7. Daddy and His Son

1.5K 295 15
                                    


"Rene, kenalkan, Son Dongpyo," Seungwoo tersenyum cerah sambil merangkul bocah manis itu.

"Di-dia siapa kamu?"

"He's my son, Rene."

"HAH?!"

Irene rasanya kehabisan kata-kata.

°°°

Saat ini Irene ditinggal berdua dengan Dongpyo di dalam mobil. Mereka sedang dalam perjalanan mengantarkan Dongpyo pulang, tapi berhenti di supermarket karena Seungwoo ingin membelikan Dongpyo dan Irene makanan ringan.

"Pyo," Panggil Irene. Badannya ia putar menghadap Dongpyo yang sejak tadi sibuk dengan smartphone nya.

"Ya, Nuna?"

Irene mengerjap dua kali. Bocah di depannya ini kenapa bisa se imut ini sih, pikirnya.

"Ka-kamu siapanya Seungwoo?"

Dongpyo mematikan ponselnya. Badannya bersandar dan menjawab dengan santai, "He is my Daddy. I'm his son."

"Rasanya agak aneh. Seungwoo masih dua puluh lima tahun dan kamu keliatan udah terlalu besar untuk jadi anaknya."

"Yaampun! Bukan anak kandung, Nuna."

Dongpyo tertawa. Irene mendadak lega mengetahui Dongpyo bukan anak kandung Seungwoo.

"Kamu sepupu nya Seungwoo, Pyo?"

"Susah dijelasin sebenernya, tapi biar gak ribet anggap aja emang sepupu."

"Jadi, dia beneran gak punya anak, 'kan? Maksud nuna ... anak kandung?"

"Enggak ada, tenang aja."

Lima detik kemudian Irene baru sadar betapa bodoh pertanyaannya.

"Daddy banyak cerita tentang Nuna," Kata Dongpyo.

"Oh ya?" Irene tertarik, "Cerita tentang apa?"

"Itu rahasia laki-laki."

"Dasar! Kalau  begitu kenapa bilang?"

"Biar Nuna tau kalau Daddy selalu kepikiran sama Nuna, bahkan saat di rumah."

"Kepikiran apa? Kayaknya dia punya banyak hal yang lebih penting untuk dipikirin."

"Ish, Nuna 'kan cantik."

Irene tersenyum, "Kamu juga cute gitu, Pyo."

Dongpyo cemberut, "Selalu aja gitu, padahal aku mau jadi manly kayak daddy."

"Nggak, kamu cute. Pasti banyak yang sayang, ya?"

"Iya. Tapi mau keliatan keren kayak daddy."

"Kamu sekarang kelas berapa?"

"Kelas delapan, bentar lagi kelas sembilan."

"Masih ada waktu untuk ngebentuk otot biar kayak punya Seungwoo."

"Woah! Nuna udah liat otot daddy?"

Irene mendadak oleng, "Bu-bukan. Keliatan aja dari bajunya."

"Badan daddy bagus ya, Nuna?"

"Iya bagus," Irene dengan polos menjawab.

Dongpyo tertawa, padahal daddy nya bilang Irene adalah orang yang cuek, tapi ternyata tidak tuh.

"Nuna, Pyo beritau ya. Daddy punya tiga tatto di tubuh."

"Oh ya? Dimana?"

"Di daerah bahu sebelah kanan, di atas dada kiri, sama di lengan kirinya."

"Tatto nya bentuk apa?"

"Nuna liat sendiri nanti. Yang jelas tatto nya keliatan cantik di tubuh Daddy, hehe."

Irene mendadak membayangkan seperti apa tatto Seungwoo yang kata Dongpyo sangat cantik di tubuh Seungwoo. Irene memang pernah melihat sekilas sih seperti ada tulisan, tapi tidak begitu jelas.

cklek

Seungwoo masuk dengan membawa satu kantong plastik ukuran sedang berisi banyak makanan ringan. Seungwoo duduk di kemudi lalu membagikan isi belanjaannya.

"Dongpyo, rasa chocolate banana,"

"Thankyou, Dad."

"Rene, kamu mau strawberry milk atau matcha?" Tanya Seungwoo. Fokus nya sibuk mencari susu dengan rasa yang lain.

Tidak mendapat jawaban, Seungwoo mendongak, menatap Irene. "Kenapa, Rene?"

Irene mengerjap. Ia tidak sadar daritadi fokus menatap Seungwoo. Irene juga berhasil melihat memang ada tatto di bahu kanan Seungwoo meskipun tatto nya tidak terlihat jelas.

"Ada yang aneh dengan saya?"

"Eng- enggak."

Dongpyo cekikian di belakang. Seungwoo tersenyum, "Jadi mau rasa apa?"

"Terserah," Jawab Irene lalu buru-buru memalingkan pandangan ke depan saat sudah menerima strawberry milk dari Seungwoo.

° to be continued °

Hai! Akhirnya individual fancam muncul woyy T.T

Kalo kurang uwu maapkeun yak😂

CALON [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang