Irene melangkahkan kakinya ke dalam rumah. Jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Setelah mengantarkan Irene sampai depan rumahnya, Seungwoo dan Dongpyo kemudian bergegas pamit pergi. Irene hanya tersenyum manis. Selama perjalanan pulang memang Ia dan Dongpyo disuruh tidur oleh Seungwoo sedangkan laki-laki itu yang terjaga karena menyetir.
"Aku pulang," Kata Irene masuk ke dalam rumah.
"Astaga, kamu sudah pulang sayang," Ibunya -Kang Soora- menghampiri Irene, mengusap kepala Irene dengan sayang.
Irene balas dengan memeluk ibunya.
Lalu Ayahnya turun dari tangga dengan tersenyum, "Cepat mandi dan ganti baju."
Irene mengangguk mengiyakan.
Selalu seperti ini. Irene hanya akan merajuk pada Ayah dan Ibunya. Setelah satu hari atau saat sudah tidak ada Jisoo di sekitarnya, Irene akan menjadi anak yang menurut pada orangtua nya.
Irene menghempaskan tubuhnya diatas kasur.
"Ah, nyamannya~" Gumamnya menatap langit-langit.
Setelah diingat-ingat, Kemarin ia memang benar-benar bersenang-senang sampai rasanya tidak ada waktu untuk beristirahat kecuali saat perjalanan pulang tadi.
Ah, berarti Seungwoo sama sekali tidak istirahat? Dari berangkat sampai pulang laki-laki itu yang menyetir. Irene mendadak meringis kasihan. Tangannya bergerak mencari smartphone nya, setelah ketemu ia bergerak mencari kontak dengan nama Han Seungwoo.
Irene menghentikan jarinya saat akan menekan tombol lakukan panggilan. Pikirnya Seungwoo pasti lelah, jadi Irene membatalkan niatnya untuk menelphone Seungwoo.
Irene kembali merenung. Ia memikirkan tentang percakapannya dengan Seungwoo waktu itu. Irene jadi merasa malu tentang betapa kekanak-kanakannya dirinya yang masih saja menyimpan rasa benci pada Jisoo, yang notabennya adalah adiknya. Irene akui selama ini, rasa bencinya murni karena ia iri pada Jisoo yang dengan mudah mengambil semua perhatian yang seharusnya ditujukan untuk Irene.
Sejak kecil, Ibu kandung Irene bahkan jadi lebih memperhatikan Jisoo ketimbang dirinya.
"Ibu, aku ingin ice cream," Irene kecil merajuk pada ibunya.
"Tidak bisa Irene. Jisoo sedang sakit." Ibu kandung Irene, Taeyeon, melarang putri kecilnya.
"Yang sakit kan dia, kenapa aku yang tidak boleh membeli ice cream?" Kata Irene cemberut dengan muka kesal.
"Nanti Jisoo jadi ingin makan ice cream juga, kau tidak kasian?"
Irene makin cemberut.
"Ibu tidak kasihan padaku?" Tanyanya hampir menangis.
"Sayang, Jisoo kan adikmu. Kamu sebagai kakak harusnya melindunginya."
Irene diam. Lalu berjalan meninggalkan sang ibu dengan menghentakkan kakinya keras.
"Irene," panggilan lembut dari Soora membuat Irene menghentikan langkah.
"Mama punya coklat, mau?"
"Aku ingin ice cream."
Soora tersenyum, "Ini sebagai ganti ice cream untuk hari ini, besok mama akan membelikanmu ice cream. Bagaimana?"
Irene mengangguk, lalu tangannya bergerak menerima coklat itu.
"Woah, coklat! Jisoo juga mau!" Entah darimana Jisoo kecil tiba-tiba muncul dengan berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALON [completed]
Fanfiction"Bagus. Kalau begitu ayo buktikan." "Apa?" "Satu bulan ini kita jalan. Setelahnya terserah kamu, saya tidak akan memaksa." . Irene and her pretty goddes. Seungwoo and his daddy vibes. . (3 Juli 2019 - 17 November 2019)