berdiri di belakang Nina mengantongi kedua tangan di saku jas sembari tersenyum lebar.
"Aku hanya akan meminta bantuan anggota laboratorium elektronika ketika memang membutuhkannya," jawab Eleonor yang kembali teralih kepada tangan robot yang tergantung sedikit lebih jauh dari posisinya. "Sebenarnya aku hendak menciptakan chip untuk ditanam di dalam otak.
"Tapi ... menciptakan itu agaknya membutuhkan waktu dan biaya yang besar. Belum lagi aku membutuhkan relawan untuk dioperasi bagian kepalanya. Lagi, barangkali efek samping yang diterima relawan akan sama besarnya ketika diterima, 'kan?"
Aoi melirik sosok di sampingnya. Sempat ia berkedip bersamaan dengan pandangan yang tertuju ikut memerhatikan tangan prostetik.
"Sebagai gantinya, aku membuat alat kendali yang mampu menangkap sinyal otak," lanjut Eleonor. Pula ia melangkah menghampiri jurnal di dekat komputernya. "Setidaknya sementara waktu itu bekerja dengan baik dan cukup efisien untuk percobaan pertama."
Edward yang sudah lebih dulu berdiri di samping Nina mulai memandang dengan seksama tiap detail dari tangan prostetik. Amat sangat banyak kabel yang tersambung di dalam kerangka. Sementara Daniel baru saja menerima jurnal milik Eleonor, mulai membaca. Aoi yang lebih tertarik pada jurnal segera menghampiri Daniel.
Atas perintah Eleonor, Adam mengekorinya menuju komputer. Hendaknya ia diizinkan untuk menonton dokumentasi tangan prostetik. Tampak Eleonor sedang berbicara, mula-mula ia menyebutkan tanggal perekaman.
Dari posisinya, Aoi ikut mendengarkan selagi Edward dan Nina berakhir ikut berkumpul di depan monitor besar. Di video pertama, Aoi menangkap bahwa penelitian sudah dimulai sejak pertengahan tahun lalu. Eleonor menyampaikan prinsip kerja tangan prostetik yang paling sederhana. Dan pada rekaman kedua, ia mulai memberitahu bahwa ia akan bekerja sama dengan laboratorium biogenik untuk belajar penerapan biomekatronika*.
Eleonor sudah mulai mengerjakan sejumlah bagian kerangka di selang rekaman selanjutnya, tepat pada bagian demonstrasi. Dari sana, Aoi dan Daniel mulai bergerak dari tempat mereka berdiri untuk menyusul kegiatan menonton.
Kala dokumentasi kelima, Eleonor sudah mulai memproses sistem gerak dari tangan prostetik tersebut. Lambaian, beberapa pergerakan leluasa lain diperlihatkan dari rekaman, sukses membuat Aoi terperangah takjub.
Eleonor kembali pada rekaman terbaru yang ia buat beberapa bulan silam. Adam tampak berseri-seri memandangi Eleonor di dalam rekaman tengah memasang sebuah alat pendeteksi sinyal otak berupa bando di kepalanya. Kemudian si profesor diam sembari memandangi tangan prostetik, seolah tengah memberi perintah dari dalam kepala. Di monitor yang dipampang di samping Eleonor, tampak beberapa perubahan gelombang yang terjadi selagi ia menjalankan beberapa perintah gerakan ke tangan prostetik.
Namun, proses demonstrasi yang si profesor tidak berlangsung lama. Terlihat ia begitu lelah, bahkan tubuhnya cukup banyak meneteskan peluh. Tak lama ia menyudahi rekaman dokumentasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate : A Journey of The Bloody Rose [END]
Action18+ for violence, blood, and strong language [Action, Drama, Science Fiction] Takdir ibarat seperti langit. Jika ia biru, artinya merupakan pertanda baik. Namun sebaliknya, kalau kelabu berarti pertanda buruk. Semua yang hidup mendapatkan hal serupa...