°°°
"Tidak mau!" Tolak Sakura seraya beranjak dari kursi yang sejak tadi ia duduki, membuat dudukan yang berbahan dasar kayu tersebut berderit pelan. Wanita itu mendadak gugup dengan keringat dingin yang ikut lolos dari dahinya. Yang benar saja, usianya bahkan belum genap dua puluh tahun dan jiwanya masih muda! Melihat reaksi Sakura yang langsung menolak setelah ia menjelaskan apapun yang diminta mahasiswa bermasalahnya ini secara singkat, Seokjin pun mulai menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi, bersidekap seraya menatap Sakura yang kini juga tengah menatapnya dengan bola mata yang bergetar. "Tidak mau? Bagus. Berarti tidak masalah 'kan jika saya memberimu nilai D?" Pertanyaan Seokjin barusan seakan memojokkan Sakura, membuatnya menjadi seorang mahasiswi tersial dalam sejarah perkuliahan di dalam lingkup universitas ternama ini.
Sakura meneguk salivanya lambat, menyatukan jari-jari kedua tangannya dan mulai merematnya kuat. "Pak Dosen, apa tidak ada hal lain? Saya bisa melakukan apapun agar Bapak memberi saya nilai C, asalkan... asalkan jangan yang tadi," digigit bibir bawahnya setelah kalimat tersebut ia lontarkan. Ayolah, sekali saja, ia mohon agar dewi fortuna berpihak padanya. Semoga saja Pak Seokjin akan berkata 'ya' yang dapat membuat ia menghela nafas lega. Tapi nyatanya, Pak Seokjin menjawab tidak, membuat Sakura tidak dapat bernafas dengan baik karena ketakutan mulai menjumpainya.
Suasana hati Seokjin memburuk tatkala ia mendapat penolakan dari Sakura, seolah pria sepertinya sudah teramat tua untuk berhubungan dengan wanita muda selayaknya Sakura. Hei, walau sekarang usianya sudah menginjak tiga puluh empat tahun, tapi orang-orang tetap memuji keawetan mudanya dan ketampanannya yang seakan tidak pernah pudar. "Jika tidak ada hal lain, silahkan keluar dari ruangan saya," Seokjin berbicara dengan nada rendahnya, menunjuk pintu dengan tangannya, memberi isyarat lewat matanya jikalau pintu keluar sudah terbuka lebar untuk Sakura.
Siapa juga yang mau menikah dengan wanita yang bahkan masih punya banyak utang IPK? Wanita di depannya ini sama sekali tidak termasuk ke dalam tipe idealnya seorang Kim Seokjin. Parasnya kelewat biasa, masih tergolong remaja labil yang mencintai masa muda, dan juga terlalu kurus untuk ukuran seorang wanita yang memiliki tinggi badan diatas seratus enam puluh sentimeter. Wanita lidi, itu julukan yang beberapa detik lalu Seokjin berikan untuk mahasiswinya. Jelas sekali, wanita idaman Seokjin adalah seseorang yang cantik seperti Han Jiseo, mempunyai banyak bakat dan pandai sekali memasak. Suaranya yang terlampau indah bahkan masih terngiang-ngiang di telinga Seokjin walau sudah beberapa hari ini ia tidak mendengar suara malaikatnya.
"Pak Dosenㅡ"
"Keluar!"
"Baiklah! Saya bersedia menikah dengan Bapak demi nilai C!" Pekik Sakura dengan mata terpejam dan kedua tangannya yang ikut mengepal. Nafasnya terengah tatkala kalimat tersebut sudah keluar dari birainya dengan terpaksa. Hidupnya amat sangat lucu, demi nilai C ia harus mengorbankan masa mudanya. Padahal masih banyak yang ingin ia lalui saat ini, dimana ia masih diberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di universitas. Disisi lain, jawaban Sakura barusan sukses membuat Seokjin terdiam. Kedua matanya mencermati betapa cemasnya wajah si wanita yang kini tengah menutup matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LO(ST)VE
Fanfiction[ COMPLETED ] Ada tiga pria yang mengelilingi Sakura; 1. Jeon Jungkook, sahabat seperjuangannya 2. Kim Namjoon, gebetannya 3. Kim Seokjin, suaminya Pada dasarnya, Sakura tak menyangka jika si dosen galak membuat kesepakatan dengannya, seperti; "Jika...