Vote
Seulgi merasa sifat Jimin mulai berubah. Jika dulu-dulunya Jimin itu cowok yang kalem dan tidak banyak tingkah, namun sekarang Jimin terus menunjukkan sifat-sifat yang Seulgi tidak suka.
Misalnya, Jimin sering melarang ini dan itu. Padahal saat di awal-awal pacaran, Jimin terkesan cuek bebek seolah mereka hanya teman biasa. Ya meskipun Jimin masih cemberut kalau Seulgi pergi tanpa bilang padanya.
Tapi sekarang? Setiap dia ingin pergi bersama teman-teman, pertanyaan dari Jimin lebih banyak dari ucapannya saat meminta izin.
"Mau ngapain ke sana? Enak di rumah aja, belajar. Bentar lagi kan mau mid."
"Sama siapa aja? Ada cowoknya gak?"
"Pulang jam berapa? Jadi aku bisa jemput nanti."
"Abis itu mau ngapain lagi?"
Dan bla-bla-bla. Seulgi sampai capek mendengar ucapan Jimin yang panjangnya kayak omelan nenek-nenek. Kenapa cowok itu bisa berubah jadi super cerewet seperti ini? Huh.
Seperti hari ini, rencananya Seulgi mau main air lagi di OPI Water Fun bersama Wendy, Irene, Joy, dan Yeri. Mereka bahkan sudah membawa pakaian ganti dari rumah.
Tapi, saat Seulgi bilang pada Jimin tentang acara berenangnya ini, cowok itu malah melarangnya.
"Seul. Gimana jadi gak?" tanya Wendy yang kebetulan berdiri di sampingnya.
"Belum pasti. Nanti gue mau maksa Jimin dulu," jawab Seulgi
"Emangnya cowok lo ngelarang?" tanya Wendy lagi.
Seulgi menggeleng samar, "gak sih. Tapi kayak marah gitu karena gue tiba-tiba mau pergi." Ia pun menatap sosok pacarnya yang jauh di ujung lapangan sana. Entah kenapa, dia merasa Jimin juga sedang menatapnya.
"Lo sih ngomongnya dadakan." Wendy tertawa tanpa suara membuat Seulgi mendengus kesal.
Iya juga sih. Coba Seulgi bilang dari seminggu yang lalu, pasti Jimin maklum. Lah ini, dia baru bilang tadi pagi. Pantas saja Jimin jadi badmood begitu. Padahal rencana untuk hangout sudah dari seminggu lalu.
Seulgi tidak membalas ucapan Wendy
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Eh Seul. Jadi gak nih? Kami mau pesen Grab," celetuk Irene dari kursi depan.
Seulgi galau, ia pun melihat isi ranselnya yang sudah penuh dengan baju renang, make up, dan kantong plastik untuk wadah baju basah nanti. Kalau acara main air ini sampai tidak jadi, berarti sia-sia saja dong persiapannya semalam?
"Jadi dong. Pesen aja." Seulgi tersenyum lebar.
"Akhirnya..." Wendy, Joy dan Yeri mendesah lega.
"Eh tapi cowok lo di depan! Tuh." Irene menyenggol bahu Seulgi spontan.
Seulgi melirik suasana koridor depan kelas mereka, dan tanpa sadar meneguk ludahnya. Di depan sana, sudah nampak cowok dengan bahu tegap yang menunggu sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
Oh siapa lagi kalau bukan Jimin?
Baiklah, dia harus bisa merayu Jimin agar mereka jadi pergi main air! Sekali-kali tidak apa-apa kan refresing? Kalau sampai Jimin melarang, berarti Jimin tega dan tidak sayang padanya.
"Gue keluar dulu." Seulgi berdiri dari kursinya dan menghampiri Jimin yang sudah menunggunya di depan kelas. Ranselnya sengaja ditinggalkan di atas meja untuk meyakinkan Jimin kalau dia tidak ingin pulang sekarang.