🍁2

3.9K 126 1
                                    

Aku dan Zahra sedang berada di Gramedia. Zahra pengen beli buku NCT.

Emang dasar Kpopers. (Tapi sendirinya juga sih.. hahaha)

"Dea, kamu udah nemu bukunya?" Tanya Zahra sembari menghampiriku.

Aku mengangguk. "Udah. Ayo bayar."

Lalu, aku dan Zahra menuju ke kasir untuk membayar buku kami.

Setelah itu, aku dan Zahra menuju ke sebuah Cafe.

"Zah, menurut kamu, kak Revan itu orangnya kayak gimana?" Tanyaku sambil tersenyum.

Zahra memutar bola matanya malas. "Dea, bisa ngak sih ngak usah ngomongin kakak kelas itu?"

Aku memanyunkan bibirku.

Tiba-tiba, ponselku berdering. Ternyata, ada notif dari bang Dean.

Bang Dean:
Dea, pulang sekarang!
Kamu di tunggu dirumah.

Aku memutar bola mataku.

"Kenapa?" Tanya Zahra.

"Bang Dean. Nyuruh aku pulang."

"Yaudah, pulang aja. Siapa tau penting." Ucap Zahra sambil meminum Cappucino nya.

"Kamu ngak papa?" Zahra mengangguk.

Aku tersenyum. "Oke kalau gitu, aku pulang dulu ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."
.

.

.

Betapa terkejutnya aku saat melihat di rumahku ada seseorang yang sangat ku kenal.

Apa yang sedang dia lakukan disini?

Aku sangat ingin bertanya pada bang Dean, tapi tidak bisa!

Tiba-tiba, aku mendengar papa dan ayahnya kak Revan berbicara soal
'pernikahan'.

Ya allah. Apa yang akan terjadi setelah ini?

"Jadi... Apa kamu setuju dengan pernikahan ini, Revan?" Tanya papaku.

"Em... Saya setuju kok om" Jawab kak Revan.

Hah?! Apa? Kak Revan setuju? Lah?

"Kalau Dea? Bagaimana nak? Apa kamu setuju dengan pernikahan ini?" Tanya ayahnya kak Revan.

Duhh... Aku harus jawab apa nih?

"Anu... Bisa beri saya waktu untuk berpikir dulu om?" Tanyaku sopan.

"Tentu saja. Akan om beri waktu tiga hari untuk memikirkannya."

Aku mengangguk, mengerti.

"Yasudah kalau begitu, kami permisi dulu." Ucap ayah kak Revan sambil berdiri.

"Ah, iya. Hati-hati." Jawab Papaku sambil menjabat tangan ayah kak Revan.

Sedangkan aku dan bang Dean salim pada ayah kak Revan.

Kalo bang Dean sama kak Revan... Malah pelukan😒

Setelah itu, kak Revan dan ayahnya keluar dari rumahku.

"Dek, kenapa kamu ngak terima aja sih?" Tanya bang Dean begitu kak Revan dan ayahnya keluar.

"Bang, adek mesti mikirin dulu lah. Adek masih SMA bang. Terus juga...." Aku menggantungkan ucapanku.

"Terus juga?" Tanya bang Dean sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Zahra ngak suka sama kak Revan." Lanjutku.

Tiba-tiba, bang Dean ketawa. Entah kenapa.

"Hahaha, emang Zahra kenapa ngak suka sama Revan?" Tanya bang Dean di sela-sela ketawanya.

Aku mengidikkan bahu. "Entahlah."

"Ya, Zahra juga perlu adaptasi dengan Revan. Mungkin saja, lama-kelamaan Zahra jadi tau sikap Revan yang sebenarnya bagaimana." Ucap Papaku.

Aku mengangguk.

"Aku ke kamar dulu ya pa, bang" Kemudian, aku berlari menuju ke kamarku.

❤❤❤

Brak!

Zahra memukul meja di depannya.

"Apa yang kamu bilang barusan?" Tanya Zahra.

Aku menghembuskan nafas panjang.

Kemudian, membisikkan sesuatu pada Zahra.

"A-aku akan menikah dengan kak Revan." Ucapku sambil berbisik.

Tiba-tiba, Zahra menarikku menuju ke toilet.

Sesampainya di toilet, Zahra langsung mengunci toilet tersebut.

"Oke. Tolong ceritakan dengan jelas." Ucap Zahra.

Aku menghela nafas panjang. Kemudian, menceritakan semuanya pada Zahra.
.

.

.
Jam pulang sekolah telah tiba. Aku dan Zahra menunggu di depan gerbang sekolah. Seperti biasa.

Tiba-tiba, seseorang datang menghampiriku.

"Dea, Zahra, hari ini pulang bareng aku ya." Ucap orang tersebut. Yang tak lain adalah kak Revan.

"Lho? Bang Dean sama bang Zhafir kemana?" Tanyaku sambil celingak-celinguk kebelakang kak Revan.

"Mereka harus latihan dulu, ayo kakak antar pulang." Ucap kak Revan.

Aku menatap Zahra. Zahra hanya mendengus kesal.

Kemudian, aku mengangguk mengiyakan ajakan kak Revan.

"Ayo kak."

[Revision date; 02/05/23]

MY KAKEL MY HUSBAND {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang