🍁22

1.7K 38 0
                                    

Aku benar-benar tidak menyangka. Hari ini, jam ini, saat ini, aku akan menjadi istri orang. Lagi.

Kali ini aku yakin, hidupku akan lebih bahagia kali ini. Insyaallah.

Ih! Kenapa aku gugup terus sih kalau udah acara beginian?. Padahal udah pernah, tapi masih aja gugup!.

Yang hadir di acara ini cukup banyak. Salah satunya kakak sepupuku yang datang bersama keluarganya.

"Ya ampun..., Dea akan menikah lagi ya. Maaf, kakak baru bisa datang sekarang" Ucap kak Falla. Kakak sepupuku.

Aku tersenyum. "Ngak papa kok kak"

Btw, dulu kalau ngak salah aku pernah kenalin kak Salman ke kak Falla. Kalau ngak salah itu kelas 6 ya?

"Dea! Ayo cepat!" Teriak mama. Kemudian, aku berjalan keluar dari kamar.
.

.

.
Acara telah usai. Sekarang, seluruh keluarga sedang makan malam di sebuah restoran.

Ada keluargaku, dan keluarga kak Salman. Cukup ramai disini, karena suara-suara berisik.

Apalagi Zahra, kerjanya main terus sama anak kak Falla. Namanya Billa.

".... Semuanya" Panggilku tiba-tiba. Aku melotot saat melihat kearah belakang bang Dean.

"BANG DEAN AWAS!!"

Srak!!

Pisau itu mengenai sofa yang sedang di duduki oleh papa. Untung saja, tidak ada yang terluka.

"Apa maumu!?" Tanyaku.

Pria itu kemudian membuka masker yang ia gunakan. Sungguh. Aku sangat tidak ingin melihat orang ini.

Kak Revan.

"Apa maumu?!!" Kali ini, bang Zhafir yang bersuara.

Namun, kak Revan tetap diam. Ia malah tersenyum licik.

Aku sudah naik pitam. Rasanya, ingin sekali ku potong kepala orang ini.

Kemudian, kak Salman berjalan kearah kak Revan.

"Katakan, apa maumu? Bukankah kau sudah bahagia dengan Shelly?" Tanya kak Salman penuh penekanan.

"Tidak"

"Itu karma. Karma karena telah menyia-nyiakan Dea!" Ucap kak Salman.

"Hooh, jadi ini orang yang telah menyakiti adikku?" Kini, suami kak Falla yang berkata. Bang Rizal.

"Tampan sih tampan, tapi sayangnya sifatnya seperti seorang iblis"

Hampir saja kak Revan ingin memukul bang Rizal kalau tidak di tahan oleh kak Salman.

"Satpam!!!" Teriak mama dan ibu kak Salman bersamaan.

"Kakak benar-benar TIDAK MEMILIKI HATI! Kakak hampir saja membunuh abangku!" Emosi Zahra sudah membludak.

"Zah, cukup" Aku menahan Zahra yang ingin sekali memotong tubuh kak Revan sampai hancur berkeping-keping.

Tak lama kemudian, satpam datang dan langsung membawa kak Revan keluar. Sebelum itu, kak Revan berkata sesuatu.

"AKU AKAN MENGGAMBIL DEA DARIMU! CAMKAN ITU!"

Aku merinding mendengar ucapan kak Revan barusan. Aku sungguh takut.

Kemudian, kak Salman langsung memelukku.

"Tenanglah. Aku disini" Ucap kak Salman menenangkan ku.

Aku hanya mengangguk. Aku yakin, kak Salman akan menjagaku. Aku yakin itu!
.

.

.
Pagi ini, aku menjalankan kegiatanku seperti biasa. Sekolah tentunya.

"Ma, pa, boleh bolos ngak? Males banget nih" Tanya Zahra.

Lah? Bolos kok bilang-bilang! Gimana sih!

"Ngak boleh!" Jawab papa tegas. Zahra jadi makin manyun.

"Yee... Pemalas banget sih!" Ledek kak Salman.

"Apaan sih! Rese banget!" Ucap Zahra kesal. Emang anak satu ini gampang ke pancing emosi.

"Udaaahhhh... Ayo pergi sekarang! Nanti telat lho" Aku menarik tangan Zahra untuk bangun.

"Maleeessssss...."

"Ngak ada males malesan!" Bang Dean membantuku menarik Zahra agar bangun dari duduknya.

Ni bocah kalau udah males kebangetan!
❤❤❤

"Ke kantin yuk"

"Mager, kak"

"Ih, ayo ah!"

"Males kak. Kakak aja gih. Ajak bang Dean ato ngak bang Zhafir gitu"

"Kakak maunya sama kamu"

"Emang kenapa sih?"

"Because i love U"

Sumpah, perkataan kak Salman tadi terus terngiang-ngiang di kepalaku.

Aku ini kenapa ya Allah...?

Gombal banget ye kan?

"Hoi!" Zahra mengangetkan ku.

"Apaan sih?"

"Kenapa melamun?" Tanya Zahra.

"Ngak papa kok"

"Bohong. Pasti lagi mikirin kak Salman ya..." Ya Allah... Aku tercyduk.

"Hahahaha, ketauan kamu De!" Aku memanyunkan bibirku.

Gak asik ah kalau sama Zahra!

"Ya deh, iya" Jawabku, akhirnya.

Zahra tersenyum puas. "Zahra gitu lho!"

"Sombong sekali anda!" Sahut Rio dari kejauhan. Denger ae dah tu bocah.

"Apaan sih! Nguping aja!" Bales Zahra sedikit teriak.

"Emang kedengeran kok" Jawab Rio.

Author: Serah, deh, serah. Ribut aja sampai kiamat dateng 😑

Zahra: Thor!!! Please jangan ngomongin kiamat

Dea: Zahra takut tuh thor :v

Author: Iya deh, iya. Sorry ya Zah (•‿•)

Zahra: ಠ_ಠ (bodo amat 😒).

MY KAKEL MY HUSBAND {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang