26

27.2K 1.3K 109
                                    

Gelak tawa masih kedengaran di ruang bilik Adrian dan Dhiandra . Keserasian mula dirasai . Bahagia , tak sama macam dulu . Dulu bahagia sebagai sahabat , sekarang bahagia sebagai suami isteri .

Dhiandra dan Adrian beriringan turun ke bawah . Figura wanita yang duduk di ruang tamu mengerutkan dahi Dhiandra .

" siapa tu ? " .

Adrian menggoyangkan bahu .

" ha , Adrian ? Meh , Mimi dah sampai " .

Adrian membuat riak wajah biasa . Dhiandra pula diam tak bergerak .

" oh , hai Adrian . And you are ? " . Soal Mimi .

" im Dhiandra . Panggil Dhia jer " . Tangan dihulurkan namun tidak disambut Mimi .

" so , you lah Dhia , pencuri hati Adrian ? " .

Dhiandra hanya tersenyum .

" Mimi tak penat ke sayang ? Pergilah naik atas dulu . Mandi " . Ujar bonda .

" its okey . Erkk , Adrian sihat ? " .

Adrian tidak menjawab . Wajah beku cuba ditanyangkan .

' pelik ? Dia tak pandang Mimi . Sikit punya cantik ' .

Dhiandra kembali melihat pakaian yang dipakai Mimi .

' ermm , patutlah '

" Dhia ? Jom ikut bonda kejap " .

Dhia menurut sahaja .

" nak bawak isteri Ian ke mana ? " . Tegur Adrian .

" ermm , nak tengok bunga kat luar . Segarkan mata " . Balas bonda .

" sakit mata ? Iam lagi sakit tengok Mimi pakai macam ni . Macam pakai coli demgan spender jer . Lain kali bogel terus " .

Kata Adrian terus menuju ke Dhia . Langkah disusun kembali ke atas .

" bondaa !! " . Rengek Mimi .

" sabar sayang . Bonda yakin diorang tak lama tu "

Dhiandra POV

Pintu ditutup rapat . Suasana malam ni sungguh menyakitkan mata . Tak tahu kenapa . Mungkin kerana kehadiran Mimi .

Losyen disapukan pada peha . Seperti kebiasaan sebelum tidur .

5 bulan sudah berlalu .

' dah 5 bulan. Tapi tak ada isi ? Kau buat apa jer ? Tak bagi nafkah kat suami kau . Ke dia tak nak anak ? Susah ! Entah -entah mandul '

Kata -kata bonda masih tidak lekang di telingaku .

Bukankah 5 bulan itu masih awal untuk aku ada anak . Adrian dah bersedia ke . Sekalipun dia dah bersedia , aku ? Macam mana ?

" kau fikir apa ? " . Tegur Adrian .

Aku tersentak .

" tak ada apalah " . Aku menggambil tempat bersebelahan Adrian .

" awak , awak suka baby ? " .

Adrian berkerut kepala .

" tak " . Jawabnya ringkas

" oh, okey " .

" tapi kalau dengan kau , aku suka " . Adrian merangkul pinggangku tiba -tiba . Nafas membahang mula terasa di leher jinjangku . Hangat terasa , leherku menjadi gigitannya .

Jantung mula berdegup kencang .

" tapi belum masanya " . Kata Adrian perlahan .

Aku menarik nafas lega .

...

Aku membuka mata perlahan . Adrian tiada disebelah .

" awak ? " . Panggilku .

Kaki melangkah menuruni anak tangga .

" HAHAHA " . Gelak tawa menarik perhatianku.

" you bukan suka baby ke ? Dulu I ingat lagi , you marah I sebab I tengking budak " .

" aku memang suka baby pun. Tapi tulah , tak de rezeki " .

" hmm , you patut bawak isteri you tu pergi check up . Yelah takut isteri you tu mandul ke " .

" kau cakap apa ni " .

Aku hanya mendengar . Tiba -tiba sahaja mataku kabur dengan air mata .

" macam mana saya nak mengandung kalau awak tak sentuh saya " .

Tak larat aku mahu mendengar perbualan mereka. Yang aku mahu sekarang ni , hanya rehatkan minda. Langkah ku atur kdmbali ke bilik.

Lantas telefon mula berdering . Air mata ku kesat .

" hello ? " .

" emm , hye Dhia ? " . Seorang lelaki bersuara .

" siapa ni ? " .

" Hafique " . Jawabnya balas .

" awak nak apa call saya ni ? " .

" aku nak jumpa kau boleh ? Nanti aku send location " .

" buat apa ? Saya malas " .

" ni pasal Adrian " .

Aku terdiam . Adrian ? Kenapa ? Hal itu menarik minatku. Aku bersetuju sahaja .

013xxx
Location : Hotel Werland Guevine

Mrs. MafiaWhere stories live. Discover now