°°°
Sakura kembali ke dalam rumah dengan rasa tegang dan cemas yang bercampur menjadi satu. Pagi-pagi sekali, di hari libur seperti ini, Sakura pergi ke perpustakaan kota untuk bertemu dengan rekan-rekan kelompoknya. Ia harus merelakan hari sabtunya yang berharga untuk mengerjakan tugas yang akan dikumpul tepat hari senin. Saat ia membuka ransel unicornnya untuk mengambil kotak pensil yang menyimpan alat-alat tulis, barulah ia sadar jika testpack yang sudah seminggu ini ia sembunyikan hilang.
Ia mencoba dengan keras untuk mengingat dimana ia meletakkan testpack nya, karena tak biasanya benda kecil tersebut menghilang dari kotak pensilnya. Tepat ketika ia mengingat, matanya melebar. Pagi tadi seluruh barangnya sempat terjatuh dari dalam ransel, membuat lantainya berantakan dan menimbulkan suara bising. Ia ingat jika dirinya telah memungutnya; seluruhnya. Tapi jantungnya langsung berdegup kencang tatkala ia ingat jika dirinya tidak sempat untuk memungut testpack yang terpental di bawah kursi. Karena itulah, dengan segala alasan yang meyakinkan, iapun segera kembali ke rumah.
Salivanya terteguk tatktala ia melihat Seokjin yang kini tengah duduk di sofa dengan kaki kanan yang bertumpu pada paha kiri. Tatapannya mengarah ke layar televisi, tapi entah kenapa rasanya pria itu tidak menonton apa yang dipertontonkan oleh stasiun televisi.
"Kenapa balik lagi? Ada yang tertinggal?" Seokjin bertanya tanpa mengarahkan kepalanya kearah Sakura, tetap fokus ke arah televisi empat puluh inch di hadapannya.
"Ya," jawabnya cepat, mengisyaratkan jika dirinya memang benar buru-buru.
"Apanya yang tertinggal?" Seokjin kembali bertanya, kali ini ia beranjak dari sofa, mengambil remot dan mematikan televisi, lalu meletakkan kedua tangan di dalam saku setelah melempar remot ke atas sofa. Ia berbalik, melihat Sakura yang kini tengah berdiri tak jauh darinya. Wanita itu mematung, seolah ada satu paku besar yang menancapkan dirinya di bumi.
"Ko-kotak pensil," katanya gugup, dan setelahnya segera melanjutkan langkah tergesanya. Pikirannya bercabang, ia takut jika Seokjin menemukannya.
"Apa ini yang namanya kotak pensil?" Sakura mengerem langkahnya tiba-tiba, tak jadi menapaki anak tangga pertama yang akan mengangkutnya menuju lantai atas. Ia berbalik, melihat Seokjin yang mendekat dengan wajah marahnya sembari memperlihatkan benda yang Sakura cari di tangan kanannya.
"P-Pak Dosenㅡ"
"Apa ini Lee Kkura?" Tanyanya penuh penekanan, melempar testpack tersebut tepat di depan wajah si wanita. Membuat Sakura menutup kedua matanya karena takut dan gugup. Tubuh terutama kedua tangannya bergetar hebat. Kenapa disini dia seolah-olah adalah tersangka?
KAMU SEDANG MEMBACA
LO(ST)VE
Fanfiction[ COMPLETED ] Ada tiga pria yang mengelilingi Sakura; 1. Jeon Jungkook, sahabat seperjuangannya 2. Kim Namjoon, gebetannya 3. Kim Seokjin, suaminya Pada dasarnya, Sakura tak menyangka jika si dosen galak membuat kesepakatan dengannya, seperti; "Jika...