°°°
"Kenapa senyum-senyum sendiri di bawah pohon besar? Kau sudah seperti orang yang kerasukan arwah," Jungkook memberikan susu pisang kesukaan mereka berdua sambil bergidik. Teman spesialnya ini punya segudang keanehan yang tersembunyi di dalam diri. Membuat Jungkook penasaran, semenarik apakah wanita ini? Mereka sudah hampir delapan tahun menghabiskan waktu bersama, bisa dikatakan 'sudah sangat dekat' seperti ocehan mahasiswa disekeliling mereka. Tapi tetap saja, bagi Jungkook, masih ada sisi misterius dalam diri Sakura yang ingin ia ketahui. Zaman sekarang, banyak yang mengklaim jika mereka dekat, tapi sebenarnya mereka bahkan tidak tahu apapun.
Sindiran Jungkook memicu Sakura untuk memberikan bogeman pelan pada pundak kekar si pria. Jelas sekali, Jungkook tidak pernah menginjakkan kakinya pada tempat gym, namun pria itu mempunyai otot yang banyak membuat wanita terkagum-kagum. Badannya tegap, sangat berbeda ketika saat masih SMPㅡ cungkring. Setelah puas meninju Jungkook sekali, Sakura pun otomatis langsung menunjukkan layar ponselnya di depan mata Jungkook. Sudut bibirnya terangkat, menandakan jika sesuatu yang tengah ia tunjukkan adalah satu dari sekian banyak hal yang telah sukses membuatnya bahagia.
Apa kau ada acara minggu ini? Jika tidak, mau jalan denganku?
"Namjoon mengirimiku pesan lewat instagram. Hei, Kook! Katakan jika sekarang aku sedang tidak bermimpi," Sakura menarik kembali ponselnya ketika Jungkook sudah selesai membaca rangkaian kata pada pesan tersebut. Kepalanya menengadah, menatap langit biru yang dipenuhi oleh awan putih. Ia bahkan tidak pernah membayangkan jika Namjoon akan mengajaknya jalan duluan, mengingat jika sebenarnya dirinyalah yang bersifat agresif dalam perjuangan cinta ini.
"Jungㅡ" Sakura menyikut lengan Jungkook yang sekarang tengah duduk di sebelahnya, membuat pria itu seketika menoleh. Terasa menyesakkan ketika Sakura tersenyum untuk orang lain, bukan dirinya. Ya, Jungkook sadar jika perasaannya menyesatkan. Ia menjadi sangat egois. Namun, di waktu yang bersamaan, dirinya tidak bisa melakukan apapun. Diraihnya tangan Jungkook dan diarahkan menuju pipi kanannya. "Coba cubit, Kook! Jika sakit makaㅡ awh," ringisan pelan menjadi kata penutup pada kalimatnya. Dielus pipi putihnya yang kini sudah memerah, mulutnya pun sudah siap mengeluarkan sumpah serapah atas tindakan Jungkook barusan. Namun, sumpahannya tertahan karena ia ingat jika dirinyalah yang meminta Jungkook memberi pipinya cubitan. Eh, tapi yang ia harapkan tidak sekuat ini!
"Sakit, bodㅡ"
"Jangan pergi temui Namjoon. Terakhir kali kau menangis karenanya," Jungkook menatap Sakura dengan sendu, seolah benar-benar berharap jika teman spesialnya ini tidak akan pergi berdua dengan Namjoon. Jungkook boleh merasakan sakit karena cintanya yang tidak berbalas, tapi Sakura... Jungkook tidak ingin temannya terluka lebih jauh dan dalam, apalagi sampai merasakan sakit yang teramat sangat. Wanita ini terlalu bodoh, sudah tahu jika Namjoon tidak menyukainya, tapi terus didekati. Terkadangpun, Sakura sampai kehilangan harga diri jika berhadapan langsung dengan anak geng motor itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LO(ST)VE
Fanfiction[ COMPLETED ] Ada tiga pria yang mengelilingi Sakura; 1. Jeon Jungkook, sahabat seperjuangannya 2. Kim Namjoon, gebetannya 3. Kim Seokjin, suaminya Pada dasarnya, Sakura tak menyangka jika si dosen galak membuat kesepakatan dengannya, seperti; "Jika...