Dongpyo baru saja menutup gerbang saat ia melihat Irene yang baru saja keluar dari rumah Seungwoo.
"Eh, Nun-" Teriakan Dongpyo terputus saat Irene masuk begitu saja ke dalam sebuah mobil. Gadis itu terus menunduk dan tidak memperhatikan Dongpyo sama sekali.
"Sepertinya ada yang aneh," terka Dongpyo.
Son Dongpyo :
Dad,
Nuna baru saja keluar dari rumah
Ada yang aneh
Kalau tidak salah di rumahmu juga ada mobil Kak KrystalSeungwoo melihat pesan yang dikirimkan Dongpyo, keningnya mengernyit. Ia ingat betul menyuruh Irene untuk menunggunya dan gadis itupun menyetujui. Kenapa Dongpyo bilang bahwa Irene sudah pergi dari rumahnya?
"Halo, Dad?"
"Pyo, Irene benar sudah pulang?"
"Ya, sudah. Nuna terlihat buru-buru. Aku menyapanya tapi dia abaikan."
"Kapan dia pergi?"
"Sekitar sepuluh menit yang lalu, dad."
"Baiklah, daddy akan coba hubungi dia."
"Besok jadi kan?"
"Jadi, asal tidak ada kendala."
"Hah, kendala apa lagi? Aku benar-benar akan marah kalau rencana besok gagal. Aku menunggu satu minggu untuk ini, Dad."
Seungwoo terkekeh, "Iya, jangan khawatir."
Seungwoo lalu mengakhiri panggilan. Jari-jarinya bergerak menghubungi Irene. Tapi tiga kali ia tidak mendapatkan jawaban, bahkan dua kali mencoba panggilannya jelas ditolak oleh Irene. Seungwoo juga mengirim pesan ke Irene, sudah sepuluh menit dan tidak ada jawaban.
Dan Seungwoo merasa ia kalut dengan Irene yang tiba-tiba mengabaikannya
°°°
Irene menghela napas di dalam mobil. Beruntung grabcar yang ia pesan sampai dengan cepat di rumah Seungwoo. Irene jadi bisa cepat-cepat kabur tanpa perlu ditanyai oleh Dongpyo. Irene sedang tidak di suasana hati yang baik untuk sekedar menyapa bocah itu.
Seingat Irene ia biasanya cuek dengan penilaian dan perlakuan orang lain terhadapnya. Tapi kenapa kali ini ia merasa ada yang menjanggal dihatinya saat Ibu Seungwoo dengan terang-terangan menunjukkan seberapa Irene tidak masuk sama sekali sebagai kandidat menantu idaman. Ada perasaan marah, malu, dan keinginan kuat untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bisa direndahkan oleh siapapun.
"Terima kasih, Pak," Irene turun setelah membayar.
Langkah cepatnya menuntun ia untuk cepat-cepat masuk rumah dan segera mendinginkan tubuhnya, terutama kepalanya.
Tapi rencananya sepertinya gagal.
Tubuhnya seketika kaku saat hendak membuka knop pintu, tapi ada yang terlebih dulu membuka pintu.
"Sialan," Desis Irene pelan. Menatap gadis yang juga tak kalah cantik di depannya.
Irene menatap benci gadis itu. Gadis yang sama sekali tidak ingin Irene lihat apalagi saat keadaan hatinya sedang kacau. Kepalanya rasanya jadi ingin meledak.
"H-hai, eonni ..."
° to be continued °
TERIMA KASIHHHH T.T
TERIMA KASIH UDAH BERHASIL SURVIVE DAN MATAHIN KUTUKAN 'BAPAK ANAK GAK BAKAL DEBUT BARENG' T.TSERIUS, AKU BAHAGIA BANGET PAS NAMA SI PYO DIPANGGIL, DITAMBAH DI SPEECH NYA DIA BERHARAP SEUNGWOO BUAT BURUAN NYUSUL IKUT DUDUK DI SOFA T.T
AKU AMPE NANGIS PAS NAMA SEUNGWOO AKHIRNYA DI PANGGIL DI PERINGKAT TIGA T.T NGGAK NYANGKA AKHIRNYAAAA T.T
DAN VIDEO MESSAGE MEREKA JUGA AAAKKKK HOW CUTEEEEE >♡<
LOVE U♡
KAMU SEDANG MEMBACA
CALON [completed]
Fanfiction"Bagus. Kalau begitu ayo buktikan." "Apa?" "Satu bulan ini kita jalan. Setelahnya terserah kamu, saya tidak akan memaksa." . Irene and her pretty goddes. Seungwoo and his daddy vibes. . (3 Juli 2019 - 17 November 2019)