Aku, Zahra dan Fathir sedang membersihkan rumah.
Semenjak mama jaga papa dirumah sakit, ini rumah ngak ke urus. Kain kotor udah numpuk, cucian piring juga banyak lagi.
Emang bener-bener kotor...!
"Mbak, aku capek... Pengen istirahat bentar ya" Keluh Fathir.
"Yaudah, kita istirahat bentar yuk" Jawabku.
Akhirnya, aku, Zahra dan Fathir beristirahat dulu. Kami emang udah bersih-bersih rumah sejam lebih.
Bang Dean udah buat jadwal untuk bersih-bersih rumah.
Senin; Dean, Fathir, Zahra
Selasa; Zhafir, Dea, Dean
Rabu; Fathir, Zahra, Dea
Kamis; Zhafir, Dean, Zahra
Jumat; Dea, Fathir, Dean
Sekarang, masih hari rabu. Besoknya, aku sama Zahra ada ulangan harian. Belum belajar lagi!
Setelah selesai berberes-beres, aku dan Zahra langsung ke kamar untuk belajar.
..
.
Ya Allah.... Capek banget hari ini. Pengen banget tidur...."Dea! Woi Dea!" Aku tersentak kaget.
"Vin, bisa ngak sih ngak ngagetin?!"
"Habisnya kamu aku panggil dari tadi ngak nyaut-nyaut. Kenapa?" Tanya Vina.
Aku menggeleng.
"Ya Allah! Bandanmu panas De!" Ucap Meva menyentuh jidatku.
"Apa?! Ya Allah... Ayo cepat bawa ke UKS" Zahra udah panik duluan. Akhirnya, Zahra dan Meva membopong ku menuju ke UKS.
Aku berakhir di UKS. Kepalaku pusing banget, terus bandanku juga panas banget.
Aku sengaja ngak ngasih tau mama sama papa. Takutnya mereka khawatir banget sama aku.
Tiba-tiba, seseorang masuk kedalam ruang UKS.
"Lho? Dea? Kamu kenapa?" Tanyanya.
"Ngak papa kok kak. Cuma demam kecil aja" Jawabku.
"Udah makan belum?" Tanya kak Salman sambil mendekat ke arahku.
Aku menggeleng. "Ngak laper"
"Kamu harus makan De, kamu mau sembuh kan?" Aku mengangguk.
"Yaudah, tunggu disini. Kakak beli makanan dulu" Ucap kak Salman, lalu keluar dari ruangan UKS.
Aku tersenyum. Kak Salman memang baik.
Sambil nunggu kak Salman, aku sempetin untuk membuka ponselku.
Ternyata, ada banyak miss call dari....... Kak Revan?
Mau apa lagi dia?
Tiba-tiba, ponselku berdering. Ternyata, kak Revan yang menelfonnya.
Angkat ngak ya? Angkat ngak ya?
Kemudian, aku menggeser tombol hijau yang ada dilayar ponselku.
"Halo? Dea?"
Terdengar suara kak Revan dari seberang sana.
"De, kakak minta maaf atas sikap kakak sama kamu. Kakak bener-bener minta maaf"
Karena malas, aku mematikan panggilannya. Males banget aku denger suara kak Revan. Bikin kesel yang ada.
"Kamu ngak boleh gitu De, walau dia udah pernah nyakitin kamu. Tapi, dia tetap orang yang lebih tua darimu" Ucap kak Salman tiba-tiba.
Aku langsung memasang muka datar. "Biarin. Dia ngak pernah mikirin perasaan orang!"
Lalu, kak Salman duduk disebelah ku.
"Udah, ngak usah dipikirin lagi. Sekarang, kamu makan dulu nih" Kak Salman memberikan sebuah nasi kotak padaku.
"Makasih kak" Ucapku, sambil mengambil nasi kotak itu dari tangan kak Salman.
Aku makan sambil mengobrol dengan kak Salman. Sekali-kali, aku tertawa mendengar cerita kak Salman.
Kak Salman memang tidak berubah. Tidak berubah sama sekali.
❤❤❤Sudah seminggu lebih papa berada dirumah sakit. Alhamdulillah, sekarang papa sudah boleh pulang.
Aku dan yang lainnya sudah menunggu papa dirumah.
1 jam kemudian, pintu rumah terbuka. Ternyata, itu mama dan papa.
"Papa" Semuanya langsung berlari memeluk papa.
"Bagaimana keadaan kalian? Baik-baik saja kan?" Tanya papa.
Semuanya mengangguk.
"Ayo kita makan, aku udah masak" Ucap bang Dean.
"Let's go!!"
..
.
Katanya, hari ini papa akan memperkenalkan ku dengan seseorang.Sedari tadi, papa dan mama terus mengobrol sambil tersenyum-senyum sendiri.
Ya Allah... Kenapa dengan mereka?
Tak lama kemudian, orang 'itu' datang. Mama dan papa langsung mengajak mereka duduk.
Astagfirullah!!
Bagaimana aku tidak terkejut? Ternyata itu keluarganya kak Salman!
Oke.... Apa yang akan terjadi kali ini.
Aku sengaja mengumpat dibalik tembok. Zahra juga. Katanya, ia ingin mendengar percakapan mama dan papa.
Kemudian, aku mendengar soal pernikahan?!
Dari yang kudengar, orangtua ku dan orangtua kak Salman ingin menikahkan ku dengan kak Salman!?
Oh, ya Allah.... Ini pasti mimpi!
"Dea, kemari" Panggil mama.
Mampus! Tercyduk!
Perlahan, aku berjalan menuju ke ruang tamu. Lalu duduk disebelah mama.
Aku menggenggam tangan mama erat-erat, aku maluu!
"Dea, apa kamu setuju?" Tanya mama.
Hah? Soal apa?!
"Kami ingin menikahkanmu dengan Salman. Kamu mau nak?" Tanya ibu kak Salman.
.................. Aku harus jawab apa?!
Perlahan, aku membuang nafas panjang. Lalu berkata.
"Baiklah. Aku tau Allah akan memberikan yang terbaik untukku. Jadi, aku bersedia. Insyaallah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY KAKEL MY HUSBAND {COMPLETE}
Random[SUDAH TAMAT] [📌 DON'T COPY MY STORY! TETAP VOTE WALAU CERITA SUDAH TAMAT. THANK YOU] Bagaimana jika kita menikah dengan kak kelas kita? terlebih lagi, dia tampan dan populer? ©™cheeseTrap_