BAB 15

2.3K 375 23
                                    

°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Disaat usianya menyentuh angka tujuh belas tahun adalah saat pertamanya menginjakkan kaki di pasar malam yang luasnya melebihi lapangan bola kaki. Saat itu, sepulang kelas malam, tiba-tiba Jungkook bertanya, apa yang kau inginkan sebagai hadiah ulangtahunmu?, tentu saja dengan wejangan jika jangan meminta sesuatu yang diluar batas kemampuannya untuk membayar. Karena teman sekelasnya sering berbicara betapa mengasyikkannya wahana di pasar malam, Sakura pun langsung berkata dengan cepat jika dirinya ingin pergi mengunjungi tempat penuh wahana bermain tersebut. Kebetulan sekali, tiket masuknya masih terbilang cukup murah, apalagi pelajar diberikan potongan harga lima puluh persen karena belum memiliki penghasilan sendiri.

Dan hari ini, Jungkook kembali membawanya ke pasar malam yang sekarang tengah dipenuhi oleh orang-orangㅡ mulai dari anak-anak sampai dewasa. Betapa merekahnya senyum Sakura, membuat hati Jungkook berdebar karena terpikat dengan menawannya sudut bibir yang terangkat tersebut. "Jadi, sampai kapan kau mau berhenti di depan pintu masuk?" Tanya Jungkook sembari pura-pura melihat arloji yang melingkari tangan kirinya. Sontak, Sakura menoleh, menyengir singkat dan kemudian segera memeluk lengan Jungkook, membawa pria itu untuk masuk lebih jauh lagi ke dalam luasnya lahan pasar malam.

"Roller coaster?" Tanya Jungkook tepat saat Sakura membawa langkah mereka berhenti tepat di depan wahana yang membuat beberapa orang mengeluarkan isi perutnyaㅡ setelah menaiki itu, tentunya. Wanita itu mengangguk mantap, benar-benar meyakinkan Jungkook dengan raut wajah serta semangat hari kemerdekaan.

"Bianglala saja, ya," Jungkook sudah pasti menolak sebab ia sadar jika Sakura tidak mungkin bisa menaiki wahana yang mengaduk-aduk isi perut. Sangat tidak mengenakkan jika wanita itu tiba-tiba saja muntah saat kereta sedang berjalan terbalik, memutari lintasan. Tolakan Jungkook dibantah dengan gelengan keras Sakura, "Aku juga ingin sekali-kali menemanimu berteriak karena menikmati wahana ini." Terjadilah perdebatan kecil diantara mereka berdua, dan akhirnya membawa Jungkook pada akhir yang dapat tertebak dalam waktu singkatㅡ dirinya mengalah.

"Aku tidak membawa plastik untuk menampung muntahanmu, ingat, ya!" Ujar Jungkook, memperingati wanita cantik ini sekali lagi. Mendengar itu, Sakura pun kembali menegaskan jika dirinya tidak akan muntah, Jungkook bisa memegang ucapannya. Sebenarnya, bagi Sakura roller coaster itu tidak menyeramkan. Hanya saja, entah kenapa, tubuhnya selalu menolak mengiyakan jika wahana tersebut mengasyikkan. Dipeganginya tangan Jungkook dengan erat saat pengaman sudah terpasang pada tubuhnya. "Jangan tepis tanganku, ya, Kook," tuturnya dengan segala keimutannya, mirip seperti kucing yang minta untuk dielus.

Sakura tidak menghitung berapa lama kereta ini membawanya berputar-putar pada lintasan curam yang menakutkan. Orang-orang yang memerhatikan terlihat sangat kecil jika dilihat dari atas, mirip seperti semut yang tengah berkerumun untuk kembali ke sarangnya. Berkali-kali suara teriakannya ia keluarkan, sampai-sampai tenggorokan pun kering karenanya. Dan berakhir dengan Jungkook yang memijit tengkuk Sakura dengan sedikit kuat, membantu proses pengeluaran cairan menjijikan yang sudah tak mampu untuk ditahan lagi.

LO(ST)VETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang