BAB 20

2.3K 362 17
                                    

°°°

Mata sudah memberat, namun reaksi diri seolah tidak mengizinkan Seokjin untuk terlelap, ikut terbuai bersama binatang yang aktif saat pagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata sudah memberat, namun reaksi diri seolah tidak mengizinkan Seokjin untuk terlelap, ikut terbuai bersama binatang yang aktif saat pagi hari. Sibuk menggulingkan diri ke kanan dan ke kiri guna mencari posisi yang nyaman sejak jam sepuluh malam, tapi tetap saja mata menutup namun diri tidak terlelap. Tak kuasa bergulat dengan perasaan kantuk, Seokjin pun akhirnya terpaksa membuka mata lebar-lebar dan mengecek ponsel canggihnya. Hari sudah semakin malam, sementara penghuni kamar di seberangnya belum juga menampakkan batang hidung. Wanita itu, wanita yang telah memporak-porandakan hatinya tanpa izin adalah penyebab matanya tak dapat terkatup dengan sempurna.

Dilihat panggilan keluar yang ia tujukan pada wanita muda nan cantik yang selama sebulan sudah hidup seatap dengannya. Tidak diangkat, dan rasanya Seokjin ingin marah sejadi-jadinya. Sudah sejak pagi tadi ia diabaikan, entah apa kesalahannya. Apa wanita itu menganggap jika dirinya adalah angin lalu yang pantas untuk diabaikan? Helaan nafas pelan pun hidungnya hembuskan, diketiknya pesan singkat yang akan ia kirimi pada si pembuat tidur malamnya tidak nyenyak.

Saya tidak tahu kau dimana, tapi selamat malam.

Seokjin memberanikan dirinya untuk mengirimi pesan 'selamat malam' walau rasa khawatir benar-benar menghantuinya. Sejujurnya, pesan singkat tersebut hanyalah berupa sebuah pengalihan kegundahan. Anggap saja jika pesan selamat malamnya sudah dibaca dan balasan sudah ia terima, setidaknya hati kecilnya yang meraung sudah merasa sedikit lega dan berhenti memberontak layaknya pendemo.

Diletakkan ponsel canggihnya di sebelah bantal kepala sekaligus menarik nafas berat. Iapun mulai memejamkan matanya sedikit demi sedikit, sampai akhirnya suara dering ponsel menyadarkan dirinya, membuatnya segera beranjak dari posisi baring setelah tangan kirinya mengambil benda pipih miliknya.

Dahinya mengkerut ketika melihat nomor yang tidak dikenal menyambangi ponselnya. Memang sih, sering ada mahasiswi yang nekat menghubunginya, mengiriminya sms cinta yang menggelikan dan membuat berdiri bulu kuduknya. Ingin hati untuk langsung menghapus tanpa membaca seperti biasa-biasanya. Namun, entah kenapa, kali ini tangannya mulai usil dan akhirnya membuka dan membaca isi pesan tersebut.

From: 000-111-xxxx

Sakura, dia menginap di rumahku.

Seokjin berpikir dengan keras setelah ia berhadapan dengan pesan kurang ajar tersebut. Jika diingat-ingat lagi, Sakura tidak banyak bergabung dalam lingkaran pertemenan. Jika tidak bersama Jungkook ataupun didekati oleh Amara, maka sudah pasti ia akan sendirian. Berdiam dipojokan guna menyusun rencana pendekatan dengan Namjoon atau hanya sekedar menikmati semilir angin seraya menyedot susu pisang yang hampir kadarluasaㅡ sebab harganya bisa turun dua kali lipat.

LO(ST)VETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang