14. Kebencian Irene

1.4K 276 12
                                    

"Besok kita ada janji dengan Dongpyo," Ucap Seungwoo setelah mengantar Irene sampai di depan rumah.

Irene menghela napas, ingat bahwa ia tadi mengabaikan bocah itu.

"Kalau kamu tidak bisa, tidak apa-apa, Rene."

"No. Aku bisa, kata siapa aku gak bisa?"

Seungwoo tersenyum ramah, "Baiklah, besok saya jemput."

Irene mengangguk.

"Irene, kamu sudah pulang?" Ayah Irene muncul dari dalam rumah dengan setelan santai nya.

Irene memutar bola mata, tak senang. Seungwoo yang melihat itu bergerak menepuk pelan rambut Irene.

"Seungwoo, masuk dulu nak." Ayah Irene bersuara lagi.

"Kamu pulang aja. Besok jemput aku," Putus Irene final. Setelah itu, Ia bergegas masuk ke dalam rumah.

"Kalian darimana?"

"Hanya keliling sebentar. Oh iya, besok saya akan mengajak Irene keluar, Ayah."

Ayah Irene hanya mengangguk.

"Ayah, aku akan keluar sebentar untuk membeli sesuatu," Suara seorang gadis menginstrupsi pembicaraan mereka.

"Mau kemana malam-malam seperti ini, Jisoo?"

"Aku mau membeli ice cream."

"Apa sudah habis?"

"Di freezer tidak ada."

"Ayah lihat tadi masih ada tiga."

"Itu punya eonni, Ayah." Ucap Jisoo pelan.

Ayah Irene mengangguk, "Kamu tau jalannya?"

Jisoo terlihat ragu, "Aku bisa mencarinya."

"Tidak boleh. Kamu harus diantar." Ayah Irene menolak dengan tegas.

"Diantar siapa?"

"Seungwoo," Panggil Ayah Irene.

"Ya, Ayah?"

"Perkenalkan, dia adik Irene, Bae Jisoo. Selama ini dia sekolah di luar kota."

Seungwoo tersenyum mengiyakan. "Biar Jisoo saya yang antar ke supermarket depan."

"Apa boleh?" Tanya Jisoo antusias.

"Tentu, ayo!"

Sementara itu, Irene menjadi saksi bagaimana Seungwoo dan Jisoo keluar dari rumahnya dan masuk ke dalam mobil Seungwoo.

Irene menatap sedih dan benci kejadian itu. Tangannya mengepal.  Ia daritadi berdiri di balik jendela kamarnya yang ada di lantai dua. Niatnya ingin melihat Seungwoo sampai laki-laki itu meninggalkan rumahnya. Tapi yang terjadi malah ia melihat Seungwoo dan Jisoo yang entah akan menuju kemana.

Dengan kasar, Irene bergegas turun. Langkahnya yang serampangan menarik perhatian Ibu dan Ayahnya.

"Irene, mau kemana?" Tanya Ibunya khawatir.

"Kenapa membiarkan Seungwoo berdua dengan gadis itu?!" Bentak Irene tertahan.

"Jangan kekanak-kanakan Irene," geram Ayahnya.

"Aku tidak mau dia mengambil milikku lagi," lirih Irene dengan tegas.

"Sayang-" Ibunya bergerak hendak memeluk Irene.

"Jangan sentuh! Aku cuma mau ibuku!"

"Sayang, ini ibumu," Ibu Irene berkata sedih.

"Bukan! Aku mau ibuku! Ibu kandungku yang asli! Gadis itu sudah mengambil ibuku! Sekarang dia mau mengambil Seungwoo, hah?!"

"Kemarin siapa yang menolak dengan keras saat dijodohkan dengan Seungwoo?" Ucap Ayah Irene dingin.

Irene menyipitkan mata. Dahinya mengernyit bingung. Kali ini maksudnya apa?! Teriaknya dalam hati.

"Kau begitu menolak keras kehadirannya beberapa waktu yang lalu. Ayah berniat menggantimu dengan Jisoo seandainya kau menolak Seungwoo."

"Brengsek!-"

PLAK-

Ibu Irene reflek berteriak melihat Ayah Irene yang menampar Irene.

"Perhatikan dengan siapa kau bicara! Orangtua mu tidak pernah mengajarkanmu kurang ajar!"

Pertahanan Irene runtuh, ia menitikkan air mata. Tangannya memegang pipinya yang tampak memerah. Hatinya sakit mengetahui ayahnya yang menatap tajam dirinya.

"Orangtua ku pergi sejak aku berumur tujuh belas tahun," lirih Irene. Matanya menyiratkan sebuah kesakitan.

"Sayang, Irene," Ibu Irene sudah menangis di sebelahnya.

"Aku benci fakta bahwa apa yang aku sukai selalu terenggut dariku!" Tegas Irene balik menatap tajam sang Ayah.

"Seperti yang aku bilang enam tahun yang lalu, aku hanya akan memanggilmu Ibu ketika anakmu hanya ada aku." Kata Irene tak tersentuh.  Ia segera menghapus air matanya dan berjalan meninggalkan Ayah dan Ibunya.

Saat membuka pintu, ada Seungwoo dan Jisoo yang hendak masuk. Irene menatap sekantong kresek yang dibawa Seungwoo, ia mendadak tersenyum meremehkan.

"Eon-eonni," panggil Jisoo takut.

"Sekarang apa lagi? Kau mau mengambilnya juga dariku?" Lirih Irene dengan tatapan bencinya.

Seungwoo hendak memegang lengan Irene tapi dengan cepat ditepis gadis itu, "Kau silahkan dengan gadis ini!" Lalu tubuh kecilnya bergerak menerobos Seungwoo dan Jisoo.



° to be continued °

Bae Jisoo dan Bae Irene

CALON [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang