🍁9

2.3K 81 0
                                    

Besok, sekolah akan mengadakan olimpiade matematika.

Siapa sangka? Ternyata, Kak Revan akan bertanding dengan Kak Rizki. Teman satu angkatannya.

"Kak." Panggilku pada Kak Revan yang sedang asyik bermain game.

"Hm?"

"Apa benar, kakak akan bersaing dengan Kak Rizki?" Tanyaku.

Kak Revan langsung menaruh ponselnya diatas nakas. Lalu, menatapku lekat-lekat.

"Ya. Memangnya kenapa?" Tanyanya.

"Tidak papa. Kudengar, kakak dan Kak Rizki itu saingan."

"Benar. Itu dulu, sekarang, aku tidak tau." Jawab Kak Revan.

Aku mengangguk.

Tok... Tok...

"Dea! Kak Revan! Ayo makan malam!" Teriak Zahra dari luar pintu kamar.

"Oke!!"

❤❤❤

Hari ini, olimpiade matematika berlangsung.

Sudah beberapa jam olimpiade matematika ini berlangsung.

Kak Revan dan Kak Rizki seri.

Dua skor lagi. Olimpiade ini selesai.

Ting!

Kak Rizki mencetak skor 24. Satu lagi, dia menang.

"Kak Revan!! Semangat!!" Teriakku.

Kak Revan melihat kearahku, lalu tersenyum.

Kemudian, guru memberikan pertanyaan terakhir.

Setelah itu...

... Ting!

Kak Revan mencetak skor 25. Itu artinya.... Kak Revan menang!

Semua murid langsung berteriak senang. Begitu juga denganku dan Zahra.

Kulihat, Kak Revan berjalan menuju ke kantin. Aku dan Zahra mengikuti kak Revan menuju ke kantin.

Saat di kantin, aku melihat kak Revan sedang bersama Bang Dean dan Bang Zhafir.

"Kakak! Selamat!!" Ucapku, sambil memberikan buket bunga pada Kak Revan.

"Hahaha, terimakasih." Kak Revan mengambil buket bunga yang ku pegang.

Tiba-tiba, Kak Rizki lewat.

"Revan, selamat ya." Kak Rizki mengulurkan tangannya.

"Makasih." Jawab Kak Revan dingin. Dan tampa niat untuk membalas uluran tangan Kak Rizki.

Kak Rizki tersenyum. Entah kenapa, aku sedikit takut dengan senyuman itu.

Lalu, Kak Rizki mendekat kearah Kak Revan. Dan berbisik.

"Aku akan mengambilnya darimu"

Setelah itu, Kak Rizki pergi.

Kak Revan mengepalkan tangannya menahan amarah. Sedangkan, mataku melebar sempurna.

"Z... Zah... A-aku takut...." Ucapku gemetaran.

Kak Revan langsung membawaku kedalam pelukannya. "Tenanglah. Kakak akan menjagamu."

Dan, aku berakhir menangis didalam pelukan kak Revan.

❤❤❤

Aku melamun. Aku terus memikirkan ucapan Kak Rizki tadi pagi.

Bagaimana kalau dia akan merebut ku dari Kak Revan? Aku tidak mau!

Tiba-tiba, aku merasa seseorang memelukku.

"Tidak usah di pikirkan. Aku takkan melepaskanmu." Ucap Kak Revan.

Aku mengangguk lemah.

"Lebih baik, sekarang kita makan, bagaimana?" Tanya Kak Revan.

Aku mengangguk sebagai jawaban. Lalu, aku bersiap-siap untuk makan keluar.
.

.

.
Aku dan Kak Revan sedang berada di salah satu kedai mie ayam.

Entah kenapa, aku sedang ingin makan itu. Aku bukan ngidam lho ya!

Tiba-tiba, seorang wanita menghampiriku dan Kak Revan.

"Lho? Kalian ngapain disini?" Tanya wanita itu.

Aku tau suara itu. Itu adalah.... Kak Sarah.

Haah... Mau apa dia?!

"Sedang apa kau disini?" Tanya Kak Revan dingin.

"Makan. Tentunya. Dan kau? Sedang apa dengan adik kelas ini?" Tanya Kak Sarah balik, sambil menatapku.

Aku memutar bola mataku jengah. "Ya makanlah kak."

"Aku bertanya pada Revan! Bukan padamu." Tegas Kak Sarah.

Kemudian, Kak Revan langsung menarikku pergi dari tempat itu.

Beruntung aku belum memesan apa-apa.

Akhirnya, kami pergi kesebuah cafe di dekat sekolah.

"Dea, serius kamu tidak mau memberitahukan hubungan kita?" Tanya Kak Revan.

Aku menggeleng. "Tidak untuk sekarang"

Kak Revan mengangguk. Tiba-tiba, ada seseorang yang duduk di sebelahku.

"Hei! Ngapain kamu disini! Ganggu aja! Pergi sana!" Usir Kak Revan.

"Yee.... Pelit amat sih kak!" Jawab Vina sambil menyatukan tangannya di depan dada.

"Vin, ngapain disini?" Tanyaku.

"Lagi nunggu Meva. Ada janji soalnya." Jawab Vina.

Aku mengangguk.

"Eh! Itu Meva tuh. Pergi sana!" Ucap Kak Revan.

"Iya, iya! Dasar pelit!" Vina bangkit dari duduknya, lalu meninggalkanku dan Kak Revan.

"Pelit amat dah!😒" Ucapku.

"Biarin. Ini waktu kita untuk berduaan."

[Revision date; 02/05/23]

MY KAKEL MY HUSBAND {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang