🍁18

1.5K 46 0
                                    

"Dea!!" Teriak Meva.

"Apaan sih Va?" Jawabku sedikit kesal.

"Ada kak Salman tuh" Aku terkejut.

Ada apa ya? Pikirku.

Tampa basa-basi lagi, aku segera keluar dari kelas untuk menemui kak Salman.

"Kenapa kak?" Tanyaku begitu melihat kak Salman sedang menungguku di dekat mading.

"Oh, kamu udah makan belum De?" Tanya kak Salman balik.

Aku menggeleng.

"Mau makan bareng?" Tawar kak Salman.

Hmm... Boleh juga sih. Lagian aku juga laper banget.

"Yaudah kak" Jawabku akhirnya.

Kak Salman tersenyum, kemudian menyuruhku berjalan terlebih dahulu.

Kini, aku dan kak Salman sedang makan ketoprak di dekat sekolah SD-ku dulu.

Selesai makan, aku mengajak kak Salman berjalan-jalan ke SD. Udah lama banget ngak kesini.

Aku berjalan menuju ke kelasku dulu. Lebih tepatnya saat aku kelas 5 dulu.

"Wahh... Tempatnya ngak berubah ya kak" Ucapku sambil tersenyum.

Disini. Disini adalah tempat aku menyimpan berbagai kenangan yang indah.

Tiba-tiba, seorang murid keluar dari kelas.

"Emm... Kakak cari siapa ya?" Tanya anak itu.

"Oh, ngak ada kok. Kakak cuma liat-liat aja kok dek" Jawabku.

Adik kelas itu cuma ngangguk. Habis itu, ia pergi. Ke kantin kayaknya.

"Dea..." Panggil seseorang.

Aku menengok kearah asal suara itu. "Bu Ani?!"

"Masya Allah... Kamu udah besar aja nak" Ucap Bu Ani.

Bu Ani itu adalah guru bahasa Indonesiaku saat kelas 5. Orangnya baik banget.

"Hehehe, iya Bu. Ibu sehat?" Tanyaku.

"Alhamdulillah sehat. Oh, iya? Ini...." Bu Ani menyipitkan matanya untuk melihat kak Salman lebih jelas.

"Salman Firmansyah bu" Ucap kak Salman sambil menyalami tangan Bu Ani.

"Ya Allah... Maaf, ibu lupa"

"Ngak papa kok Bu" Jawab kak Salman sambil tersenyum.

"Yasudah, ibu pergi dulu ya" Aku dan kak Salman mengangguk.

Setelah itu, aku dan kak Salman kembali ke sekolah. Sudah cukup lama kami keliling-keliling sekolah ini.
.

.

.
"Zah, temenin aku dong" Pintaku pada Zahra yang sedang asyik membaca novel dikamarnya.

"Kemana?"

"Ke bawah. Gelap banget. Aku takut" Pintaku lagi.

"Ish. Iya, iya, ayo" Ucap Zahra, lalu bangkit dari tidurnya.

Ternyata, dibawah gelap sekali. Aku sama Zahra udah takut. Gelap banget soalnya. Siapa sih yang matiin lampu?!

Saat aku dan Zahra menuju ke dapur, tiba-tiba....

"Baa!!" Seseorang mengangetkan ku dan Zahra dari belakang.

"Aaaaa!!!" Teriak Zahra melengking.

Saking kerasnya teriakan Zahra. Seluruh orang yang sedang tertidur pun terbangun.

"Apa? Dimana malingnya?!" Tanya bang Zhafir sambil celingak-celinguk.

"Ngak ada maling bang. Itu Zahra cuma teriak doang" Jawabku.

"Kamu kenapa teriak-teriak Zah?" Tanya papa.

"Habisnya ada yang ngagetin tadi" Jawab Zahra.

Saat dilihat... Ternyata itu Fathir.

"Fathir!!"

"Hehehe, maaf mbak 😂"
❤❤❤

4 bulan kemudian.

Kabar buruk. Papa jatuh sakit. Katanya, papa terkena serangan jantung. Dan sekarang, papa sedang rawat inap.

"Dea..." Panggil papa lirih.

"Ya pa?"

"Sini nak"

Aku pun berjalan menuju ketempat papa berada.

"Dea, papa ingin kamu menikah dengan orang pilihan papa. Kamu mau kan?" Tanya papa.

Aku terdiam sebentar. Sebenarnya, aku tidak mau. Tapi, karena kondisi papa yang sedang tidak baik. Bagaimana aku bisa menolak?

Aku menghembuskan nafas. "Iya pa. Aku mau menikah dengan orang pilihan papa"

Papa tersenyum, lalu memelukku erat.

"Kau akan bertemu dengannya setelah papa keluar dari rumah sakit, ya" Aku mengangguk.

Setelah itu, aku keluar dari ruangan papa.

Aku duduk di kursi panjang di depan ruang inap papa. Dan, aku menangis disitu.

Hikss... Apa yang harus aku lakukan ya Allah? Aku ingin menuruti semua keinginan papa. Tapi, aku masih takut untuk menikah lagi.

Ya Allah... Semoga engkau memberiku orang yang lebih baik daripada kak Revan....

Tiba-tiba, seseorang duduk disebelah ku.

"Dea sayang, kamu kenapa nak?" Tanya mama.

Aku tidak menjawab pertanyaan mama. Aku hanya terus menangis. Kemudian, mama memelukku.

"Ada apa? Coba cerita sama mama" Ucap mama, sambil mengelus kepalaku.

"Hikss... Papa ingin aku menikah. Tapi..., Aku masih takut ma... Hikss..."

Mama tersenyum lembut. "Mama yakin, kali ini, kamu tidak akan tersakiti lagi. Kamu percaya kan sama mama?"

Aku mengangguk.

Aku yakin, Allah dan kedua orang tuaku akan memberikan yang terbaik untukku.

Insya Allah....

MY KAKEL MY HUSBAND {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang