🍁23

1.6K 46 0
                                    

Assalamualaikum semuanya~!

Dea: Thor ngak sekolah?

Author: Ngak

Zahra: Wahh parah! Author bolos man teman!!

Author: Heh! Enak aja di kata bolos! Author tuh lagi libur tau!😒

Zahra: Oh... Kirain😁

Author: Ngapa author bikin karakter gini amat ya? :v

Oke, oke. Kita langsung aja ke ceritanya.
❤❤❤

"Rio!"

"Zahra!"

Ya Allah... Kenapa lagi ini?!

Oke. Rasanya kepalaku mau meledak sekarang juga. Ketua kelas dan perusuh kelas sedang bertengkar sekarang.

Cuma karena masalah Rio denger percakapan ku dan Zahra, doang, lho!

"Kamu sih! Punya kuping tapi ketuker sama gajah. Kamunya punya kuping gajah, gajahnya punya kuping kamu!" Ucap Zahra.

"Enak aja! Gini-gini aku bersyukur masih di kasih kuping sama Allah! Lah kamu? Di kasih kuping bagus ngak bersyukur!" Balas Rio tak mau kalah.

Emang bener-bener tuh orang!

"Heh! Aku jug--"

"STOPP!!!" Bener-bener deh, emosiku udah meledak saat ini juga.

Bagai di omelin emak. Rio dan Zahra langsung diam bagai patung.

"Udah! Jangan berantem terus. Masalah gini doang sampe berantem!" Ucapku menengahi.

"Cepet minta maaf!"

"Maaf ya Rio" Ucap Zahra.

"Iya ngak papa. Aku juga minta maaf" Ucap Rio.

Hamdalah, akhirnya baikan juga dah mereka.

"Halo adik kelasku tersayang~~" Sapa seseorang dari luar kelas.

.... Kak Salman?... Kayaknya hari ini dia gak sehat deh.

"Dih, 'adik kelas tersayang'? Najong banget bang!" Bales Meva.

"Ye lah😒"

"Udah ih! Jangan ribut terus napa! Ayo makan!" Aku langsung menarik tangan Zahra dan kak Salman pergi.

Mama... I need your help!
.

.

.
Kini, aku, kak Salman dan yang lainnya tengah makan di kantin.

Bang Dean sama bang Zhafir nebeng juga.

"Kamu ngak makan De?" Tanya bang Dean.

Aku menggeleng. "Udah makan ketoprak tadi"

Bang Dean hanya mengangguk.

Kemudian, suasana menjadi hening kembali. Tak ada yang membuka percakapan sedikit pun.

Orang-orang yang melihat kami agak sedikit merinding. Karena dari tadi kami terus diam seperti mayat.

"...... Apa aku bisa bahagia dengan 'orang itu'?...." Tanyaku secara tiba-tiba.

Semuanya langsung menatapku. Mereka juga mengerti maksud dari orang 'itu'. Tapi, mereka juga bingung kenapa aku menyebutnya orang 'itu'. Padahal ia sedang bersamaku sekarang.

"... Sebelum mama meninggal, aku sempat bercerita tentang kak Salman. Bisa di bilang, ia adalah cinta pertamaku. Mama bilang, jika kita mencintai seseorang, maka berdoalah pada Allah agar hati kita di bersihkan. Aku ingat, kata-kata mama saat aku mengatakan itu. Berdoalah pada Allah agar Allah menghilangkan dia dari fikiran kita."

"Walau sudah ku lakukan, aku tetap tidak bisa. Aku sudah mencoba berulang-ulang kali. Aku sempat berfikir, apa Allah akan memberikannya padaku? Namun, pikiran itu cepat-cepat aku tepis. Sampai, papa menjodohkan ku dengan orang kejam itu. Dalam hati, aku memaki. Aku tak ingin menikah dengannya, aku ingin menjalankan hidup ku dengan tenang...."

"Saat itu, aku masih menyimpan perasaan pada kak Salman. Aku tak bisa melupakannya. Walau aku telah menikah dengan pria kejam itu. Awalnya, aku tidak percaya jika kak Rizki itu adalah kak Salman. Sampai aku melihat kak Salman berada di dalam diri kak Rizki. Ku yakin, itu adalah kak Salman. Aku sangat senang sekali karena akhirnya aku bisa bertemu lagi dengan kak Salman. Tapi, kondisiku saat itu masih menjadi istri orang. Rasanya, ingin sekali aku pergi dari orang itu."

"Aku benar-benar senang, jika kak Salman masih mengingatku...." Tampa ku sadari, air mataku sudah mengalir.

Semuanya menatapku dengan sendu. Tiba-tiba, kak Salman langsung memelukku erat.

"Kakak terharu...." Ucap kak Salman lirih. Sepertinya dia menangis (?).

"Maafkan abang Dea. Abang ngak tau kalau ternyata kamu tak ingin menikah dengan Revan" Ucap bang Dean sambil memelukku.

Akhirnya, semuanya berpelukan. Yang melihat kami hanya terharu dan menahan tangis. Sungguh keluarga yang bahagia.
❤❤❤

"Kak, geli ih!! KAKAK!" Sedari tadi, kak Salman terus menggelitiku. Aku tak kuasa menahan kegelian.

"Lagian siapa suruh jadi orang lucu banget?"

"Ish! Allah emang udah ciptain aku kayak gini kak!" Balasku. Emang ngeselin kadang ini orang.

"Iya, iya..."

Aku menarik selimut sampai ke leherku. Dingin banget!

"Kak, matiin AC nya dong. Dingin nih" Ucapku ke kak Salman.

"Matiin sendiri. Kakak ngantuk" Jawab kak Salman.

Ya Allah... Kuatkan lah hamba untuk menghadapi suami macam ini...!

"BODO AMAT!" Gumamku penuh penekanan.

MY KAKEL MY HUSBAND {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang