Irene duduk di atas closet. Ia memang pamit kepada Ibu Seungwoo untuk ke kamar mandi tadi. Ternyata hanya setengah jam saja ia bisa bertahan berdua dengan Ibu Seungwoo. Irene merasa kepalanya pening dengan omelan-omelan yang wanita itu sampaikan. Apalagi tadi Ibu Seungwoo menelphone Krystal, gadis yang ia temui di kantor Seungwoo. Sepertinya dalam beberapa menit, gadis itu akan sampai di rumah ini.
Sesampainya di kamar mandi, Irene terdiam. Menatap pantulan dirinya yang tampak begitu menyedihkan.
Ia ingin marah, bukan pada Ibu Seungwoo, tapi pada dirinya sendiri. Apa yang Ibu Seungwoo ucapkan tidak sepenuhnya salah, tapi Irene tetap merasa ada yang mengganjal hatinya.
Irene memilih duduk di atas closet, menundukkan kepala lalu mengeluarkan smartphone nya. Hanya menggeser layar berkali-kali. Menimang apakah harus menelphone Seungwoo atau tidak.
Nyatanya, jarinya bergerak menelphone Seungwoo.
"Halo?"
"Kamu masih lama?"
"Sepertinya iya."
"..."
"Irene, apa ada masalah?"
"Enggak kok, buruan pulang ya?"
"Ya, tolong tunggu saya."
"Oke." Jawab Irene lesu lalu mengakhiri panggilan.
Ia kemudian berdiri. Memantapkan hatinya. Irene rasanya bukan gadis lemah, ia harus menunjukkan pada Ibu Seungwoo, bahwa setidaknya Irene bukan hanya modal cantik.
"Wah, kenapa lama sekali tidak kesini?" Suara Ibu Seungwoo terdengar begitu ramah, "Yaampun, kamu tambah cantik saja, Krystal."
"Iya, Bu." Jawab Krystal sambil tersenyum senang, "Oppa mengijinkanku untuk kesini."
"Tentu saja kau bebas untuk kesini," Ibu Seungwoo mengelus kepala Krystal dengan sayang.
Irene menyipitkan mata. Saat melihat perlakukan Ibu Seungwoo terhadapnya dan terhadap Krystal sangatlah berbeda.
"Wah, Kak Irene." Sapa Krystal saat melihat Irene.
"Dia sainganmu, Krystal." Ucap Ibu Seungwoo.
"Benarkah, Bu?"
"Iya. Dia wanita pilihan ayah Seungwoo."
"Ah," paham Krystal lalu memandang Irene meremehkan.
Irene mengerutkan kening. "Maaf? Maksudnya apa?"
"Ayah Seungwoo begitu ngotot mau menjodohkan Seungwoo denganmu hanya karena orangtua mu. Mereka berteman sejak lama. Padahal aku sudah punya calon sendiri untuk Seungwoo," Jelas Ibu Seungwoo.
Irene rasanya dibuat linglung, jadi sebenarnya perjodohan ini hanya disetujui oleh Ayah Seungwoo dan Ibu Seungwoo sudah punya calon sendiri yang bahkan ternyata adalah mantan adik kelas nya. Pantas saja perlakuan Ibu Seungwoo pada keduanya sangat berbeda.
Drama macam apa lagi ini, Batin Irene.
"Nah Krystal, sekarang ayo kita memasak,"
Ibu Seungwoo menggiring Krystal ke dapur, meninggalkan Irene yang hanya berdiam diri seperti orang bodoh.
Dua puluh menit Irene hanya melihat dua orang itu yang sibuk bercanda sambil memasak. Ah, padahal saat Irene yang memasak bersama Ibu Seungwoo, keadaannya begitu kaku.
"Maaf, sepertinya aku akan pulang," Pamit Irene.
Ibu Seungwoo dan Krystal menatap Irene.
"Tentu, Ibu sudah ditemani Krystal."
Irene benar-benar dongkol. Dari awal kehadirannya memang tidak dibutuhkan. Jadi, ia segera mengambil tasnya dan berjalan keluar rumah. Toh, ia pamit pun tidak akan di dengar oleh dua orang itu.
° to be continued °
Han Seungwoo
KAMU SEDANG MEMBACA
CALON [completed]
Fanfic"Bagus. Kalau begitu ayo buktikan." "Apa?" "Satu bulan ini kita jalan. Setelahnya terserah kamu, saya tidak akan memaksa." . Irene and her pretty goddes. Seungwoo and his daddy vibes. . (3 Juli 2019 - 17 November 2019)