Seungwoo dan Irene sedang duduk bersebelahan di karpet sambil menonton televisi. Mereka baru saja selesai makan."Bagus banget ya tempatnya, kapan-kapan mau kesitu," kata Irene sambil menyantap semangka. Matanya tak lepas menatap ke layar tv yang sedang menampilkan salah satu objek wisata.
Seungwoo terkekeh, "Kamu mau nanti kita hanya liburan berdua?"
Irene menoleh cepat, lalu menyambar "MAUU!!!"
"Tapi ada satu syaratnya, Rene."
"Kenapa harus pakai syarat sih?" Ketus Irene, "Kalau mau liburan yaudah liburan aja ayo."
"Karena liburan kali ini saya mau yang berbeda."
"Apa nya yang beda?"
"Hubungan kita," kata Seungwoo menatap Irene.
Irene mengerjap. Mendadak linglung sebentar. "Maksudnya?"
"Kamu mau tau satu syarat dari saya?"
Irene tidak tau kenapa ia mendadak deg-degan untuk suatu hal yang belum jelas.
"A-apa?"
"Menikah dengan saya."
Irene menahan napas.
Mau pingsan aja boleh gak?
"Irene?" Panggil Seungwoo ketika tidak ada respon berarti yang ditunjukkan Irene.
"Y-ya?"
"Kenapa diam?"
"Ini ... aku dilamar?"
Seungwoo menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Maaf, ini sudah satu bulan lebih dari yang saya janjikan. Harusnya saya lamar kamu dari beberapa hari yang lalu. Dan harusnya sekarang kita sudah sibuk mengurusi keperluan pernikahan kita."
"Tunggu," potong Irene. Matanya memicing, "Emang aku terima lamaran kamu?"
Dalam hati ia tersenyum melihat ekspresi Seungwoo yang terlihat kaget juga posisi duduknya yang berubah menjadi tegak.
"Irene saya tidak main-main."
"Aku juga gak main-main. Aku emang bilang kalau aku pasti terima lamaran kamu setelah udah satu bulan?"
Seungwoo terdiam. Matanya menatap lekat gadis yang ada didepannya. Ada yang aneh dari gelagat yang ditunjukkan Irene. Lalu ia menyeringai, sadar bahwa Irene mencoba untuk mengerjainya
"Kalaupun kamu menolak, saya tetap akan membuat kamu menerima lamaran saya," kata Seungwoo tersenyum manis.
Kali ini giliran Irene yang mengerutkan kening.
"Gimana?"
Irene bergerak maju perlahan, membuat Irene mendadak diserang kepanikan, "apaan nih maju-maju," katanya mendorong dada Seungwoo agar tak semakin mendekat padanya.
"Bukannya dari awal saya sudah bilang, tatap saya Irene." perintah Seungwoo saat Irene terus menunduk dan hanya menahan badan Seungwoo agar tidak lebih dekat.
Irene menggeleng. Tidak mau menatap Seungwoo.
"Tatap saya atau kamu saya cium sekarang juga."
Irene lalu mendongak. Menatap takut Seungwoo yang terlihat begitu mengintimidasi.
Seungwoo rasanya ingin tertawa, tapi ia tahan. Irene sudah dengan berani ingin bermain-main dengannya, jadi bukan salah Seungwoo kalau laki-laki itu ingin membalas dendam.
"Saya sudah bilang dari awal, banyak yang jatuh hati pada saya padahal saya hanya diam, dan sekarang kamu dengan beraninya menolak lamaran saya?"
"Sombong amat!" Ketus Irene.
Seungwoo tertawa. Gemas dengan Irene yang sempat-sempatnya mengatainya sombong.
Irene mengerjap menatap Seungwoo yang tertawa tepat di hadapannya.
hey, kok indah?
"Woo, aku nggak nolak kamu." Kata Irene pelan.
Seungwoo menghentikan tawanya. Beralih menatap Irene dengan tatapan paling soft yang ia miliki. "Jadi, mau menikah dengan saya, Irene?"
Irene tersenyum, "Tapi ibu kamu-"
"Ibu saya sangat menyayangi saya, Rene. Dia selalu mendukung apa yang saya lakukan. Saya pastikan dia juga akan menyangi apa yang saya sayangi. Kamu mau kan lebih dekat dengan Ibu saya?"
Irene mengangguk. Dari awal hatinya mersa berat karena ia merasa Ibu Seungwoo tidak menyukainya. Tapi, kali ini Irene putuskan untuk mempercayakan semuanya pada Seungwoo.
"Terima kasih," kata Seungwoo mengacak pelan kepala Irene.
Irene tersenyum. Hatinya mendadak menghangat.
"Saya mau ajak kamu bertemu teman-teman saya. Tapi sepertinya harus saya batalkan."
"Kenapa?"
"Nanti mereka kembali tertarik dengan kamu. Saya tidak mau."
"Oh, temen sekolah dulu?"
"Iya."
Irene tertawa, mendadak lucu kalau ia bayangkan.
lalu beberapa menit kemudiaan hanya hening. Mereka berdua sibuk menyelami perasaan masing-masing. Irene dengan perasaan hangatnya dan Seungwoo dengan perasaan leganya.
"Jadi, setelah ini kita mau ngapain?"
"Bagaimana kalau melanjutkan hal yang tadi?"
"Apa?"
"processing a baby," Kata Seungwoo tersenyum menggoda.
Irene memutar bola mata. Lalu segera memukul lengan Seungwoo dengan cukup kuat. Mereka pun tertawa bersama.
END
YEAY! Ini serius udah End ya semua, terima kasih dan maaf untuk yang sudah menunggu.
Akan ada sesi QnA di chapter depan, hehe.
Adakah yang mau tanya-tanya?
Silahkan drop pertanyaan inline nya yaa 👇SEUNGWOO
IRENE
OTHER
oiya ada yang mau nyemangatin X1 gak? akan aku baca satu2
Silahkan isi disini ya 👇To X1,
with luv,
run♡

KAMU SEDANG MEMBACA
CALON [completed]
Fanfic"Bagus. Kalau begitu ayo buktikan." "Apa?" "Satu bulan ini kita jalan. Setelahnya terserah kamu, saya tidak akan memaksa." . Irene and her pretty goddes. Seungwoo and his daddy vibes. . (3 Juli 2019 - 17 November 2019)