BAB 10

2.2K 368 29
                                    

°°°

Akhirnya, setelah Seokjin selesai bergulat panjang dengan pikirannya sendiri, iapun memutuskan untuk membawa dirinya menuju lapangan outdoor yang berada di halaman belakang kampus, di dekat belakang fakultas kedokteran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya, setelah Seokjin selesai bergulat panjang dengan pikirannya sendiri, iapun memutuskan untuk membawa dirinya menuju lapangan outdoor yang berada di halaman belakang kampus, di dekat belakang fakultas kedokteran. Agak jauh, jika jalan kakipun harus menempuh jarak sekitar delapan ratus meter dari siniㅡ fakultas ekonomi. Biasanya juga ia tidak pernah menonton langsung pertandingan yang memeriahkan festival musim panas tahunan Universitas Hansung. Salah satu faktornya adalah lapangan belakang yang terlalu jauh untuk disambangiㅡ bagi Seokjin.

Tapi kali ini berbeda. Seokjin pergi ke halaman belakang karena ia sempat memikirkan kalimat Sakura, yang mengatakan bahwa wanita itu akan ikut lomba lari estafet di pertandingan olahraga. Ia hanya ingin tahu, pantaskah wanita itu mendapatkan hadiah kecilnya? Jika bukan karena itu, lebih baik Seokjin tidak menghabiskan waktunya hanya untuk melihat pertandingan yang dipesertai oleh banyaknya mahasiswa.

Butuh waktu lima menit bagi Seokjin untuk bisa sampai di lapangan belakang Universitas yang luasnya enam puluh ribu meter atau setara dengan enam hektar tersebut. Banyak mahasiswa yang sudah memadati area kursi penonton, membuat Seokjin tidak menemukan satupun kursi untuk mengistirahatkan dirinya. Pandangannya tertuju kearah depan, melihat para pemain yang mulai memposisikan dirinya sebaik mungkin agar tidak kehilangan kesempatan kemenangan. Dari bisikan para mahasiswi yang membawa bendera kecil dengan warna jurusan, Seokjin jadi tahu jika sekarang sudah memasuki pertandingan tahap final. Ia jadi bertanya-tanya, apakah timnya Sakura masuk babak final?

Tak butuh waktu lama bagi Seokjin untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang ia ajukan. Setelah beberapa saat pertandingan dimulai, dapat ia lihat presensi Sakura di putaran ke lima, menandakan jika wanita itu adalah pelari terakhir yang akan merobek pita kemenangan. Dan ketika tongkat estafet tersebut mulai berpindah ke tangan Sakura, perlahan dada Seokjin menjadi sedikit berpacu cepat. Apakah bisa menang? Itu yang ia tanyakan, pasalnya sekarang, tim Sakura memimpin jalannya pertandingan. Jarak dengan pelari dari tim lain yang berada di posisi dua juga tidak lumayan jauh. Jika Sakura lengah sedikit, mungkin si posisi kedua akan menyalip dan menggantikan gelarnya.

Sementara di tengah pacuan tanding, Sakura tengah mati-matian menggerakkan tungkainya agar ia bisa cepat sampai ke garis finish. Tim nya sudah berjuang sampai di posisi ini, dan Sakura tidak mau mengecewakan rekan timnya. Tapi sayangnya, semua itu tidak berjalan lancar sebagaimana mestinya dikarenakan Sakura yang tiba-tiba jatuh terjerembab. Sialnya, tali sepatu sebelah kanannya lepas, menjuntai mengikuti dirinya berlari juga. Semua pesorak memekik panik karena dua hal. Pertama, karena Sakura yang jatuh. Kedua, karena posisi pertama berhasil disalip oleh jurusan lain.

Mengerti akan hal itu, Sakura pun segera berdiri kembali, mengambil tongkat estafetnya yang menggelinding beberapa senti dari tempatnya, melanjutkan larinya dengan langkah yang terpincang. Wanita itu sedih karena ia tidak bisa mempertahankan posisinya dan merebut itu kembali, dan harus merelakan medali emas untuk tim lawan. Saat Sakura sudah sampai di balik garis finish, rekan timnya segera menghampiri, bertanya apakah Sakura baik-baik saja?

LO(ST)VETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang