🍁15

1.9K 55 0
                                    

Salman POV

Tiba-tiba, seseorang datang menghampiriku, Revan dan Zhafir.

"Ada apa ini?" Tanyanya.

Aku menatap orang itu tajam. "Sarah, apa yang kau lakukan tadi?"

"Aku? Aku tidak melakukan apapun"

Ya Allah... Rasanya ingin sekali ku potong kepalanya itu.

"Benarkah? Bukankah tadi kau memeluk Revan?" Tanya Zhafir dingin.

Sarah terdiam. Aku tersenyum sinis.

"Harusnya kau tau, kau itu bukan mahramnya. Lagipula, Revan sudah memiliki istri" Jelasku.

"Rizki, bukankah kau tau? Kalau aku menyukai Revan?" Tanya Sarah.

Aku mengangguk.

"Sorry, aku sudah memiliki istri" Ucap Revan. Kemudian, berlalu pergi menuju ke kelasnya Dea.

"Ingat. Jika kau berani menyakiti Dea. Kau berurusan denganku!" Ucapku dan Zhafir bersamaan. Lalu pergi.
.

.

.
Dea POV

Aku hanya ingin bersama Zahra. Aku tidak mau menemui siapapun.

Aku ingin dengan Zahra saja.

"Dea... Kita pulang saja yuk. Kita istirahat dirumah" Ucap Zahra.

Aku mengangguk. Lalu, Zahra membantuku berdiri.

Tapi tiba-tiba, kak Revan datang.

"Kalian mau kemana?" Tanyanya.

"Pulang" Jawab Zahra dingin.

Kak Revan ingin mencegah Zahra pergi. Namun, bang Dean menghalanginya.

Setibanya dirumah, Zahra membaringkan tubuhku di atas sofa.

"Dea? Apa yang terjadi sayang?" Tanya mama.

"Ada masalah disekolah tadi ma" Jawab Zahra.

Mama lalu memegang keningku. "Astagfirullah! Badanmu panas De. Sebentar, mama ambil kompres dulu"

Kemudian, mama pergi menuju ke dapur.

"Dasar kak Revan sialan! Kamu jadi seperti ini karenanya!" Ucap Zahra kesal.

"Sudahlah Zah, aku baik-baik saja kok"

Tiba-tiba, kepalaku terasa sangat berat.

"Dea? Dea?! Apa yang terjadi?" Zahra panik.

Tiba-tiba, saja pandanganku menjadi buram... Dan...

Bruk!

"Dea!!!"
❤❤❤

Author POV

Kini, semua anggota keluarga Dea sedang menunggu dokter keluar dari ruang ICU.

Beberapa menit kemudian, dokter keluar dari ruang ICU.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya Veni. Mama Dea.

"Anak anda mengalami tumor otak. Dea mungkin bisa sembuh dengan menjalani operasi. Kemungkinan juga, anak anda tidak bisa sembuh walau menjalani operasi" Jelas sang dokter.

Mendengar perkataan dokter itu. Veni kehilangan keseimbangannya, namun dengan cepat Retno (papa Dea) menangkap Veni.

Zahra? Dia menangis dengan kencang di dalam pelukan Dean dan Zhafir.

Revan, dia terduduk lemas di lantai. Menerutuki dirinya sendiri.

"Tenanglah, kita berdoa saja agar Dea cepat sembuh" Ucap Retno dengan air mata yang berlinang.

Setelah Dea dipindahkan keruang rawat. Semuanya langsung menemuinya.

Revan langsung duduk disebelah ranjang Dea. Dan menggenggam tangannya.

"Dea... Cepatlah bangun. Kakak menunggumu" Ucap Revan sambil mengelus punggung tangan Dea.

Beberapa menit kemudian, Salman masuk kedalam ruang rawat Dea.

Dan, tepat saat itu juga. Dea membuka matanya.

"Dea... Kamu sudah bangun?!" Ucap Revan senang.

Kemudian, semuanya langsung menghampiri Dea.

"Dea, kamu sudah sadar nak? Apa kamu ingin sesuatu?" Tanya Veni.

Dea menggeleng sebagai jawaban.

"A... Aku kenapa?" Tanya Dea.

Dean langsung memeluk Dea erat. "Kamu terkena tumor otak. Bersabarlah Dea. Abang yakin kamu bisa sembuh"

Tampa kusadari, air mataku lolos begitu saja. Dea mengeratkan pelukannya pada Dean.
.

.

.
Dea POV

Ini benar-benar menyebalkan. Aku terkena tumor otak.

Dan, belum tentu aku bisa sembuh!

Ya Allah... Kenapa aku harus seperti ini?

"Dea... Ayo makan dulu" Kak Revan duduk disebelah ku.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

Walau sakit, aku tetap melaksanakan kegiatan-kegiatanku seperti biasa.

Sekolah, membersihkan rumah, dan lain-lain.
❤❤❤

Sebentar lagi ujian akhir akan berakhir. Aku sangat senang.

Palaku udah puyeng banget soalnya! Duhh...😣

"Dea, kamu udah minum obat belum?" Tanya Zahra.

Oh iya, sekarang udah siang. Aku harus minum obat dulu.

"Oh, iya. Aku lupa!" Aku menepuk jidatku sendiri.

Zahra memutar bola matanya. Lalu, memberikan obatku.

"Yes! Sebentar lagi ujian kelar!!" Ucap Zahra girang.

Aku tertawa. "Hahaha, iya!"

Akhirnya, waktu pulang telah tiba. Aku dan keluargaku langsung bergegas pulang.
.

.

.
"Assalamualaikum" Salamku dan yang lainnya.

"Waalaikumsalam" Jawab mama. "Ayo makan, mama udah masak"

"Let's go!!" Ucapku dan Zahra bersamaan.

Kemudian, kami makan bersama. Makan malam ini, sangat enak. Kenapa? Karena, kita makan bersama keluarga kita. Orang yang paling kita sayangi.

MY KAKEL MY HUSBAND {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang