°°°
"Kau serius?"
Suara berat seorang pria terdengar dari seberang sana, membuat Sakura terpaksa menghela nafasnya sekali lagi. Ini sudah kali ketiga teman bicaranya menanyakan hal yang sama, perihal keseriusannya untuk kabur dari pelukan Kim Seokjin. Sebenarnya ini adalah keputusan akhir yang Sakura buat setelah mempertimbangkan dan memikirkannya dengan baik. Seseorang yang pergi meninggalkan kekosongan hati kini sudah kembali. Jadi dirinya tidak memiliki kegunaan dan alasan untuk tetap berada dalam genggaman pria kharismatik seperti Kim Seokjin.
Sepertinya menjadi orangtua tunggal bukanlah masalah besar untuknya, itu yang Sakura pikirkan. Ia terlalu sering membaca komik tentang perjuangan seorang wanita yang menjadi ibu tunggal untuk anaknya. Melelahkan dan menyenangkan di waktu bersamaan. Kalaupun dipikir-pikir, hal itu terkesan lebih baik daripada ia harus hidup di tengah-tengah hubungan seseorang.
Seokjin berperilaku baik padanya semata-mata karena pria itu merasa bersalah karena telah menghamilinya ketika tubuhnya sedang dalam pengaruh alkohol. Sebelum kejadian itu terjadi, Seokjin memperhatikannya karena ia merindukan sosok kekasihnya, bisa terlihat jelas dari raut wajahnya.
Dan sekarang, dramanya sudah berakhir. Sad ending pula.
"Ini sudah yang ketiga kalinya kau berkata seperti itu, Kook. Kukatakan sekali lagi, jika aku benar-benar serius ingin meninggalkan kehidupan Kim Seokjin," Sakura berhenti sejenak untuk menetralkan rasa sakit pada paru-parunya, seperti sedang ditekan oleh benda yang amat berat. Menyesakkan. Tak lama, ia kembali melanjutkan, "Aku bahkan sudah menulis surat perpisahan untuknya."
Dan ya... Jungkook cukup terkejut ketika mendengarnya. Teman wanitanya ini terlihat benar-benar sudah menyiapkan kepergiannya dengan matang. Sekarang giliran pria kekar tersebut yang menghela nafasnya.
"Jika itu yang kau inginkan, aku bisa apa? Kau itu keras kepala, jadi percuma saja aku berceloteh agar kau berubah pikiran, atau setidaknya jangan gegabah."
Sakura mencebikkan bibirnya, tak suka dengan ucapan Jungkook barusan. Apa maksudnya? Jungkook mengatainya sebagai wanita bersumbu pendek yang gegabah, begitu?
"Tidak bisakah kau mendukung keputusanku? Apa kau rela melihat temanmu luntang-lantang seperti orang bodoh di tengah-tengah pasangan yang sedang menumbuhkan euforia cinta mereka?" Entah karena alasan apa, Sakura yang biasanya tidak pernah emosi menjadi tersinggung dengan perkataan Jungkook yang sepertinya tidak menyulut sumbu pertengkaran. Tak tahulah, sepertinya ia sedang mengalami mood swing yang dahsyat.
"Oh astaga, kenapa kau jadi marah padaku? Aku 'kan hanya memberimu pencerahan. Apa kau sedang PMS?"
Setengah mati Sakura berusaha untuk meredam segala kekesalannya dengan Jungkook. "Bagaimana aku bisa PMS jika sedang dalam fase kehamilan, bodoh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LO(ST)VE
Fanfiction[ COMPLETED ] Ada tiga pria yang mengelilingi Sakura; 1. Jeon Jungkook, sahabat seperjuangannya 2. Kim Namjoon, gebetannya 3. Kim Seokjin, suaminya Pada dasarnya, Sakura tak menyangka jika si dosen galak membuat kesepakatan dengannya, seperti; "Jika...