🍁21

1.5K 47 0
                                    

"Argghh!!" Aku memegangi kepalaku yang terasa sangat sakit.

Tiba-tiba, pandanganku langsung menjadi gelap. Terakhir yang kulihat adalah, seseorang yang berlari ke arahku.
.

.

.
Sinar matahari merambat masuk kedalam kelopak mataku. Perlahan, aku membuka mataku.

Hal yang pertama kali kulihat adalah keluargaku yang sedang menangis, dan kak Salman yang menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Ini dimana?" Tanyaku.

Semua orang langsung melihat kearah ku. Bang Dean langsung memelukku erat.

"Kamu ada dirumah sakit. Sepertinya penyakitmu kambuh lagi" Jawab bang Dean. Aku mengangguk menanggapinya.

"Kamu baik-baik saja kan sayang? Tidak ada yang sakit kan?" Tanya mama. Dan aku hanya menggeleng.

"Siapa yang membawaku kesini?" Tanyaku.

"Kak Salman. Untung tadi kak Salman melihatmu pingsan di dekat loker" Jawab Zahra.

Aku tersenyum kearah kak Salman. Sambil mengucapkan terimakasih lewat mataku.

"Apa yang terjadi De?" Kini, giliran papa yang bertanya.

Aku menggeleng. "Entahlah, aku tidak ingat"

Hal yang terakhir aku lihat ada seseorang yang sedang berlari ke arahku. Dan kurasa itu kak Salman.

Oh! Sepertinya aku ingat!

Flashback

Aku tengah merapihkan buku di lokerku. Tiba-tiba, ada seseorang yang memukul kepalaku dari belakang. Tapi, aku tidak tau itu siapa, karena ia menggunakan masker.

Flashback off

"Ya Allah! Siapa orang yang telah membuat Dea terluka?!" Zahra menggepalkan tangannya.

"Bagaimana kalau kita lihat CCTV sekolah? Siapa tau kita bisa menemukan pelakunya" Usul kak Salman yang langsung disetujui oleh Zahra.

Setelah dari rumah sakit. Aku dan keluargaku langsung menuju ke sekolah.
❤❤❤

Kami sudah melihat CCTV. Namun, aku tetap tidak mengenali orang tersebut karena ia menggunakan masker.

Siapa sebenarnya dia...?!

"Ck! Menyebalkan sekali!" Ucap bang Dean sambil memukul meja yang ada di hadapannya.

"Sabarlah Dean, aku yakin, orang itu pasti segera ketemu" Ucap bang Zhafir berusaha menenangkan saudaranya itu.

Tiba-tiba, terlintas sebuah ide di otakku. "Aku tau!"

Bergegas, aku dan kak Salman menuju ke kelas kak Sarah. Sebenarnya, sekarang adalah jam pelajaran.

Setelah sampai di depan kelas kak Sarah, kak Salman langsung menyuruhnya untuk keluar.

"Ada apa? Kenapa kepala Dea di perban?" Tanya kak Sarah.

"Itu tidak penting. Sekarang, apa kau mengenal orang ini?" Tanya kak Salman to the point.

"Hmm..., Sepertinya aku pernah melihat masker itu. Tapi dimana ya?" Kak Sarah memegang dagunya.

"Dimana? Coba ingat-ingat" Kak Salman sepertinya sudah sangat gregetan dengan jawaban kak Sarah.

"Oh, itu Revan" Jawab Fanya, teman sekelas kak Sarah. Entah sejak kapan orang itu muncul -_-

Aku dan kak Salman langsung membulatkan mata kami tidak percaya.

Kenapa...?

"Oke. Terimakasih" Setelah mengatakan itu, kak Salman langsung bergegas pergi ke kelasnya.

Aku hanya menyusul orang itu dari belakang. Entah apa yang ada dipikiran kakak itu.

Setibanya di depan kelas kak Salman. Kak Salman langsung masuk dan langsung menghampiri kak Revan.

Ya Allah.... Aku takut banget!

Salman POV

Aku langsung mencekram kerah baju Revan dengan kuat.

"Apa yang kau lakukan pada Dea hah!?"

"Tidak ada" Jawabnya.

Ya Allah, ingin sekali rasanya aku memukul wajah pria yang ada dihadapan ku ini.

Tapi, ku urungkan niatku. Karena ada Dea dan guru yang melerai ku.

"Aku akan menikahi Dea secepatnya. Jika kau berani menyentuhnya. kau berurusan DENGANKU!" Ucapku dengan penuh penekanan.

Setelah itu, aku langsung keluar dari kelasku. Tidak peduli dengan tatapan bingung anak-anak sekelas.

Dea POV

"Kak, jangan cari gara-gara sama kak Revan deh. Kak Revan itu orangnya nekat banget!" Ucapku pada kak Salman.

"Tenang saja. Kakak bisa mengatasinya"

Bukannya tenang. Aku malah semakin takut. Aku takut terjadi apa-apa pada kak Salman karena ulah kak Revan.

"Tapi-"

"Apa kamu tidak percaya pada kakak?" Aku bungkam. Aku tidak tau harus mejawab apa.

"Dea! Kak Salman!" Teriak seseorang dari ujung sana. Ternyata itu Zahra.

"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Zahra sambil membolak-balikkan tubuhku.

"Tenanglah, aku baik-baik saja kok. Ayo kita pulang"
.

.

.
Setibanya dirumah, kak Salman langsung menceritakan perihal tadi.

"Ck! Dasar orang itu!" Gerutu Zahra.

"Om... Tante... Bagaimana kalau... Pernikahanku dan Dea di percepat?"

"Apa!?"

MY KAKEL MY HUSBAND {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang