BAB 14

2.4K 379 43
                                    

°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini adalah kali ke tiga Seokjin berusaha untuk menjejalkan dirinya ke dalam dunia mimpi. Tapi, sekeras apapun pria itu mencoba untuk terbuai dalam kesunyian malam, jiwanya masih menyatu dengan raganya. Dengan langkah gontai, ia segera turun dari ranjang empuknya, berjalan mendekati saklar lampu, meremangkan kamar tidurnya. Sejujurnya, ia tidak bisa tidur jika lampu utama masih menerangi area kamarnya. Berhubung Sakura dan dirinya sedang berbagi tempat tidur, mau tak mau ia harus mengalah daripada mendengar rengekan si wanita tentang monster merah menyeramkan.

Seokjin menutup kedua matanya, menikmati kesejukan pendingin ruangan yang membekukan seluruh syarafnya. Perlahan, ia menolehkan kepalanya ke samping kanan, memerhatikan bagaimana nyenyaknya Sakura tidur disampingnya. Nafas si wanita teratur, menandakan jika mimpi baik datang menghampiri tidurnya. Entah kenapa, melihat wajah manis si wanita, saliva Seokjin tertelan secara kasar tanpa diminta. Sebenarnya, ia sudah menganggap Sakura sebagai adiknya sendiri, terbukti dari bagaimana cara ia melindungi dan memberi nasihat.

Han Jiseo, bolehkah aku mencium wanita ini?

Batin Seokjin bergejolak. Berkali-kali ia mendekatkan wajahnya, namun berkali-kali pula ia menarik kembali wajah tampannya. Tangannya bahkan sudah mengambang di udara, berniat untuk merapikan helaian rambut si wanita yang tergerai berantakan sehingga menutupi area wajah. Pikiran dan hatinya bertarung, antara melakukan atau menyerah dan memilih untuk memejamkan mata. Tapi sepertinya, hati Seokjin menang telak. Ia sudah tergoda dengan birai merah Sakura sejak beberapa hari lalu, dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk memberi ciuman singkat.

Han Jiseo, aku melakukannya bukan karena berniat untuk mengkhianatimuㅡ

Didekatinya wajah Sakura dengan gerakan pelan. Hingga akhirnya nafas mereka saling bertemu dan berhembus berirama, menjadi lullaby di malam yang sunyi dan dingin. Dunia Seokjin rasanya berputar tatkala bibir tebalnya mengecup permukaan bibir bawah si wanita yang tengah terlelap. Jantungnya berpacu cepat, seolah hendak lepas dari dalam diri. Tangan besarnya pun segera meraih rahang Sakura, berusaha untuk memperdalam ciuman yang ia mainkan sendiri. Matanya kini bahkan sudah terpejam, menikmati setiap jengkal kulit bibir merah Sakura.

Han Jiseo, maafㅡ

Seokjin menghentikan ciuman sepihaknya, tidak ingin mencium lebih dalam dan hangat lagi sebab takut tidur si wanita terganggu. Hidung mancung mereka sengaja Seokjin biarkan menempel erat. Biasanya juga, setelah ia dan Jiseo berciuman, mereka selalu melakukan hal iniㅡ menempelkan hidung, lalu menggeseknya dengan birai yang tersenyum lebar. Perlahan, ia mulai menjauhkan hidung mereka berdua, lalu segera meraih punggung Sakura, membawa wanita itu ke dalam pelukan hangatnya.

LO(ST)VETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang