🍁24

1.8K 48 0
                                    

Hari ini hari sabtu. Jadi aku dirumah aja deh! Lagi males keluar aku.

Bang Dean, bang Zhafir sama kak Salman lagi keluar. Disuruh mama beli bahan makanan.

Mama lagi di kamarnya. Papa lagi nonton TV sama Fathir.

Kalau aku sama Zahra lagi nonton MV Gfriend yang Fever.

Awalnya sih pengen nonton MV Wanna One yang Spring Brezz. Tapi ngak jadi, Zahra udah nonton katanya.

Padahal aku pengen liat Guanlin 😢. Oh, jangan lupa Jihoon!

"Serius amat nontonnya" Ucap Fathir. Ganggu banget dah tu bocah! Salahin Zahra, siapa suruh nontonnya diruang keluarga?

"Biarin" Jawabku dan Zahra bersamaan.

"Haram mbak, haram..." Ucap papa. Ih! Ngeselin banget sih!

"Au ah! Ke kamar aja yuk De" Zahra langsung menarik tanganku menuju ke kamarnya.
.

.

.
Mama baru aja selesai membuat kue bolu pandan. Kue kesukaanku dan Zahra. Aku sama Zahra emang suka pandan.

Saat ini, aku sedang membantu mama mencuci piring.

Tiba-tiba, pandanganku buram dan kepalaku sangat sakit.

"Dea? Kamu kenapa?" Tanya mama khawatir.

"... Ngak papa kok ma. Cuma pusing aja" Jawabku berbohong, aku ngak mau sampai mama khawatir sama aku.

Lagi, aku merasakan sakit kepala yang mendalam. Akhirnya, aku terjatuh ke lantai.

"Astagfirullah Dea!! PAPA!!!"
.

.

.
Aku memegangi kepalaku yang terasa berat. Bisa kurasakan, seseorang sedang memelukku erat.

Lho? Kok aku bisa di kamar? Seingatku, terakhir kali aku sedang berada dirumah sakit. Kok bisa-bisa langsung kesini?.

"Udah bangun?" Tanya kak Salman dengan suara seraknya.

"Aku kenapa kak? Bener deh, aku ngak inget apa-apa"

Kak Salman tersenyum lebar. Lalu memelukku erat.

Ini lagi, aku udah bingung tambah bingung lagi ini!

"Makasih..." Ucap kak Salman yang masih setia memelukku erat.

"Buat...?" Aku mengerutkan alisku.

"Ini" Tiba-tiba, kak Salman mengelus perutku.

Aku diam.

Masih diam.

........

"Hah!?" Oke. Sekarang aku udah ngerti maksud kak Salman.

Ada rasa kaget bercampur senang di wajahku. Ya Allah... Terimakasih...

Walau umurku masih muda. Tapi aku yakin, aku bisa menjadi ibu yang baik.

Ngomong-ngomong, ini kak Salman kenapa ngak lepasin pelukannya dah?

Pas aku liat, ternyata..... Kak Salman tidur lagi.

"KAKAK BANGUN!!"
❤❤❤

"DEMI APA!?!" Saking kagetnya, Vina sampai mendobrak meja yang ada di hadapannya.

Ngagetin sumpah ini orang!

Sedangkan Meva? Dia cuma melongo hingga mulutnya berbentuk O.

"Iyaa... Semoga nanti anaknya imut!" Ucap Zahra sambil mengelus perutku yang masih rata.

"Wahh.... Bakal ada yang jadi Tante yaa..." Meva tersenyum menggoda.

"Aku belum setua itu😒"

Aku hanya tertawa melihat tingkah Zahra yang lucu.

Pas seluruh keluarga tau, yaa, yang paling heboh cuma Zahra. Ia kaget sekaligus senang. Sama sepertiku.

Dua sejolii...!
.

.

.
Sebelum pulang, aku mesti keruang basket dulu. Mau balikin bola. Dengan kak Salman tentunya.

Saat sedang berjalan, tiba-tiba, seseorang menghentikan langkahku dan kak Salman.

Cepat-cepat, kak Salman memelindungiku ke belakang tubuhnya.

"Mau apa kamu?" Tanya kak Salman dingin.

"Woow... Selow aja dong Man" Ucap kak Revan sambil tersenyum licik.

Aku semakin takut. Aku semakin menyembunyikan diriku dibalik tubuh kak Salman. Takut.

"Sepertinya kau membawa seseorang" Kak Revan melihat kebelakang tubuh kak Salman.

"Aku bertanya padamu, Revan" Ucap kak Salman, lagi.

"Kak... Ayo pulang, aku takut" Bisikku ke kak Salman.

Kak Salman langsung saja menarik tanganku pergi. Dari orang bernama Revan itu.

Setelah berhasil keluar, aku menangis. Maklum, hormon ibu hamil.

"Cup cup, tenanglah, semuanya akan baik-baik saja kok" Ucap kak Salman sambil memelukku.

"Kak"

"Hm?"

"Aku mau bubur ayam" Ucapku dengan muka memelas.

Kak Salman hanya tertawa. "Oke oke, akan kakak belikan apapun untuk ibu hamil satu ini"

Aku tersenyum senang. Dengan cepat, aku menarik tangan kak Salman menuju ke kedai bubur.

??? POV

"Jadi sekarang dia hamil ya? Menarik"

Dea POV

"Kakak ngak mau?" Tanyaku, pasalnya, dari tadi kak Salman terus menatapku.

Kak Salman menggeleng kan kepalanya.

"Terus? Kenapa kakak terus menatapku?" Tanyaku lagi.

"Kamu lucu habisnya" Kak Salman tersenyum.

Sabar Dea... Sabar, inget anak...

MY KAKEL MY HUSBAND {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang