🍁17

1.6K 53 0
                                    

Assalamualaikum semua!

I'm back! Maaf kalau baru bisa UP sekarang. Dikarenakan kesibukan author yang semakin meningkat:v

Semoga suka ceritanya ya!!❤
❤❤❤

Aku dan keluargaku (beserta kak Salman) sudah berada di taman hiburan.

Kami jalan-jalan ke Ancol. Karena udah lama ngak jalan-jalan kesana:v

"Wahh... Tempatnya ngak berubah ya!" Ucapku kagum.

Terakhir kali, aku kesini kalau ngak salah pas kelas 6 SD.

"Ya iyalah, mau berubah kayak gimana coba?" Sahut bang Dean.

Aku tak menghiraukan kata-kata bang Dean. Aku langsung menarik Zahra untuk mencoba wahana-wahana yang ada di Ancol.

"Astagfirullah! Dea, Zahra! Jangan lari-lari" Teriak mama yang melihat kedua anak perempuannya melesat pergi.

"Biar ku kejar tan" Kak Salman langsung berlari mengejar ku dan Zahra.
.

.

.
Aku dan Zahra baru saja selesai bermain ontang-anting. Seru banget!

"Habis ini kemana?" Tanyaku pada Zahra.

"Hmm, gimana kalau kita naik Halilintar?" Tanya Zahra balik.

Mukaku langsung cemberut. "Kamu lupa apa? Aku ngak bisa naik itu"

"Oh iya, ya" Zahra menepuk jidatnya sendiri.

Aku ngak bisa naik Halilintar. Karena aku selalu mabuk saat menaiki wahana itu. Hii...!

"Terus? Sekarang kita naik apa?" Tanya Bang Zhafir.

"Lebih baik kita makan dulu, kalian udah main lama banget" Ucap papa.

Aku hanya mengangguk. Emang sih, perutku udah lapar dari tadi.

Kemudian, aku dan yang lainya langsung menuju ke restoran untuk makan. Btw ini udah sore. Ngak kerasa.

Selesai makan, aku dan yang lainnya langsung pulang. Sebelum itu, kami mengantar kak Salman pulang kerumahnya dulu.

"Haah.... Capek banget" Zahra menidurkan tubuhnya di atas sofa.

"Mandi dulu sana," Ucap mama. Dan langsung dituruti olehku dan Zahra.

Malam ini, aku memutuskan untuk menulis Diary ku. Udah lama aku ngak menulis Diary.

Dear Diary.

I'm back! Maaf, aku jarang menulis Diary lagi. Karena aku sibuk dengan urusan sekolahku.

Aku ngak menyangka, ternyata kak Revan sudah jahat padaku.

Aku sungguh kesal dengannya. Tak kusangka, ia memiliki perempuannya lain.

Awalnya, kak Revan sangat baik padaku. Ternyata, semua itu palsu!

Kak Revan sama sekali tak ingin menikah denganku. Lalu, kenapa dia terima perjodohan itu?

Aku sungguh membencinya.

Kak Salman bilang, kak Revan pernah membunuh seseorang? Tapi, aku juga tidak terlalu tau tentang itu.

Yang terpenting sekarang adalah, aku harus melupakan kak Revan. Tak cukup banyak kenangan indah ku bersama dengannya.

Tapi, masa bodo! Ia saja tak mencintaiku.

Sekarang.... Aku beralih ke masa laluku dulu....

Setelah itu, aku menutup kembali buku Diary ku. Lalu, merebahkan badanku ke atas kasur.

Sungguh masa kecil yang indah...
❤❤❤

Aku dan Zahra sedang membaca buku di perpustakaan. Zahra bilang, dia ngak mau ke kantin. Jadi, aku bawa aja dia kesini.

Setelah selesai membaca buku. Aku dan Zahra melewati ruangan kepala sekolah.

Aku mendengar ada suara keributan dari dalam ruangan itu.

Aku menempelkan telingaku pada pintu kayu tersebut.

"Revan! Apa kau tidak tau?! Di sekolah ini dilarang pacaran! Agama kita juga!"

"Maafkan saya pak"

"Saya tak butuh maafmu. Sekarang, kamu saya keluarkan dari sekolah. Saya juga akan memberitahu ayahmu!"

Kira-kira, begitu yang kudengar.

"Ck! Rasain tuh! Kena azab dia!" Ucap Zahra, dan langsung menarik ku pergi.
.

.

.
"Mama! Papa!" Teriak Fathir dari ruang keluarga.

"Ya Allah thir... Ngak usah teriak-teriak juga kali" Ucap bang Dean.

"Kenapa sih!?" Tanya Zahra dengan mata setengah terbuka.

"Itu...." Fathir memberhentikan ucapannya. "Ada kak Revan..."

Mataku membulat. "Apa?!"

Kini, kak Revan dan ayahnya menunduk. Kurasa mereka malu.

"Retno... Maafkan sikap anakku" Ucap ayah kak Revan.

Semuanya diam. Begitupun juga denganku. Rasanya masih susah untuk memaafkan kak Revan.

"Permintaan maaf ditolak!" Ucap Zahra tegas.

Semuanya langsung melihat kearah Zahra.

"Anak om telah menyakiti saudara saya. Dan saya yakin, Dea juga susah untuk memaafkan anak anda itu" Lanjut Zahra.

"... Ya, saya tau. Saya benar-benar minta maaf" Ucap ayah kak Revan lagi.

"Tidak papa. Semuanya sudah terjadi" Ucap papa lembut. Tapi, terselip rasa kecewa di ucapannya tersebut.

"Terimakasih. Terimakasih banyak. Kalau begitu, saya permisi dulu" Kak Revan dan ayahnya berdiri. Lalu pergi keluar.

"Menyebalkan!" Gumam Zahra.

"Minta maaf baru sekarang. Kenapa ngak dari dulu?!" Ucap bang Dean.

"Udah udah, cepat kalian semua tidur! Besok sekolah" Ucap mama.

Dan, semuanya langsung menuju ke kamar masing-masing.

MY KAKEL MY HUSBAND {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang