8

30K 1.6K 74
                                    

Mrs. Mafia🔫

' Adrian untuk Dhiandra '

***

Dhia melangkah masuk ke dalam sebuah mall . Niatnya untuk menghilangkan stress .

" kau nak beli handbag ? " . Soal Isha .

Dhia menggeleng .

" kasut ? "

Dhia menggeleng lagi .

" habistu ? " .

" aku nak cari jodoh " . Gurau Dhia .

" HA HA HA . Lawak sangat " . Isha berpura tawa .

" aku nak jalan -jalan jer lah . Tak de mood nak beli barang . Nak save duit " .

" okey fine " .

Sedang ralit membelik buku di sebuah kedai . Dhia ditegur seseorang .

" excuse me miss " .

Dhia berkerut dahi .

" yes "

Adrian terpaku seketika . Dhia dipandangnya .

" yes sir ? Nak apa ? Ehh nak apa pulak , what do you want ? " . Kata Dhia tersasul .

" awak Malaysian ? " .

" oh melayu rupanya . Muka mat salleh tapi melayu . Celup sangat " . Kata Dhia perlahan .

" boleh tepi sikit tak , saya nak amik buku tu " . Sampuk Adrian .

Dhia mengerling buku 'The Danger Of Mafia' di sebelahnya .

" buku ni ? " . Dhia mencapai lalu menunjukkannya pada Adrian .

" dont you dare touch my book dude ! " . Marah Adrian lalu merampas buku itu dari tangan Dhiandra .

Dhiandra tersentak .

" eh ? Please jangan biadap okey , saya dah tolong amikkan buku awak dah kira okey tahu ! " . Balas Dhia

" aku tak suruh kau amik pon , loco ! ( gila ) " .

Adrian melangkah keluar dari kedai buku meninggalkan Dhiandra sendiri.

" eee , biadapnya ! Kurang kasih sayang keluarga betullah " .

Adrian menghempaskan badannya ke katil . Ruang biliknya dipandang sepi. Buku ditangan di pandang .

" kau lagi penting dari nyawa aku . Kau hilang aku mati " . Kata Adrian.

Adrian berkerut dahi . Kepalanya terus teringat tentang perempuan di kedai buku tadi .

" she's look like you, Sofea " . Adrian tersenyum nipis .

Dhiandra menghirup coffee . Matanya menacap ke arah televisyen . Isha memandang Dhia pelik .

" woi ! " .

Dhia tersentak .

" apande ? " .

" kau asal ? Satu hari tak cakap dengan aku . Tak rindu ke ? " .

" eee, geli bulu ketiak aku dengarlah " .

" abistu ? Cakaplah dengan aku , kau kenapa ? " .

Dhia meletakkan cawan berisi latte di atas meja .

" aku cuma geram dengan sorang mamat ni . Ada ke patut , dia marah aku sebab sentuh buku dia yang buruk tu " .

Isha ralit mendengar .

" siapa laki tu ? Hensem tak ? Umur dia ? Ada amik no phone ? " .

" amboi ? Memang taklah aku nak tanya semua tu . Perangai pun tak molek " .

" auch ! Ruginya kau " .

Dhia menggeleng beberapa kali melihat telatah rakannya itu.

Setiap kenangan pahit mula terkenang dalam ingatannya . Esok sudah seminggu dia berada di sini .

Hidupnya kini lebih baik dari dulu . Tragedi hitam itu tidak mungkin akan kembali pada dirinya .

Dhiandra tersenyum lebar .

" asal kau senyum ? Aku dah cakap dah kau suka kat laki tu ... " . Darwisha meneruskan bebelannya .

" kalau kau takda . Aku mungkin dah mati sekarang ni Isha . Aku tak tahu apa jadi pada aku tanpa kau . Sumpah aku sayang kau " .

Dhia tiba -tiba meraih Isha dalam dakapannya . Isha bagaikan tersentak . Serta merta dia senyap dari berkata -kata. Dia membalas pelukan Dhia lalu tersenyum gembira .

" terima kasih selalu ada dengan aku".

" sama sama Dhia ".

***

Doublecheck✔️

Mrs. MafiaWhere stories live. Discover now