🍁10

2.4K 79 0
                                    

Sepulang dari cafe, aku dan Kak Revan langsung menjatuhkan tubuh kami di atas kasur.

"Pengen boloss~" Ucap Kak Revan.

Aku menatap Kak Revan tidak percaya.

"Apa? Seorang Kak Revan pengen bolos?!" Aku melongo.

"Ya, memangnya kenapa? Ngak masalah kan?"

"Ya, tapi ngak boleh kak! Kakak kan sehat-sehat aja. Ngapain bolos?" Ucapku.

"Pengen berduaan sama kamu" Jawab Kak Revan polos.

Ku yakin. Mukaku saat ini pasti merah. Pasti!

"Kakak!"

"Itu fakta." Aku menggerutu.

Kemudian, aku turun dari ranjang dan keluar kamar. Sebelum itu....

"Mau kemana dek?" Tanya Kak Revan.

"Ke bawah kak, mau sama Zahra." Jawabku, lalu keluar dari kamar.

Saat dibawah, aku melihat semuanya sedang berkumpul, kecuali Papa.

Papa sedang berada diluar kota.

"Dek, Revan mana?" Tanya Mama.

"Paling tidur Ma." Jawabku, lalu duduk disebelah Zahra.

"Emang dasar kebo." Ucap Bang Zhafir.

Aku, Zahra, Bang Dean dan Fathir langsung tertawa ngakak.

"Ekhm." Seseorang berdeham tepat dibelakang Bang Zhafir.

Aku dan yang lainya langsung diam.

"Hehehe, sorry Van." Ucap Bang Zhafir sambil cengengesan.

"Hayoloh, bang." Fathir menunjuk Bang Zhafir.

Bang Zhafir melotot kearah Fathir.

"Oh iya, Mama bikin puding coklat. Ambil aja di kulkas." Ucap Mama.

Aku dan Zahra langsung bersemangat. Kemudian, kami berlari menuju ke dapur.

Aku dan Zahra emang paling suka dengan hal yang berbau coklat. Apapun itu.

Tak lama kemudian, aku dan Zahra datang dengan sepiring puding coklat.

"Jangan banyak-banyak makan coklat. Nanti enek." Tegur Bang Dean.

Aku dan Zahra hanya mengangguk.

Aku dan Zahra memang memiliki banyak kesamaan. Maka dari itu, kami jadi sahabat.

Aku dan Zahra sudah bersahabat sejak kelas 7. Dan, tak menyangka. Aku dan Zahra sekarang adalah seorang saudara.

Ada beberapa perbedaan diantara kami.

Pertama; aku suka burger, sedangkan Zahra sukanya kebab.

Kedua; aku suka mengambar, sedangkan Zahra sukanya melukis.

Ketiga; aku suka dengan Kak Revan, sedangkan Zahra tidak. (Seiringnya berjalan waktu, nanti Zahra jadi nyaman kok)

Udah! Itu aja kali.

"Eh, kalian beli buku fanfiction lagi?" Tanya Bang Dean.

Aku mengangguk.

Aku dan Zahra sangat suka mengoleksi buku fanfiction. Terutama tentang Kpop.

"Ck, ck, ck. Dasar anak Kpop." Kak Revan geleng-geleng.

"Biarin!" Jawabku dan Zahra bersamaan.

"Kalian tau ngak? Dulu, Mama kan juga suka Kpop tau" Jelas Zahra.

Mama hanya mengangguk kecil. "Tapi mama dulu sukanya Suju (Super Junior.)"

Semuanya mengangguk.

"Zahra, Dea, kalian jadi mau nonton film itu?" Tanya Mama.

"Jadi Ma." Jawabku.

"Sama siapa aja?" Tanya Bang Zhafir.

"Sama Meva dan Vina." Jawab Zahra.

Bang Zhafir mengangguk.

"Yaudah, kalian boleh pergi." Ucap Kak Revan.

Aku dan Zahra bersorak senang.

"Thank you"

❤❤❤

This is the worst day!

Aku baru saja dapat pengumuman bahwa, ujian akhir sebentar lagi tiba.

Nooooo!!!

Oke. Kalau begini, aku tidak bisa nonton!

"Aahhh.... Kenapa harus ujian sih?!" Zahra frustasi.

"Ngak bisa nonton deh kita." Ucap Meva.

"Ini terlalu mendadak." Ucapku.

"Bener!" Jawab Vina.

"Eh, udah, udah. Jangan pada sewot. Kalau mau sewot, ke kepala sekolah aja sana." Rio menengahi teman sekelasnya.

"Hmm"

"Woi! Itu ada kak Rizki tuh!!" Teriak Farhan.

"Katanya nyariin Dea." Lanjutnya.

Aku membelalakkan mataku. Lalu, aku berjalan keluar kelas.

"Hai." Sapa kak Rizki.

"H... Hai. Kakak mau apa?" Tanyaku gugup. Bukan! Tapi takut!

"Ngak papa, cuma mau ngajak ke kantin aja."

"A.... Anu... Kak.. Dea masih..." Aa!! Apa yang harus ku katakan?!

Tiba-tiba, seseorang menarik tanganku.

"Maaf, dia harus pergi bersamaku." Suara itu, Kak Revan!

"Oh, benarkah? Maaf, aku tidak tau." Ucap kak Rizki sambil tersenyum licik.

Kak Revan langsung membawaku pergi. Sebelumnya, dia ngechat seseorang.
.

.

.
Aku dan kak Revan sedang berada di rooftop.

Yaa... Kami bolos.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Kak Revan sambil menatapku.

"Ya... Tapi..."

".... Tapi aku takut..."

[Revision date; 03/05/23]

MY KAKEL MY HUSBAND {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang