°°°
PC bang terlihat sepi, tidak seperti biasanya, dimana tempat ini selalu ramai dipadati oleh anak-anak SMA. Bisa dibilang jika PC bang adalah markasnya remaja lelaki dikala otak mereka sedang stress dikarenakan buku pelajaran. Dan disalah satu sudut, ada seorang wanita yang terlihat tengah fokus dengan layar komputer di depannya. Jari-jarinya sibuk bermain pada keyboard serta mouse secara bergantian, sementara telinganya ia tutup rapat menggunakan headphone. Bungkusan ramyun cup serta kaleng cola tercecer di meja dengan sangat berantakannya. Bahkan, kuah ramyun nya saja sudah muncrat kemana-mana. Orang yang melihatnya, sudah pasti akan langsung merasa jijik. Tapi, tidak dengan para berandalan yang selalu pergi ke tempat ini. Mereka tidak jijik, karena jika sudah fokus pada komputer, maka mereka akan melakukan hal yang sama dengan wanita ini.
Sesekali mulut si wanita mengumpat, namun tak membuat biji matanya hilang tujuan. Ia masih fokus memandangi musuh-musuh yang harus ia kalahkan, tak bisa jika harus menggerakkan biji mata, walau hanya berupa lirikan. Saking fokusnya, wanita itu sampai tidak sadar jika pintu PC bang terbuka dengan kuat, menampakkan seorang lelaki berkacamata masuk dengan tergesa, disertai dengan kepala yang celingukan seperti tengah mencari sesuatu.
"Di tempat biasa, kan?" Tanya pria berkacamata pada si penunggu PC Bang yang bermata sayu. Sepertinya belum waktu untuk ganti shift. Setelah mendapat anggukan yang berarti sebuah 'iyaan' dari si penunggu, Jungkook pun segera berlari kearah sudut. Tungkai pria itu berhenti melangkah sejenak, seraya tangannya mulai mengelus dada. Ia berusaha menenangkan dirinya terlebih dahulu. Lalu, dengan segera, ia kembali berjalan dan mulai melepaskan headphone yang wanita itu kenakan.
"Heh, anaknya kutu! Jangan ganggu!" Pekik si wanita, seraya memberi isyarat agar orang yang melepaskan headphone nya itu segera memasangkannya kembali. Ia sedang dalam masa-masa krisis karena hampir kalah. Bukannya memasang kembali, pria itu justru menarik lengan si wanita, membuat jarinya mengambang di atas keyboard. "Jeon Jungkook! What theㅡ" perkataan wanita itu terhenti karena Jungkook tiba-tiba saja memutar kursinya, membuat mereka berdua saling berhadap-hadapan.
"Kita harus pergi ke kampus Sakura!" Ingat Jungkook dengan wajah paniknya. Jarum jam terus berjalan, tidak ada yang namanya menunggu, karena itu setiap manusia diharuskan untuk bertindak cepat dan bisa mengatur waktu dengan baik tanpa melewatkan satu hal pun. Setelah diam sejenak, wanita yang dipanggil Sakura tadipun segera cengegesan dan memukul lengan Jungkook pelan. Lalu, segera mencengkram pipi si pria dan mengarahkannya pada jam dinding yang tergantung. "Mau menipuku? Ini masih malam, belum paㅡ" ucapan Sakura terhenti begitu saja saat matanya berhasil melihat angka dan jarum yang tengah berkombinasi pada jam dinding.
8.30 pagi
Sakura langsung beranjak dari kursi putar dan memandangi Jungkook yang sekarang sudah seperti bebek karena pipinya masih ditekan paksa oleh Sakura. "J-Jung, m-mata kuliah Pak Seokjin, kan?" Tanya Sakura dan seketika langsung dibenarkan oleh Jungkook. Wanita itu melepaskan cengkramannya pada pipi Jungkook, lalu kembali mendudukkan dirinya pada kursi putar dengan tidak bergairah, seperti sudah kehilangan separuh nyawa.
Semester kemarin ia sudah bermasalah perihal tentang absensi dengan dosen itu, Kim Seokjin.
"Oh Tuhan! Pokoknya kita harus sampai sebelum kelas dimulai!" Wanita itu bangkit kembali dan melihat waktu yang terus berjalan. Demi Tuhan, ia masuk pukul sembilan pagi dan sekarang hanya tinggal dua puluh lima menit lagi sebelum jam masuk dimulai. "Anaknya kutu! Cepatlah!" Teriak Sakura, ia menoleh kebelakang seraya melihat Jungkook yang masih berdiri di tempat semula.
Sakura menghentakkan kakinya saat melihat si anak kutu tersebut masih belum mau beranjak dari tempatnya, lalu mulai berjalan mendekat dan menarik lengan Jungkook. "Ayo Jung!" Geramnya seraya menarik-narik si pria.
"T-tunggu dulu! Kau tidak mandi? Ewh, jorok!" Jungkook bergidik jijik, seraya memandang Sakura dengan tatapan aneh. Sementara yang ditatap mulai menciumi dirinya sendiri. "Ah, sudahlah. Tidak ada waktu untuk mandi jika waktunya mepet. Tak akan ada yang mencium juga kecuali dirimuㅡ" jawabnya, seakan tidak peduli dengan aroma tubuhnya yang tidak disabuni seharian penuh. Mendengar itu, sang sahabat pun langsung memasang ekspresi ingin muntah dan segera menarik tangan Sakura.
"Bersihkan dirimu dulu baru pergi ke kampus! Gunakan kamar mandi disini, setidaknya baluri tubuhmu dengan sabun, bodoh! Kau kira aku mau suka rela mencium bau badanmu?" Tutur Jungkook sembari menyeret Sakura menuju kamar mandi yang ukurannya bisa dibilang sangat kecil dan sempit. Belum lagi lumayan kotor karena belum dibersihkan.
"Tidak akan sempat! Mengerti tidak sih? Mau telat, ya?" Gerutu Sakura seraya berkacak pinggang. Si pria menghela nafas lalu mulai menggelengkan kepalanya. "Kebersihan adalah hal utama sebelum pergi ke luar. Jadi sekarang kau mandi atau mau kumandikan biar cepat?" Tawar Jungkook, sudah benar-benar jengkel dengan temannya. Jika bisa meninggalkan, lebih baik Jungkook meninggalkan. Tak mau berteman dengan wanita sejorok dan sebodoh Sakura.
"Mandi sendiri, lah!" Sahut Sakura lalu segera berjalan masuk ke kamar mandi setelah melepaskan diri dari genggaman Jungkook. Dia bukan bayi yang perlu dimandikan oleh orang dewasa, atau balita yang harus mandi dalam pengawasan orangtua.
○○○
Mau sekencang apapun Jungkook mengayuh sepeda ontelnya dengan Sakura yang sudah bersorak seperti kapten cheers, tetap saja dua orang itu terlambat datang. Kini, mereka berdua tengah berada di depan pintu kelas sambil sesekali mengintip ke dalam. Dosen mereka, Pak Kim Seokjin sudah berada di dalam kelas, dan tengah menjelaskan materi pembuka. Dua orang yang baru saja bergantian mengintip itupun saling pandang lalu mulai aksi dorong-dorongan, saling menyuruh masuk kelas duluan.
"Karenamu aku telat, tanggung jawab," kata Jungkook. Mendengar itu, Sakura otomatis menyahut, "enak saja! Jelas-jelas karena kau menyuruhku mandi kita jadi telat begini! Kau duluan yang masuk!" Terus saling dorong-dorongan sampai akhirnya Jungkook tidak sengaja mendorong Sakura terlalu keras sehingga membuat lengan wanita itu menekan gagang pintu secara tidak sengaja dan...
BRAK
Seluruh pandangan mahasiswa pun tertuju pada Sakura yang kini sudah jatuh telentang di lantai dengan Jungkook yang mulai panik dan segera membantu Sakura berdiri.
"Maaf pak dosen!" Ungkap Jungkook seraya memaksa Sakura untuk membungkuk dengan mencapit lalu mendorong ke bawah leher si wanita. Jika saja tidak ada dosen di hadapan mereka, sudah pasti Sakura akan langsung menendang bokong Jungkook.
Pak Dosen, atau yang biasa disapa Pak Seokjin pun membetulkan letak kacamatanya, lalu mulai bertepuk tangan seraya melihat dua pasangan serasi hobi telat yang kini tengah membungkuk padanya. "Cepat duduk atau kalian berdua kuusir dari kelas!" Marahnya. Setelah mendengar itu, Jungkook langsung menarik lengan Sakura agar segera pergi dari hadapan Pak Seokjin. Jungkook, si anak kutu buku itu tidak mau bermasalah dengan dosen, apalagi jika dosennya segalak Pak Seokjin.
°°°
*PC bang itu semacam warnet.
Kasih intro dulu lah. Next chapter akan di update jika Fanfiction ANTIFAN: MORE THAN WORDS tamat, ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LO(ST)VE
Fanfiction[ COMPLETED ] Ada tiga pria yang mengelilingi Sakura; 1. Jeon Jungkook, sahabat seperjuangannya 2. Kim Namjoon, gebetannya 3. Kim Seokjin, suaminya Pada dasarnya, Sakura tak menyangka jika si dosen galak membuat kesepakatan dengannya, seperti; "Jika...