Vote
Pernahkah kalian para kaum hawa, mengagumi seorang pria yang kalian idolakan? Memang, itu hal yang sangat wajar sekali, tapi tidak bagiku. Aku harus berjuang mati-matian dahulu untuk mendapatkannya, bahkan.. sangat kecil kemungkinan untuk bisa.
“Seulgi! Gue sudah dapat informasi tentang si..” kata Joy, yang tiba-tiba terpotong.
“Sssssst! Jangan keras-keras Joy!” kataku. Aku dan Joy memang sahabat dekat.
Joy, adalah sahabat yang selalu membantuku dalam susah maupun duka.
“Iya iya. Dia ulang tahunnya tanggal 13 Oktober, Seul.” kata Joy sambil membisikiku.
Namanya Jimin. Dia, adik kelasku di kelas 11. Dia memang sangat keren! Tak sedikit adik kelas ataupun kakak tingkat yang selalu bertingkah heboh kepadanya. Mungkin, hanya aku satu-satunya perempuan yang tidak bersikap seperti itu. Aku pemalu, lugu, mudah canggung. Mana mungkin Jimin bisa mengetahui perasaan gadis pemalu sepertiku? Aku hanya bisa mencari banyak informasi tentangnya, bersama Joy. Aku ingin sekali chatan dengan dia itu dan menanyakan keadaannya tiap hari. Oh iya, aku nggak pernah lupa menempelkan sebuah lollipop setiap Hari Sabtu di loker barangnya. Tak lupa kutuliskan inisial “S” di lollipopnya. Aku senang sekali, Jimin selalu memakannya, tidak pernah tidak.
Kini, aku sedang berada dalam masa pencarian nomor hape Jimin. Haha, tapi aku selalu gagal. Adik kelas sekelasnya tak pernah memberitahuku, saat aku bertanya. Huh! Pelit sekali, masa’ nomor Jimin di simpen sendiri? Aku pun mencari di situs sekolah, tapi hasilnya nihil.
“Sudahlah, Seul! Jangan terlalu sedih, gue pasti bantu lo kok cari nomornya di sekolah, tentang data Jimin, tapi gk ketemu.” kata Joy menghiburku.
“Thanks, Joy!” kataku sambil memeluknya.
“Tapi, kenapa gue berharap setinggi itu? Jimin aja nggak kenal gue, Joy” lanjutku.
“Tenang, aja!Habis gini pasti kenal!” kata Joy.
Aku terus berusaha mencari nomor hape Jimin, dan akhirnya..
Aku berhasil! Aku menemukan nomor Jimin di data kelas. Yay! Tapi.. percuma saja. Aku malu dan tak berani untuk Chat Jimin. Dadaku terasa sesak karena perasaanku ini, yang selalu kupendam.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Suatu hari, Joy menelponku. “Seul! Katanya, Jimin mau les di tempat les lo!” katanya.
“Iya? Aduh, gimana ini Joy?” tanyaku panik, seneng banget sih aslinya, hehe.
“Aduh gimananya, Seul? Kamu kan seharusnya seneng!” kata Joy.
“Ah.. gimana, ya? Pokoknya gitu deh. Makasih ya, Joy! I Love You..” kataku sambil menutup telpon dan segera mengambil hape di kasur.
Seulgi
Halo, dek, gue Seulgi, Kelas 12-A. Gimana kabar lo?chat itu berhasil terkirim, tapi entah kenapa tak ada jawaban dari Jimin
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Esoknya, akupun berangkat les. Ternyata, Jimin memang benar les di tempatku! Tapi, Jimin terlihat acuh dan sama sekali tak memandangku. Aku, jadi sedih dan kehilangan semangat untuk les. Sepulang dari les, aku segera menelpon Joy dan curhat kepadanya.
“Joy.. gue nyerah.” kataku sedih.
“Loh, nyerah kenapa, Seul?” kata Joy bingung.
“Jimin.. gue udah nggak kuat lagi, Joy. Bahkan, dia sama sekali gk noleh ke gue tadi.” kataku.
“Jangan putus asa gitu, dong Seul! Lo udah lama suka sama Jimin, jadinya kayak gini?” kata Joy.
Aku hanya bisa terdiam, dan tersenyum kembali.
“Oke.. Joy! Gue nggak bakal putus asa lagi! Promise you” kataku sambil menutup telponnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Esoknya di sekolah, suasana kelas pun gaduh.
“Ada apa sih?” kataku heran.
“Jimin udah punya pacar ternyata.” jawab Wendy, temanku.
“Apa?” kataku. Dadaku sesak, mataku panas, nafasku seakan akan berhenti seketika saat mendengar perkataannya.
Tanpa sadar, akupun mulai menangis untuk sejenak. Joy pun menghampiriku, dan memelukku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Waktupun berjalan terus hingga senja datang. Akhir-akhir ini, aku tidak memperdulikan telpon dari Joy, ataupun yang lain. Tiba-tiba, ponselku kembali berdering untuk ke sekian kalinya.
“Joy Memanggil..” Aku masih merasa stress karena hal kemarin. Aku tidak mengangkat telpon dari Joy hingga 5 kali.
“Seul! Jangan hirauin Wendy. Gue tau, Jimin suka sama lo, nggak ada yang lain.” kata Joy
“Apa?” tanyaku sedih.
“Jimin, sering tanya tentang lo sama gue sejak kemarin. Gue yakin, itu pasti karena perasaannya sama lo, Seul! Gue bilang ke lo, tapi lo nggak pernah ngangkat telpon gue.” kata Joy.
“Nggak mungkin. Chat gue aja nggak pernah dibalas.” kataku.
“Jimin masih nggak berani balas, Seul. Dia malu, dan merasa bersalah sama lo.” kata Joy.
Akupun segera mengirim chat ke Jimin.
Seulgi
Apa benar, lo udah punya pacar?1 SMS dari Jimin pun masuk.
Jimin
Belum, gue cuma mau jadian sama kakak kelas yang selalu nempelin lollipop di loker gue. Gue suka sama dia.Aku gembira sekali! Sejak malam itu, aku dan Jimin berpacaran.
SELESAI