🍁5

2.9K 98 0
                                    

Aku dan keluargaku tengah berbincang diruang tengah.

Aku sangat senang bisa memiliki keluarga yang utuh lagi. Begitu juga dengan Zahra.

"Dea... Batalin aja ya rencana pernikahanmu dan kak Revan. Masa aku sendiri sih?" Ucap Zahra sambil menatapku sendu.

"ZAHRA!!" Teriakku dan yang lainya bersamaan.

Zahra memonyongkan bibirnya.

"Zah, tenanglah. Dea akan tetap tinggal disini kok. Kamu tidak boleh begitu." Ucap Mama.

Zahra mengangguk pasrah.

"Uuu... Saudaraku ini mengemaskan sekali~" Aku mencubit pipi Zahra.

"Ish! Singkirkan tanganmu itu" Zahra menepis tanganku.

Semua orang tertawa.
.

.

.
Saat aku dan Zahra masuk kedalam kelas kami, semua orang berbondong-bondong menemui kami.

"Zahra, Dea, kalian udah jadi saudara ya?" Tanya Rio. Ketua kelas kami.

Aku dan Zahra mengangguk.

"Sekarang, permisi, aku mau lewat." Ucapku.

Kemudian, semua murid menyingkir untuk memberiku dan Zahra jalan.

"Eh? Woi, liat deh. Itu kan kak Revan. Ngapain dia sama kak Sarah?" Ucap Meva.

Zahra langsung melihat keluar jendela. "(Ngapain itu kak Sarah? Terus, kayaknya kak Sarah pengen megang tangan kak Revan)"

Tanda "( )" kayak ngomong di dalam hati gitu, ya!

Zahra langsung berlari keluar kelas, dan menghampiri kak Revan dan kak Sarah.

"Ekhm" Zahra berdeham di belakang kak Revan dan kak Sarah.

Lalu, kedua orang itu membalikkan badan.

"Z-Zahra?" Ucap kak Revan kaget.

"Emm... Kakak sedang apa?" Tanya Zahra dengan tatapan tajam.

"Oh, kami mau--"

"Kami mau ke laboratorium kok!" Jawab kak Revan cepat.

Zahra mengangkat sebelah alisnya. Lalu mengangguk.

"Lihat saja nanti!" Ucap Zahra berbisik tepat di telinga kak Revan.

Kak Revan menelah salivanya.

Lalu, Zahra kembali ke kelas.

Aku menatap Zahra dengan penuh khawatir.

"Zah, apa kau baik-baik saja? Kak Sarah tidak melakukan apapun kan?" Tanyaku, membolak-balikkan badan Zahra.

Zahra menggeleng.

Tak lama kemudian, gurupun masuk. Kemudian, kami memulai pelajaran pertama.
.

.

.
Aku dan Zahra sedang sedang bermain basket di lapangan sekolah. Sekarang adalah jam olahraga kami.

"Zahra, Dea, kalian tau ngak?" Tanya Vina sambil memberikan kami air mineral.

"Apa?" Tanya Zahra.

"Masa katanya kak Revan sama kak Sarah pacaran" Ucap Vina jengkel.

Zahra menyemburkan air yang diminumnya. Sedangkan aku terbatuk-batuk mendengar ucapan Vina.

"D-dari mana kamu tau?" Tanyaku.

"Kakak kelas. Aku menguping pembicaraan mereka." Jawab Vina.

"Bukankah sekolah kita melarang pacaran. Bukan hanya sekolah, tapi agama Islam juga!" Ucap Meva, tiba-tiba muncul di belakangku.

Vina mengidikkan bahu.

Zahra menggepalkan tangannya geram. "Awas saja!"

Aku sedikit takut melihat Zahra seperti ini. Oke, bukan hanya bang Dean yang Overproctective padaku.

.... Zahra juga!

"Ck! Dasar tidak tau aturan!" Ucap Meva.

Tidak semua orang menyukai kak Revan. Contohnya, Zahra, Vina dan Meva.

"Benar-benar mengerikan!" Vina menggelengkan kepalanya.

❤❤❤

Waktu pulang telah tiba.

Seperti biasa, aku dan Zahra menunggu di depan gerbang.

"Hai." Sapa seseorang.

Saat mengetahui bahwa orang itu adalah kak Revan. Zahra langsung menarikku menuju ke kelas kakak kami.

Kak Revan hanya melihatku dan Zahra bingung.

Untung dia tidak mengejar kami.

Kebetulan, bang Dean dan bang Zhafir sekelas. Jadi, kami menunggu mereka di depan kelas mereka.

Tiba-tiba, seorang kakak kelas perempuan keluar dari kelas bang Dean dan bang Zhafir.

"Kakak." Panggilku. Dan, kakak kelas itu menoleh.

"Ya?"

"Anu... Apa bang Dean dan bang Zhafir ada?" Tanyaku.

"Oh, kalian adiknya Dean dan Zhafir?" Tanya kakak kelas itu.

Aku dan Zahra mengangguk.

"Mereka ada di dalam, panggil saja" Jawab kakak kelas itu.

"Oh, oke. Makasih kak." Jawab Zahra.

Lalu, kakak kelas itu pergi. Aku dan Zahra langsung memanggil kakak kami dari depan pintu kelasnya.

"Bang Dean! Bang Zhafir!" Teriakku dan Zahra bersamaan.

"Kalian? Kok belum pulang?" Tanya bang Zhafir saat telah tiba di hadapan kami.

"Kami nunggu abang dan bang Dean." Jawab Zahra.

"Ohh.... Dean..."

[Revision date; 02/05/23]

MY KAKEL MY HUSBAND {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang